23. Persiapan

Arsen tidak tahu berapa lama dia melamun, namun sebuah sikutan dari Astrella membuatnya kembali memusatkan perhatian pada sekelilingnya. Menyadari bahwa sepupunya itu memanggilnya, sedangkan Diziel terlihat memandang keluar jendela melihat sesuatu.

"Kita sudah sampai, Yang Mulia." Astrella angkat bicara. Membuat Arsen sadar bahwa kereta kuda kerajaan yang mereka naiki itu pun memasuki kediaman Cresentra. Dari sini, dia bisa melihat beberapa orang sedang berdiri di depan mansion kediaman Cresentra, menunggu kedatangan mereka.

Salah satunya jelas adalah sosok yang sangat dikenali Arsen. Dan seketika hatinya terasa menghangat menyadari bahwa dia akan bertemu dengan sosok yang dia sayangi itu lagi. Bersamaan dengan kereta kuda yang berhenti di depan kediaman Cresentra, Arsen segera melangkah keluar dari dalam setelah pintunya terbuka.

Dan seketika dia dihadapkan dengan Elxyera yang terkejut setengah mati. Gadis itu bahkan lupa untuk membungkukkan badan memberi hormat seperti para pelayannya yang lain. Sedangkan Arsen di hadapannya tersenyum manis tanpa rasa bersalah sama sekali.

"A-apa yang--!! Se-selamat datang di kediaman Cresentra, Yang Mulia. Saya tidak menyangka Anda akan datang di waktu seperti ini."

Di satu sisi, Elxyera yang sama sekali tidak berpikiran dengan kehadiran Arsen disini. Hampir saja dia menuangkan isi pemikirannya, namun segera sadar lalu dengan cepat memberi hormat pada sang pria. Di belakang Arsen, dia bahkan bisa melihat Diziel yang turun dari dalam kereta kuda diikuti dengan Astrella dan Ivory.

Kenapa yang datang jadi ramai seperti ini??

Namun segera saja wanita itu kembali memberikan hormatnya bagi Astrella dan Duke Clifton yang telah kembali bersama asistennya. Pikirannya kacau seketika, tidak menyangka dengan satu hal ini.

"Tentu saja aku tidak bisa membiarkan tamuku pulang sendirian kan, tunanganku yang manis? Lagipula kudengar bahwa Duke Clifton dan asistennya ingin berkeliling kota, jadi kurasa aku bisa menemani untuk mendampingi."

Bagaikan tersambar petir, Elxyera tidak tahu harus bagaimana lagi. Awalnya dia merasa bisa tenang karena tidak perlu bertemu dengan Arsen hingga hari event kompetisi berburu dimulai beberapa hari lagi. Namun sekarang justru dia harus melihat Arsen disini.

Bukankah ini menyebalkan?? Dewa dataran Blanche, mengapa kau begitu jahat??

"Terima kasih atas perhatiannya, Yang Mulia. Namun bukankah Anda memiliki kesibukan lain di istana? Dalam beberapa hari lagi, kompetisi berburu akan--!!"

"Semuanya sudah terurus dengan baik. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya, Elxy. Lagipula Oberion dan Mervis sanggup menyelesaikan itu semua dalam beberapa waktu ketidakhadiranku di istana," potong Arsen kembali tanpa rasa bersalah. Senyuman di wajahnya bahkan naik satu centi seolah apa yang dilakukannya itu bukanlah sebuah kesalahan.

Ugh, Elxyera bahkan tidak tahu harus mengatakan apalagi untuk membalas ucapan Arsen. Entah mengapa pria ini justru sangat keras kepala. Namun sang wanita muda itu seketika tersentak ketika Arsen berjalan mendekatinya, membungkukkan badan untuk menyejajarkan bibirnya dengan sebelah telinga tunangannya.

"Lagipula semua orang juga tahu bahwa kau ini sama sekali tidak mengenal ibu kota dengan baik karena jarang keluar dari kediaman Cresentra, Elxy. Berterima kasihlah padaku ingin menemani agar kau tidak perlu mempermalukan dirimu di depan Duke Clifton dan asistennya jikalau kau tersesat di kota nanti," bisik Arsen membuat pipi Elxyera seketika merona karena malu.

Memangnya pria ini tahu apa tentangnya?? Mengapa sampai berkata seperti ini.

Arsen tertawa kecil melihat reaksi tunangannya yang manis, bahkan tidak bisa mengatakan apa-apa untuk membalasnya. Arsen pun mengangkat tangannya dan mengusap rambut sang gadis dengan lembut sejenak lalu berbalik memandang ketiga orang lainnya.

