16. Aku bertemu Duke of Evenezer dan Asistennya
Pagi ini bukanlah pagi yang baik bagi Elxyra. Kepalanya terasa sakit, dan matanya merah membengkak karena menangis semalaman. Telinganya bahkan berdengung karena sesuatu, dan pikirannya tidak bisa menepis suara hujan yang didengarnya semalaman itu. Dia pun memandang wajahnya di depan cermin kamarnya ketika Irvette sedang membantu menyisir rambutnya.
"Apa Anda masih merasa pusing, Tuan Puteri? Saya akan meminta pelayan menyiapkan teh untuk Anda," ujar Irvette dengan lembut seraya menyisir rambut panjang Elxyera dengan hati-hati. Semalam, dia berhasil menenangkan majikannya dan Elxyera kembali tertidur setelah satu jam penuh menangis di tengah malam berhujan.
Namun ketika Nonanya bangun pagi ini, keadaan Elxyera jelas tidak baik-baik saja. Elxyera sendiri merasa kacau sejak bangun pagi ini. Semalam itu jelas adalah mimpi buruk. Apakah itu efek karena terlalu lama berdekatan dengan Arsen kemarin? Mengingatkannya akan kenangan buruk saja. Dan jati dirinya yang begitu buruk dulunya.
Rasanya Elxyera ingin lari bersembunyi, mengingat betapa kurang ajarnya dia dulunya. Sikap tidak pantas yang tidak patut ditunjukkan seorang Lady. Meskipun dia penuh dengan amarah, tentu saja Elxyera merasa dia tidak bisa bersikap seperti itu. Sekarang dia sadar bahwa itu sangat tidak sopan.
"Terima kasih, Irvette. Maafkan aku karena merepotkanmu," lirihnya lembut membuat Irvette segera menggeleng cepat. Dia sama sekali tidak merasa direpotkan dengan permintaan Elxyera. Sudah menjadi tugasnya untuk mendampingi dan membantu Elxyera. Bahkan menyiapkan keperluan wanita itu.
"Apa hari ini Ayah akan pulang?" tanya Elxyera kemudian, mengingat tanggal berapa sekarang. Rasanya Ayahnya akan pulang hari ini atau besok. Meskipun dia tidak tahu kepastian sebenarnya. Irvette pun mengangguk singkat.
"Benar, Tuan Puteri. Hari ini Tuan Duke akan kembali. Namun saya dengar bahwa beliau tidak datang sendirian. Duke of Evenezer pun akan datang bersama beliau untuk mengunjungi Emperor.
Mata Elxyera mengerjap beberapa kali mendengar ucapan itu, mengingat-ngingat kembali ke masa lalu yang dicobanya dikubur dalam-dalam itu. Namun kalau itu satu-satunya cara mencari informasi dari masa lalunya, Elxyera tentu harus mencoba mengingatnya, kan.
Duke of Evenezer merupakan Duke dari kerajaan lain. Kalau tidak salah, dia berasal dari kerajaan Frotina, sisi Utara daratan Blanche.
"Apa yang kau maksudkan adalah Tuan Duke Diziel vir Clifton? Kudengar beliau menggantikan posisi Ayahnya yang sakit parah sebagai Duke of Evenezer setahun lalu." Elxyera mengingat-ngingat satu memori kecil yang selama ini diabaikannya bersama beberapa memori lainnya. Dulu saat dia menjadi tunangan Arsen, dia memang harus mengingat para petinggi di kerajaannya, bahkan di kerajaan lain.
Salah satunya adalah Diziel vir Clifton, pemuda yang mengemban jabatan Duke di usianya yang keenam belas tahun karena Ayahnya sakit parah. Jabatan itu diberikan padanya atas keinginan Ayahnya, dan sejak usia muda, sang pemuda sudah harus mengemban tugas seberat itu sebagai Duke of Evenezer. Kalau tidak salah, sekarang pria itu seumuran dengan Elxyera.
