11. Putera Mahkota bertemu dengan Duchess

Kereta kuda kerajaan itu segera memasuki kediaman keluarga Duke Hellion vel Cresentra, dan para pelayan pun sendiri sudah terlihat berdiri di depan mansion besar Duke seolah menunggu kedatangan kereta kuda tersebut.

Tidak lama kemudian, semuanya memberi hormat ketika sang kusir membukakan pintu kereta kuda dan Arsen turun dari dalam kereta kuda bersama Elxyera di sisinya.

"Selamat datang di kediaman Cresentra, Yang Mulia."

Suara itu membuat Elxyera menganga, mendapati sosok ibunya yang sudah berdiri di depan kediaman Cresentra bersama beberapa pelayan lain dan River sebagai kepala pelayan di rumahnya.

Dia tidak tahu ibunya akan memaksakan diri untuk menyambut putera mahkota, mengingat Hellion vel Cresentra sedang tidak ada di rumah karena perjalanan ke kota lain.

Di samping Elxyera, Arsen tersenyum manis pada calon ibu mertuanya, lalu membungkukkan badannya sopan membalas hormat Xevera. Meskipun dia memiliki derajat yang memang lebih tinggi, tentu saja dia menghormati Duchess dari keluarga Cresentra, mengingat wanita ini adalah ibu dari Elxyera.

"Terima kasih banyak, Duchess. Maafkan saya karena mengganggu di saat seperti ini. Bagaimana kabar Anda? Padahal Anda tidak perlu memaksakan diri untuk menyambut saya," tanyanya lembut pada wanita yang lebih tua itu, namun Xevera hanya tertawa kecil dan menggeleng singkat. Merasa tidak keberatan menyambut tamunya, apalagi karena yang datang adalah Putera Mahkota secara langsung bersama Puterinya.

"Tidak apa-apa, Yang Mulia. Kabar saya baik-baik saja, terima kasih atas perhatian Anda. Saya justru berterima kasih karena Anda telah menjaga puteri saya dengan sangat baik," balasnya memandang Elxyera sejenak.

Gadis muda itu segera memalingkan wajahnya yang merona merah ke arah lain, mengundang senyuman kembali di wajah wanita yang lebih tua sebelum kembali memandang Arsen.

Pria itu justru segera merangkul Elxyera, menarik gadis muda itu mendekat sehingga mendongak terkejut. Dia memang tidak terbiasa dengan sikap Arsen yang seperti ini, tapi bukankah Arsen harusnya sadar terlalu banyak sentuhan justru membuat Elxyera merasa tidak nyaman? Rasanya dia jadi ingin memukul kepala sang pria kalau saja tidak ada ibunya dan pelayan lainnya disini.

"Hoho, saya melihat bahwa hubungan Anda dan puteri saya semakin hari semakin membaik. Kalau begitu, mari masuk, Yang Mulia. Saya harap Anda sedang tidak terburu-buru, Yang Mulia?  Kami sudah menyiapkan hidangan untuk Anda," undang Xevera kemudian, membuat wajah Elxyera pucat pasi. 

Padahal dirinya berharap ibunya tidak mengundang pria ini masuk ke dalam rumah, atau setidaknya Arsen punya urusan mendadak yang mengharuskannya segera kembali ke istana.

"Tentu tidak, Duchess. Saya dengan senang hati akan menerima ajakan Anda," jawabnya ringan, membuat Elxyera semakin kesal. Arsen bahkan tidak bisa menghadiri pesta minum teh yang diadakan Finna, namun tanpa pikir panjang segera menerima undangan Xevera.

Ada apa dengan pria satu ini??

Xevera menganggukkan kepalanya lembut dan membalikkan badan, berniat mengantar Arsen menuju tempat yang akan menjadi tempat menjamu sang Putera Mahkota. Sedangkan Elxyera segera saja ditarik oleh Arsen yang mulai melangkah. Pria itu tertawa kecil kembali melihat ekspresi cemberut tunangannya, lalu semakin mengeratkan rangkulannya tanpa berniat menyakiti sang wanita.

"Apa kau tidak sabar menghabiskan waktu denganku, Elxy?" bisik Arsen di telinga Elxyera, menundukkan kepalanya untuk menyejajarkan mulutnya dengan telinga sang gadis. Namun Elxyera segera mengalihkan pandangannya ke arah lain, merasa wajah menawan tunangannya terlalu dekat. 

"Yang Mulia, Anda terlalu dekat," peringatnya lagi menatap tajam Arsen, membuat pria itu tertawa kecil kembali dan menarik diri dari sang tunangan. Walaupun pada akhirnya rangkulan itu tidak dilepaskannya hingga mereka tiba di ruang tamu lantai satu mansion kediaman Cresentra.