"Jadi apakah Anda masih punya keperluan di kediaman Cresentra, Duke? Jikalau tidak, mungkin kita bisa pergi sekarang?" tanya Arsen membuat Diziel pun kembali berpikir.

"Ah, jikalau Anda tidak keberatan menunggu sebentar, saya perlu menganti pakaian saya ke sesuatu yang lebih sederhana, Yang Mulia. Saya rasa akan terlalu mencolok jikalau saya pergi dengan penampilan seperti ini," ujar Diziel sedikit menunduk melihat penampilannya sendiri.

Dia mengenakan kemeja yang dihiasi dengan tiga pin berlambang di dada kanannya. Lengkap dengan jubah khusus berlambang kerajaan Frontina yang pastinya akan menarik perhatian beberapa orang.

Sedangkan Ivory sendiri mengenakan gaun berwarna biru yang terlihat formal. Wanita itu pasti akan kesulitan berjalan-jalan di kota dengan penampilan seperti itu juga. Menyadari bahwa penampilan Elxyera dan Arsen sendiri tidak terlalu mencolok, tidak mungkin kan Duke dan asistennya berpenampilan lebih megah dari sosok pemimpin masa depan kerajaan Fargaven.

"Ah, kalau begitu saya akan membantu Iv--Nona Ivory memilihkan pakaian untuknya. Tuan Puteri Astrella, saya rasa Anda juga pasti merasa tidak nyaman berpenampilan seperti itu pergi ke kota, kan? Mari ikut saya juga," ajak Elxyera yang segera berjalan melewati Arsen. Mencoba menenangkan diri untuk menghilangkan rona merah yang menghiasi pipinya dengan jelas.

"O-oh, ya." Astrella mengangguk singkat, menyadari penampilannya yang masih mengenakan gaun juga. Dia bahkan tidak sempat mengantinya karena Arsen sudah lebih dulu menariknya ke kereta kuda untuk mengantar Diziel dan Ivory kembali ke sini.

Senyuman manis menghiasi wajah Elxyera ketika melihat Ivory pun mengangguk sopan. Dia segera mengulurkan tangan meraih masing -masing sebelah tangan Astrella dan Ivory lalu menarik mereka ke arah mansion Cresentra tanpa mengatakan apa-apa lagi pada Arsen dan Diziel.

Sementara itu, ketika Arsen dan Diziel ditinggal di depan kediaman Cresentra bersama para pelayan, pria berambut hitam itu pun memandang Diziel lagi. "Saya akan menunggu, Duke. Tidak perlu merasa sungkan."

Arsen berucap meskipun matanya masih menatap sosok Elxyera yang segera menghilang di balik pintu mansion ketika wanita itu masuk ke dalam mansionnya. Diziel di sisi Arsen pun sejenak terdiam lalu mengangguk. Dia pun memberikan hormatnya lagi lalu berjalan memasuki mansion diikuti oleh satu pelayan laki-laki.

Ketika Arsen ditinggal sendirian bersama para pelayan Cresentra, mata pria itu seketika tertuju pada kepala pelayan yang bahkan tidak mengikuti Elxyera tadinya. River berdiri dengan sopan tidak jauh dari Arsen, seolah menunggu perintah langsung dari sang pria.

"Apa Duchess berada di mansion? Bagaimana kabar beliau sekarang?"

Pertanyaan itu dilontarkan Arsen, bertanya-tanya bagaimana kabar Xevera sekarang. Dia sempat mendengar dari Mervis bahwa kesehatan Duchess kembali menurun.

"Duchess sedang beristirahat di kamar, Yang Mulia. Keadaan beliau sudah lebih membaik dari kemarin. Tadi pagi Tuan Rigomir sudah datang memeriksa beliau dan memberikan beberapa obat."

Arsen mendengarkan penjelasan River dengan baik, lalu kembali berpikir dalam diam. Seketika sang pria mengambil langkah kecil menaiki tangga menuju mansion keluarga Cresentra. River pun terlihat mengikut di belakangnya tanpa berbicara apa-apa lagi.

"Aku ingin bertemu dengan Duchess."

Itu hanyalah satu permintaan sederhana dari sang Putra Mahkota. Dan River segera mengangguk tanpa berkata apapun lagi. Dengan segera menuntun Arsen menuju kamar yang ditempati Xevera untuk beristirahat.

--

"Pakaian itu tidak cocok kau kenakan dalam kondisi seperti ini, Nona Ivory."