"Ah, iya, Tuan Puteri! Saya tidak tahu banyak, namun beliau masih begitu muda dan dikatakan sebagai seorang jenius dari Utara. Kedatangan beliau ke Fargaven hari ini mungkin untuk menyampaikan beberapa hal pada Emperor Fargaven."
Irvette memang hanya pelayan biasa, namun wawasan wanita itu cukup luas. Sedangkan Elxyera sendiri mendengarkan dalam diam. Mengingat-ngingat dari wajah pria yang pernah ditemuinya beberapa kali dalam acara sosial resmi antar kerajaan. Apapun urusan pria itu di kerajaan Fargaven, sebenarnya bukan hal yang harus dipusingkan oleh Elxyera, kan.
Namun terkadang sosok terpandang yang hebat seperti itu menarik perhatian orang-orang. Elxyera juga ingat dulu Arsen pernah memuji pemuda itu karena kepintarannya dalam mendampingi pemimpin dari kekaisaran Frontina. Sosok yang patut di hormati. Kalau nantinya Elxyera tidak menjadi tunangan Arsen lagi dan dia diharuskan meneruskan nama keluarga Cresentra, mungkin rasanya ada baiknya jikalau dia mencoba mengenal petinggi dari kerajaan lain.
"Saya dengar ketampanan beliau bahkan menjadi rumor yang tersebar kemana-mana," seru Irvette yang masih saja melanjutkan ucapannya memikirkan Duke muda itu. Sedangkan Elxyera segera tertawa kecil melihat tingkah maidnya tersebut. Mengakui bahwa dari memorinya, pria itu memang memiliki paras yang menarik. "Tidak ada yang tahu apakah beliau sudah memiliki pendamping atau tidak."
"Haha, apa dia semenarik itu, Irvette?" tanya Elxyera yang tertawa kecil, memandang tingkah lucu Irvette dari cermin di hadapannya. Segera saja wanita muda berambut merah itu memusatkan perhatiannya kembali pada Elxyera dari cermin besar itu, dan menggembungkan pipinya.
"Tuan Puteri sendiri tidak menyadarinya? Katanya beliau bahkan bisa menyaingi ketampanan Putera Mahkota!" sahut Irvette dengan percaya diri membuat Elxyera kembali tertawa lucu. Mendengar ada yang membandingkan Arsen dengan orang lain itu terasa lucu.
"Ah, namun bukan maksud saya membandingkan Putera Mahkota dengan orang lain. Di kekaisaran Fargaven, Putera Mahkota bahkan merupakan cahaya yang begitu indah. Saya yakin tidak akan ada yang bisa membandingi beliau!" lanjut Irvette lagi ketika sadar mungkinkah ucapannya terdengar seperti memandingkan. Lagipula bahkan jikalau dia berbicara seperti itu pada Elxyera, Nonanya ini pasti akan tetap memihak Putera Mahkota, kan.
Senyuman tipis menghiasi wajah Elxyera, mengangguk lembut mendengar penuturan akhir dari Irvette. Memang, Arsen memiliki karisma dan ketampanannya sendiri. Namun sayangnya Elxyera sudah tahu siapa yang akan menjadi pasangan hidup Arsen di masa depan. Sehingga dia memilih untuk mengabaikan pikiran itu dan mengingat-ngingat informasi tentang Duke Diziel vir Clifton.
Kalau tidak salah matanya berwarna hijau? Dan rambut itu seperti warna abu-abu gelap. Mungkin memori Elxyera akan membaik setelah melihat langsung pemuda tersebut. Dia jadi bertanya-tanya kapan Ayahnya akan pulang. Semoga saja dia bisa menyambut tamu mereka dengan keadaannya yang sudah membaik nantinya.
"Saya sudah selesai menata rambut Anda, Tuan Puteri. Kalau begitu saya akan menyiapkan teh untuk Anda," sahut Irvette kemudian saat tangan itu selesai menyisir dan menata rapi rambut Elxyera. Rambut itu dibiarkan setengah tergerai, namun Irvette mengikat setengah bagian belakangnya dengan jepitan rambut berbentuk bunga mawar Rubellite. Itu terlihat cantik di rambut majikannya.