Setibanya mereka di ruang tamu, Xevera duduk di sofa sebelah kanan, sedangkan Elxyera dengan terpaksa mengikuti Arsen yang terus menariknya untuk duduk di sofa sebelah kiri, berseberangan dengan sofa yang diduduki oleh Arsen. Pria itu bahkan tidak melepaskan rangkulannya hingga mereka duduk di sofa.

Segera saja, para pelayan menyiapkan jamuan untuk Duchess dan tamunya. Cangkir berisi teh yang mengepul panas dan serving tray berisi kue tertata rapi di meja di hadapan mereka.  Rasanya Elxyera mengingat kalau kediaman Cresentra jarang sekali kedatangan tamu. Biasanya yang berkunjung hanya Alphonse, pamannya.

Ayahnya lebih sering bertemu tamu di luar rumah, mengingat Hellion bertugas dari kota satu ke kota lain untuk melakukan perintah dari Emperor sebagai tangan kanan pemimpin kekaisaran itu. Sedangkan Elxyera yang akan menggantikan tugas Ayahnya di rumah saat pria itu bertugas di luar.

"Silakan, Yang Mulia. Maafkan saya jikalau hidangannya terlalu sederhana, Yang Mulia. Saya harap ini sesuai dengan kesukaan Anda," ujar Xevera setelah semua jamuan itu ditata rapi di atas meja. Aroma manis itu tercium di dalam ruangan, dan meskipun Elxyera menyukainya, rasanya perutnya seperti tercampur aduk.

Rasanya terasa ganjil dengan hal ini. Karena meskipun Arsen adalah tunangannya, pria itu memang jarang mengunjunginnya. Seingat Elxyera di kehidupan sebelumnya, pria itu hanya datang berkunjung di saat pertunangan mereka resmi terjadi.

Lalu pembicaraan tentang pernikahan yang ditunda karena Elxyera masih menuntut ilmu di akademi sihir, lalu yang terakhir adalah pembatalan pertunangan itu, yang diakhiri dengan amukan dari Elxyera di seluruh penjuru mansion setelah Arsen pergi.

Pria ini tidak punya hati. Elxyera sudah tahu itu sejak dulu. Namun melihat Arsen yang berbeda di dunia ini, sekali lagi itu menjadi tipu daya bagi sang gadis. Sebagaimana dia mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak terpengaruh, pesona Arsen memang terlalu kuat. Dan tingkah manis yang ditunjukkan Arsen di dunia ini justru membuat semuanya semakin buruk.

"Terima kasih, Duchess. Apa Duke Cresentra belum kembali dari perjalanannya?" tanya Arsen seraya meraih cangkir tehnya dan menyesap isinya perlahan. Aroma teh ini mengingatkannya pada Elxyera. Apa ini teh yang selalu diminum oleh tunangannya?

"Ya, Yang Mulia. Maafkan beliau karena tidak sempat bertemu Anda. Namun suami saya masih memiliki kesibukan di kota lain selama beberapa hari ini. Jikalau ada yang ingin Anda sampaikan pada beliau, saya akan menyampaikannya disaat suami saya kembali," jelas Xevera kemudian.

Mengingat Hellion tidak akan pulang dalam beberapa hari ini. Dua hari lalu Hellion memang sempat kembali, namun pergi lagi karena perintah Emperor.

Elxyera yang tidak ingin ikut andil dalam pembicaraan itu pun sedikit bergeser ke samping, beruntung karena Arsen sudah tidak merangkulnya lagi dan dia lepas dari cengkraman itu. Sang gadis pun mengulurkan tangannya mengambil piring kecil berisi kue dan memakannya dalam diam. Meskipun tidak ingin berbicara, Elxyera mendengarkan pembicaraan itu dengan baik.

Sedangkan Arsen segera menggelengkan kepalanya pada ucapan Xevera. Dia tahu betapa sibuknya pula Hellion vel Cresentra dalam memenuhi perintah Ayahnya. Pria itu sudah menjadi sosok kepercayaan Ayahnya, membuat Arsen sudah mengagumi Hellion sedari dulu. 

"Tidak apa-apa, Duchess. Saya hanya ingin mengetahui kabar beliau. Saya kagum karena beliau begitu menjalankan tugasnya sebaik mungkin demi kekaisaran Fargaven," ucap Arsen sopan.

Pujian itu membuat Elxyera berbalik memandang Arsen. Dia tahu kalau pria ini menghormati Hellion vel Cresentra. Mengesampingkan dirinya yang tidak mencintai Elxyera, Arsen menganggap ayahnya sebagai sosok yang hebat. 