Di kamar Ivory, terlihat tiga orang perempuan muda sedang memeriksa pakaian dari dalam lemari. Sebenarnya, hanya Ivory yang terlihat mengeluarkan pakaiannya dan Astrella serta Elxyera memilih mana yang cocok.

Kedua gadis bangsawan dari Fargaven itu terlihat duduk di sofa tengah ruangan yang menghadap ke arah lemari di sisi kiri ruangan, pada Ivory yang terlihat memilih pakaian yang cocok dia kenakan. Namun Astrella ternyata begitu teliti dengan penampilan sehingga gadis yang paling muda itulah yang sedari tadi mengomentari pakaian yang dipilih Ivory.

Semuanya memang terlihat cantik, namun Astrella memikirkan kemungkinan yang bisa terjadi dengan pakaian yang ditunjukkan Ivory. Karena semua pakaian itu terlihat memiliki bahan yang tebal, sehingga bisa saja membuat Ivory merasa kepanasan dengan cuaca Fargaven yang jelas berbeda dengan cuaca di Frontina.

"Hehe, saya sebenarnya tidak masalah mengenakan pakaian ini, Yang Mulia." ujar Ivory ketika melirik sebuah atasan dilengkapi dengan bulu-bulu yang menghiasi di bagian kerahnya. Pakaian itu bahkan terlihat formal di mata Elxyera. Dan dia kagum sekaligus khawatir bahwa pakaian Ivory semuanya memiliki bahan yang tebal sehingga pasti akan terasa panas menggunakannya.

"Tapi kau pasti akan mati kepanasan mengenakannya di kota Fargaven yang disinari matahari ini. Padukan rok yang itu dan kemeja yang disana saja," ungkap Astrella tanpa berpikir dua kali dan memilihkan pakaian yang menurutnya cocok. Dia lalu menunjuk sebuah rok span berwarna abu-abu gelap panjang semata kaki. Lalu pada sebuah kemeja putih lengan pendek yang tergantung di sisi kanan lemari.

"Ah, aku rasa itu juga akan cocok untukmu, Ivory. Tubuhmu tinggi, sehingga pasti akan terlihat cantik," sahut Elxyera ikut berbicara saat melihat pakaian yang dimaksudkan Astrella.

Tanpa berpikiran panjang, Ivory pun mengambil kedua pakaian tersebut, memeriksanya sejenak di hadapan cermin dan mengangguk singkat. Ternyata pilihan dari Astrella pun tidak buruk. Dia pun segera berbalik dan tersenyum ramah. Tidak menyangka bahwa ternyata Putri Astrella adalah sosok yang begitu blak-blakkan namun juga baik hati dalam memberikan masukan baginya.

"Terima kasih, Yang Mulia. Kalau begitu saya akan mengganti pakaian saya sebentar," ungkapnya dengan sopan lalu segera berjalan ke arah pintu kamar mandi di dalam kamar itu. Meninggalkan Elxyera dan Astrella yang duduk di sofa dalam kamar. Seketika keheningan memenuhi tempat itu ketika Ivory masuk ke dalam kamar mandi.

Rasanya cukup canggung karena Elxyera ditinggalkan dengan seorang gadis yang bahkan tidak menyukai kehadiran Elxyera di kehidupan sang gadis sebelumnya. Namun mengingat bagaimana sikap Astrella padanya ketika berada di kediaman Wilfred, sepertinya wanita ini tidak seburuk di kehidupan Elxyera yang sebelumnya.

"Maafkan kami karena datang tanpa mengirim pemberitahuan terlebih dahulu."

Ucapan itu menarik perhatian Elxyera. Dia melihat gadis berambut biru gelap sebahu yang ternyata memandangnya itu pun angkat bicara. Apa yang dimaksudkan Astrella adalah kehadiran Arsen dan sang gadis disini?

Meskipun mengejutkan, Elxyera rasanya tidak masalah jikalau keduanya datang. Toh Arsen itu adalah tunangannya, jadi rasanya akan menjadi hal normal jikalau keluarga kerajaan datang berkunjung di tempatnya. Sang gadis berambut pirang seketika mengeleng singkat tanda bahwa dia tidak mempermasalahkannya.

"Sama sekali bukan masalah besar, Tuan putri. Saya memang terkejut dengan kehadiran Anda dan Yang Mulia Putra Mahkota. Namun saya...senang bisa bertemu dengan Anda."