"Hmm, terima kasih, Irvette. Aku akan menunggu."
Sekali lagi kepala Elxyera mengangguk, dia melihat Irvette yang memberi hormat padanya lalu berjalan keluar dari kamarnya. Setelah pintu kamar itu tertutup, sang wanita muda berambut pirang itu menghela nafas panjang dan menjatuhkan wajahnya bersandar pada meja rias di hadapannya.
Entah mengapa rasanya malas sekali menjalani hari ini. Apalagi mengingat kalau mimpi semalam itu bukan hanya mimpi belaka, namun mungkin akan kembali terulang di masa depan karena merupakan potongan dari kehidupan sebelumnya. Oh, Elyxera berharap itu tidak akan terjadi karena Elxyera tidak akan mengganggu urusan Avyce dan Arsen kedepannya nanti.
Namun kehadiran pria itu di sisinya membuat Elxyera semakin sulit melepaskan diri. Arsen yang ada disini jelas berbeda. Dan pria itu sialnya bisa membuat Elxyera merasa begitu berdebar tiap saat. Sentuhan sang pria yang membuatnya terbuai, membuat Elxyera sekali lagi menghela nafas panjang. Kenapa disaat dia berusaha mencoba melupakan Arsen, Pria itu justru kembali ke benaknya seperti ini.
Perhatian Elxyera pun tertunduk, memandang bandul kalung yang tergeletak di atas meja itu. Ini kalung pemberian Arsen untuknya. Hadiah yang sederhana, namun Elxyera merasa tidak kuasa membuangnya. Selama beberapa hari ini dia mungkin perlu menyimpannya. Agar Arsen tidak curiga.
Mungkin juga benda ini yang membuatnya bermimpi buruk. Bicara tentang sugesti, dia sudah terlalu banyak berpikir. Wanita muda itu kembali duduk tegap, meraih kalung tersebut dan segera memasangnya di lehernya. Setelahnya, perhatiannya kembali terpusat pada penampilannya di cermin.
Tidak lama kemudian, suara kereta kuda segera menarik perhatian Elxyera. Wanita muda itu menolehkan kepalanya ke arah jendela, mencoba memfokuskan pendengarannya memastikan apakah dia tidak salah dengar. Rasanya memang dia tidak salah dengar dengan suara itu, dan segera saja dia berjalan mendekati jendela kamarnya untuk mengintip keluar.
Diluar sana, pagar besar kediaman Cresentra terbuka lebar dan sebuah kereta kuda meluncur masuk ke dalam kediaman sang Duke. Namun bukan hanya ada satu kereta kuda disana, melainkan dua buah kereta kuda berwarna berbeda, dengan lambang yang berbeda pula.
Warna biru muda yang menghiasi kereta kuda bagian belakang itu mengejutkan Elxyera. Sedangkan kereta kuda lain di bagian depan jelas tidak asing baginya. Ayahnya sudah pulang, dan tentunya datang bersama tamu yang ditunggu-tunggu.
"Tuan Puteri!"
seruan itu kembali didengar Elxyera ketika pintunya terbuka. Kepalanya membalik sejenak, memandang Irvette yang baru saja beberapa lalu meninggalkan ruangannya. "Tuan Duke sudah kembali!"
--•--
Elxyera berdiri di depan mansionnya bersama River di sisinya. Kepala sang gadis sedikit menunduk memandangi kereta kuda yang sudah berhenti total di depan kediaman Cresentra. Keduanya masih belum terbuka, namun itu hanya akan menjadi masalah waktu. Karena ketika kereta kuda bagian depan terbuka, Elxyera segera membungkukkan badannya sopan memberi hormat.
"Selamat datang kembali, Ayah."