"Baiklah, Yang Mulia," lanjut Xevera yang kemudian mencicipi tehnya dalam diam. Namun perhatiannya pun tertuju pada puterinya, lalu pada Arsen. Menurutnya memang jarang sekali putera mahkota datang ke sini, namun dia menduga kalau mungkin itu dilakukan Arsen karena sekalian mengantarkan puterinya pulang.

"Sebenarnya..ada satu hal penting yang ingin saya bicarakan dengan Anda dan Tuan Duke juga," ungkap Arsen pada akhirnya, menurunkan cangkirnya dari mulutnya dan kembali menatap lurus pada Xevera di hadapannya.

Wanita di hadapannya segera mengangkat sebelah alisnya sedikit bingung. Matanya kembali tertuju pada puterinya, namun Elxyera sendiri menampilkan ekspresi bingung sehingga Xevera yakin kalau mungkin ini tidak diketahui puterinya.

Elxyera sendiri terlihat bingung. Setahunya, kedatangan Arsen ke sini karena pria itu memang menginginkan untuk mengunjungi kediamannya. Apakah ini masalah pekerjaan? 

Elxyera memang tidak tahu seberapa banyak pekerjaan yang dilakukan Arsen sebagai putera mahkota. Toh dia pula tidak akan menjadi puteri mahkota nantinya, sehingga itu pasti akan menjadi tugas yang akan dilakukan oleh Avyce. Gadis berambut pirang itu pun mengangkat cangkirnya setelah meletakkan piringnya, dan menyesap manisnya teh tersebut.

"Ya, Yang Mulia? Apa yang ingin Anda sampaikan?" tanya Xevera, memusatkan perhatiannya sepenuhnya pada Arsen sekarang.

"Sebenarnya saya ingin mempercepat pernikahan saya dengan Elxyera."

"Uhuk! U-Uhuk,uhuk!!"

Elxyera yang tengah meminum tehnya seketika terbatuk-batuk mendengar ucapan itu karena tersedak, dan hasilnya tehnya tumpah sedikit di gaun yang dikenakannya. Irvette yang juga ikut melayani disitu pun segera maju mendekat sembari membantu Elxyera untuk meletakkan cangkir sang wanita lagi ke atas meja dan membersihkan noda di gaun sang wanita.

"E-Elxy, kau baik-baik saja?" 

Sesaat, Arsen tidak melanjutkan ucapannya. Mendengar tunangannya terbatuk-batuk, dia segera mengalihkan perhatiannya lagi pada Elxyera, namun wanita itu segera mengangkat sebelah tangannya seolah menahan Arsen mendekat, mengangguk singkat sembari menutupi sisi bawah wajahnya dan kembali terbatuk. "Saya..u-uhuk! T-tidak apa-apa, Yang Mulia."

Arsen berhenti di tempatnya. Tangannya yang terangkat berniat menyentuh tunangannya terhenti di udara. Apa ucapannya tadi begitu mengejutkan bagi Elxyera?

"Elxy sayangku? Teh itu pastinya panas. Irvette, segera bantu Elxyera berganti pakaian. Sayangku, kembalilah ke kamarmu dulu untuk menganti pakaian," ujar Xevera memandangi puterinya dengan khawatir.

Dia tidak tahu pasti mengapa sang gadis muda begitu terkejut, namun mungkinkah itu ada hubungannya dengan ucapan mendadak Arsen barusan?

"Baik, Duchess. Mari, Tuan Puteri."

Irvette segera mengangguk, lalu berdiri dan memberi hormat pada Xevera dan Arsen. Wanita berambut merah itu pun segera merangkul Elxyera untuk berdiri. Rasa panas di bagian rok gaunnya itu seolah meresap hingga ke kulit kaki Elxyera. Namun pikiran Elxyera seketika kaku, karena mengingat apa yang diucapkan Arsen tadinya.

Mata merah mudanya sesaat memandang Arsen dalam diam, sedangkan sang pria yang membeku di posisinya tadi tidak mengatakan apa-apa. Netra emas sang pria memandang Elxyera khawatir, namun Elxyera tidak bisa fokus pada hal itu.

Dia mengingat bagian-bagian penting dari masa lalunya, namun tidak menyangka Arsen akan mengungkapkan kalimat itu. Alih-alih meminta untuk memperlambat pernikahan mereka, pria itu justru meminta untuk mempercepatnya?

Ketika dia melangkah keluar dari dalam ruang tamu bersama Irvette, pikiran Elxyera pecah seperti kaca. Dia tidak tahu lagi mana yang benar, dan mengapa dunia ini seperti mempermainkannya.

Padahal apa yang diharapkannya adalah mejauhi Arsen, namun Dewa dan dunia ini justru berkata lain. Apa yang salah?

--🗝️--

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top