Elxyera sedikit melirik ke arah lain ketika mengungkapkan itu. Pipi itu sedikit bersemu merah karena malu mengakuinya. Oh, jangan salah sangka. Dia tidak menyangka bisa bertemu dengan Arsen, namun dia tentu senang bisa melihat Astrella. Mungkinkah ini bisa menjadi kesempatan yang bagus untuknya menambah teman?

Walaupun hati kecilnya pun juga mengkhianati dirinya ketika melihat kehadiran Arsen tadi. Entah mengapa sang pria selalu saja menarik perhatiannya walaupun Elxyera berusaha menjauh darinya.

"Benarkah? Denganku juga? Bukan hanya dengan Yang Mulia Putra Mahkota?" tanya Astella dengan cepat sehingga itu sedikit mengejutkan Elxyera.

Karena di satu sisi, Astrella sama sekali tidak menyangka dengan jawaban tersebut. Ketika pandangannya kembali bertemu dengan Elxyera, sang gadis berambut pirang bisa melihat binaran di mata Astrella. Apa gadis muda ini pun ingin bertemu dengannya?

Pipi Elxyera kembali merona tipis mendengar Arsen disebutkan. Namun tentu saja dia bukan hanya akan menyambut Arsen saja kan. Sejak pesta minum teh di kediaman Wilfred, Elxyera merasa bahwa mungkinkah dia bisa mencoba dekat dengan Astrella juga?

Mungkin dengan hubungan baik mereka, ketika pertunangan itu dibatalkan, Elxyera masih bisa menjalin hubungan yang baik dengan keluarga kerajaan.

"Tentu saja, Tuan Puteri. Lagipula kita akan menjadi keluarga, kan. Saya rasa tidak ada salahnya jikalau saya ingin dekat dengan keluarga Yang Mulia Putra Mahkota juga," jelas Elxyera. Namun satu kata itu saja sudah membuat Astrella merasa senang. Baru kali ini ada orang yang berniat dekat dengannya seperti ini. Dia pun sedikit menunduk dengan ekspresi ragu akan sesuatu.

Kata menjadi keluarga itu seketika membuatnya bahagia. Dan benar saja dengan apa yang diharapkannya. Elxyera vel Cresentra adalah sosok yang bisa menerimanya seperti ini.

"Ta-tapi Anda tidak akan merasa aneh dengan...gaya berbicara saya yang terlalu blak-blakkan kan?"

Elxyera seketika memiringkan kepalanya, sedikit bingung dengan maksud dari ucapan Astrella yang terlihat mengkhawatirkan sesuatu itu. Hingga dia tersadar apa yang dimaksudkan sang gadis. Mengingat bagaimana cara berbicara Astrella yang terlalu frontal bahkan terkadang tidak bisa di rem itu.

Seketika Elxyera mengingat dirinya ketika menjadi jahat dengan kata-kata tajam yang selalu dilontarkannya pada Avyce dulu. Rasanya ingin menertawakan dan menangisi kebodohan dan kegilaannya dulu.

'Tenang saja, Tuan Putri. Saya sama sekali tidak keberatan dengan itu, mengingat diri saya yang dulu bahkan jauh lebih buruk dari Anda. Saya yakin Anda adalah anak yang baik,' batin Elxyera dalam hatinya mengingat sikapnya yang ingin dilupakannya itu. Tentu dia tidak akan mempermasalahkan sikap seorang remaja yang hanya akan berbicara frontal dan blak-blakkan kan. Bahkan Astrella jauh lebih baik daripada Elxyera yang dulu.

"Tidak masalah, Tuan Putri. Saya justru tidak merasa itu merepotkan. Lagipula...Anda pernah menyelamatkan saya sekali, kan. Saya justru senang dengan sikap Anda yang seperti itu. Jadilah diri Anda apa adanya, Tuan Puteri," jawab Elxyera tanpa ragu. Sedangkan Astrella yang mendengar itu seketika membelalak.

Tidak menyangka kalau Elxyera menyadarinya. Tunggu, apa wanita muda di depannya ini menyadari tentang perdebatan kecilnya dengan Nona Norine beberapa hari yang lalu? Pipinya seketika merona merah tipis. Pasti dia bergumam tidak jelas tanpa sadar lagi ketika di pesta. Dan mungkin saja Elxyera mendengarnya. Sudah menjadi salah satu kebiasaan Astrella yang tidak bisa dihilangkan.

"Anda menyelamatkan saya dari ungkapan Nona Norine, kan? Saya sangat berterima kasih. Saya tahu di balik sikap Anda yang keras itu, Anda merupakan Tuan Puteri yang baik dan hebat," lanjut Elxyera dengan jujur. Sama sekali tidak menganggap bahwa sikap Astrella di dunia ini adalah sesuatu yang buruk.