Elxyera memberikan hormat pada Hellion vel Cresentra yang telah tiba di rumah. Pria itu memandang puterinya sejenak, lalu kepada para pelayan lain yang juga memberi hormat. Sesaat kemudian, kepalanya mengangguk dan tangannya memberikan isyarat agar semuanya berhenti memberi hormat.
"Terima kasih sambutannya, Puteriku," ujar Hellion pelan. Membuat Elxyera yang kembali mendongak pun tersenyum manis.
Hari ini, Xevera vel Cresentra tidak menyambut suaminya. Wanita lembut itu kembali jauh ke dalam kondisi yang kurang baik hari ini. Mungkinkah karena kemarin ibunya memaksakan diri dalam menyambut kedatangan Putera Mahkota? Elxyera tidak tahu mana yang benar, namun dia tidak ingin ibunya justru memperburuk diri dengan menyambut Hellion hari ini.
"River, aku ingin kau menyiapkan dua kamar untuk tamu kita hari ini. Seperti yang sudah kalian dengar, Duke Diziel vir Clifton akan tinggal di kekaisaran Fargaven selama beberapa hari bersama pendampingnya. Aku ingin kau menyiapkan yang terbaik."
Hellion segera memandang River, dan tanpa pikir panjang memberikan perintah pada kepala pelayan itu.
"Baik, Duke." Segera saja River mengiyakan perintah Hellion, lalu berbalik untuk berbicara pada beberapa pelayan untuk menyiapkan kamar yang dimaksudkan. Tidak lama kemudian, beberapa pelayan segera memasuki mansion Cresentra lagi untuk menyiapkan semuanya.
Sedangkan Elxyera sedari tadi hanya diam di tempat. Wanita itu sudah berhenti memberi hormat, namun dia tentu tidak bisa langsung pergi begitu saja. Dia harus menyambut tamu yang datang ke kediamannya, tentu saja.
Hellion sedikit meliriknya, dan dari tatapan itu Elxyera sudah tahu kalau Ayahnya menyuruhnya mengikutinya. Sang Duke pun melangkahkan kakinya mendekati kereta kuda lain di belakang kereta kuda Cresentra.
Kusirnya segera membukakan pintu bagi siapapun sosok yang berada di dalam. Dan tidak lama kemudian seorang pria tinggi keluar dari dalam kereta. Rambut abu-abu gelap itu segera ditangkap pengelihatan Elxyera. Tidak salah lagi, pemuda yang keluar dari kereta kuda itu adalah Diziel vir Clifton.
Pemuda itu melangkah keluar dari dalam kereta, namun segera berbalik untuk meraih tangan wanita muda yang terulur dari balik ambang pintu kereta kuda, berniat keluar dari dalam. Tidak lama kemudian, seorang wanita muda berambut biru gelap panjang sepinggang yang nampak anggun keluar dari dalam kereta.
"Selamat datang ke kediaman Cresentra, Duke Diziel vir Clifton dan Nona Ivory Azurrio." Hellion segera memberi hormat, diikuti dengan Elxyera dan juga beberapa pelayan yang masih menunggu di depan kediaman Cresentra itu. Sedangkan pria berambut abu-abu gelap yang diberi hormat itu tersenyum tipis.
"Terima kasih banyak, Duke Cresentra. Terima kasih atas sambutannya. Saya tidak menyangka bahwa perjalanan ke Fargaven akan sejauh itu. Namun saya merasa takjub bisa datang ke kediaman Anda," pujinya pada Hellion ketika pria yang lebih tua itu kembali menegakkan badannya. Dia membalas hormat Hellion diikuti wanita muda berambut biru di sisinya.
Elxyera di sisi Hellion pun terdiam. Dia menunggu saat yang tepat untuk memperkenalkan diri pada dua tamu itu, namun perhatian Diziel sudah lebih dulu tertuju padanya dengan penasaran, lalu menampilkan ekspresi seolah mengingat sesuatu.
"Ah, apakah Anda Puteri Mahkota kerajaan Fargaven? Salam kenal, Tuan Puteri. Perkenalkan nama saya Diziel vir Clifton, Duke dari Frontina. Dan ini asisten saya." Diziel segera memberi hormat kembali pada Elxyera, membuat gadis itu tersentak dan mengangguk singkat. Perhatian Diziel sesaat melirik Elxyera dan berbalik melirik wanita muda di sisinya.
Namun pergerakan Diziel pun maju mendekat, membuat Elxyera sedikit terkejut. Tangan kanannya segera diraih pria berambut abu-abu itu dan seketika Elxyera merasakan punggung tangan kanannya dikecup lembut oleh Diziel. "Suatu kehormatan bisa bertemu cahaya kekaisaran Fargaven."
Elxyera membeku di tempat mendapatkan perlakuan itu. Namun dia tidak berlama-lama terdiam dan tersenyum manis untuk menghilangkan kekakuannya. Tangannya pun dilepas lembut oleh Diziel yang menatapnya dengan netra hijau indahnya dan Elxyera segera menarik tangannya pula. Gadis itu tidak menyangka akan sapaan itu.
Mata merah muda sang gadis lalu melihat ke arah wanita muda di sisi Diziel yang tersenyum anggun pada Elxyera. Segera saja wanita muda berambut biru gelap itu memberi hormat sekali lagi dengan sopan. "Salam bagi cahaya kekaisaran kerajaan Fargaven, Tuan Puteri. Perkenalkan, nama saya Ivory Azurrio. Asisten Duke Clifton."
"Ah, terima kasih Tuan Duke Clifton dan Nona Azurrio. Saya Elxyera vel Cresentra. Suatu kehormatan bagi saya bisa menyambut Anda di kediaman saya," balasnya kembali membungkuk sopan. Mengesampingkan pemikirannya yang dipenuhi pertanyaan.
Elxyera sedikit terkejut dengan sapaan khas Fargaven itu. Apalagi diberikan oleh Diziel dan Ivory. Mungkin itu menjadi hal umum yang harus dipelajari oleh orang luar, namun entah mengapa ada yang membuat Elxyera merasa tidak asing dengan Diziel dan Ivory. Diziel tadi bilang wanita ini asistennya kan? Padahal Elxyera bahkan berpikir kalau wanita ini adalah isteri Duke Clifton atau tunangannya. Tapi sepertinya bukan.
Elxyera tidak menyangka kalau berita tentang dirinya sudah tersebar luar ke berbagai area di daratan Blanche. Dia memang sering menemani Arsen ke berbagai acara sosial kerajaan lain, namun dia tidak menyangka dirinya akan memberikan kesan seperti itu. Padahal dia baru bertunangan dengan Arsen selama kurang lebih tiga bulan dan belum banyak pula acara yang dihadirinya bersama Arsen.
Merasa perkenalan itu sudah selesai, Hellion berdehem singkat, membuat perhatian orang-orang yang ada disana tertuju pada pria itu. "Kalau begitu, mari masuk, Tuan Duke dan Nona. Kami telah menyiapkan ruangan untuk Anda berdua beristirahat dan jamuan untuk Anda. Barang-barang Anda pun akan segera dibawakan."
Ajakan itu terdengar sopan, dan segera saja Diziel menganggukkan kepalanya. "Terima kasih, Duke Cresentra."
Pemuda berambut abu-abu itu segera melangkah mengikuti Hellion yang telah selesai berbicara pada River. Lalu melangkah ke mansion Cresentra. Elxyera sendiri yang terdiam sejenak, ikut melangkah ketika Ivory melewatinya dengan sopan, tersenyum lembut lalu mengikuti tuannya memasuki kediaman Cresentra.
Elxyera merasa hari ini akan menjadi hari yang panjang baginya. Namun setidaknya kedatangan tamu berarti dia bisa mengalihkan perhatiannya dari mimpi yang buruk itu, kan. Dia pun ikut melangkahkan kakinya mengikuti para tamu memasuki kediaman Cresentra.
--🗝️--
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top