Dia memang tidak punya hubungan baik dengan Astrella di kehidupan sebelumnya. Namun mengingat bagaimana Astrella begitu baik pada Avyce, dia yakin kalau gadis ini pun pastinya merupakan sosok yang baik.

Namun di satu sisi, Astrella membeku di tempatnya. Satu lagi jawaban yang tidak dia sangka akan dengar dari orang lain, terutama Elxyera. Itu mengingatkannya pada Arsen dan kakaknya. Kedua sosok itu bahkan tidak pernah mempermasalahkan sikap Astrella yang seperti itu. Namun melihat dia mendapatkan sosok seperti itu juga dari Elxyera, membuat sang gadis merasa begitu senang.

Dia segera beranjak dari duduknya, mengulurkan tangannya meraih tangan Elxyera dan menggenggamnya begitu erat sehingga membuat sang gadis berambut pirang itu sedikit mundur dan terkejut. Dia tidak takut, namun tidak menyangka Astrella akan segera beranjak seperti itu dengan cepat.

"Terima kasih atas ucapanmu, Tuan Puteri!" seru Astrella dengan tegas membuat Elxyera sedikit bingung. Ada apa dengan perubahan sikap sang gadis yang sedrastis ini?? Dia bisa melihat Astrella yang sedikit menunduk dan bergumam serius.

"Kalau saya laki-laki, saya pasti akan langsung merebut Anda dari Putra mahkota," gumamnya dengan suara kecil seraya menundukkan kepalanya.

"E-eh, Anda bilang apa?"

"Bolehkah aku memanggilmu kak Elxy?" tanya Astrella seketika meralat ucapannya dan memandang Elxyera dengan serius kembali. Gadis muda itu bahkan sudah tidak menggunakan bahasa formal lagi. Sedangkan sang gadis berambut pirang yang terlihat bingung di hadapannya kembali dikejutkan dengan pertanyaan itu.

'A-apa?' Elxyera tidak bisa berhenti terkejut dengan apa yang dilihatnya.

Apa yang membuat Astrella sampai bisa berubah seperti ini?? Elxyera seketika merasa gugup namun juga tidak menyangkanya. Ini terlalu berbeda dari yang Astrella ingat. Bahkan tatapan serius itu terlihat berbeda. Genggaman tangan Astrella yang tidak pernah didapatkannya di kehidupan sebelumnya ini, terasa bersahabat.

Entah mengapa rasanya dirinya seperti berada di tempat yang seharusnya dimiliki oleh Avyce.

Apakah tidak masalah dia berpikiran seperti itu?

"Tentu, tidak masalah. Jikalau Anda merasa nyaman dengan panggilan itu, saya pun tidak merasa keberatan, Tuan Puteri." Pada akhirnya Elxyera mengangguk lembut dan tersenyum tipis. Tidak mempermasalahkannya. Jikalau itu bisa membuat hubungannya dengan Astrella membaik, dia tentu tidak keberatan. Lagipula dia tentu ingin berteman dengan Astrella juga.

Dia tidak menyangka bahwa sang gadis ternyata memiliki sisi yang manis seperti ini juga. Andaikan dia dan Astrella pun dekat di kehidupan sebelumnya, mereka bahkan mungkin bisa membuat hubungan pertemanan yang baik.

"Jangan bersikap formal padaku lagi," tukas Astrella cepat dengan serius lagi membuat Elxyera tersentak dan tertawa kecil. Melihat Elxyera mengangguk kecil lagi,senyuman tipis menghiasi wajah Astrella ketika mendapatkan jawaban yang diinginkannya dari Elxyera. "Tapi terima kasih, kakak."

Entah mengapa melihat Astrella yang seperti ini mengingatkan Elxyera pada Arsen. Keras kepala dan terkadang memaksa. Namun di satu sisi ternyata memiliki sisi yang baik. Setidaknya itulah yang dia lihat dari Arsen yang ada di dunia ini, berbeda dengan yang sebelumnya dia temui di kehidupannya dulu.

Apa dewa mengubahnya untuk melihat bagaimana Elxyera menghadapi dunia baru ini?

Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat Astrella dan Elxyera segera berbalik. Sang gadis berambut biru sebahu itu bahkan masih belum melepaskan genggaman tangannya pada Elxyera ketika melihat Ivory melangkah keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian yang telah digantinya.

"Eh, apa yang saya lewatkan?"

--🗝️--

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top