Meet you
Sebuah mesin ketikan terdengar samar samar tengah malam menjelang pagi itu. Seorang Wanita tengah mengerjakan deadline nya secara tenang menjadi Orang dewasa nyatanya tak seindah itu pupus sudah impian nya saat kecil yang ingin menjadi Orang Dewasa cepat-cepat jika saja dulu Ia tau akan susah begini Ia akan meminta tetap di Playgroup saja. Orang dewasa itu ya tak tergantung Orang Tua lagi. Penuhi kecukupan sehari hari nya dan berkerja keras untuk mengambil upah besar. Untung nya Ia kini menjadi Manager Perusahaan publikasi buku yang seringkali laris manis.
Jemari miliknya kini memutar diatas gelas kertas kopi vanilla latte miliknya sambil mengeluarkan dehaman. Ia melihat kembali layar di Televisi ruang kerja nya. Atensi nya menangkap sebuah Berita saat ini yang membuat warga resah akhir akhir ini.
Bonten.
Sebuah Geng Kriminal yang melakukan pembunuhan, perjualan ilegal, sabu-sabu, narkoba dan hal kejam lain nya. Wanita yang dikenal sebagai [YourFullName] dan ramah disapa sebagai [Name] menggeleng geleng heran. "Tcih, padahal sudah berumur 25 keatas sepertiku bukannya taubat malah membuat perkara saja. Meresahkan." gumamnya sambil meringis.
Ia beranjak berdiri dari kursi nyaman nya lalu melihat Kota Tokyo yang masih begitu ramai walaupun sudah hampir pagi, Tokyo masih hidup karena masih banyak di luar sana yang sama apes nya berkerja sampai pagi hari. [Name] menaikan tangan nya ketas untuk melenturkan badan setelah lelahnya berkerja. Ia membereskan kertas dan dokumen penting yang Ia perlukan untuk rapat minggu depan lalu Ia masukan kedalam lemari dengan kunci—jaga jaga jika ada yang mengobrak abrik.
[Name] melantunkan nyanyian ditengah kantornya yang sepi untung suara nya bagus jika tidak sudah dipastikan seluruh kaca dikantor ini akan pecah secara mendadak. Dan akhirnya Ia pun sampai menuju Basement yang sangat sepi bagaikan Malam Horror yang siap menghantui nya tetapi [Name] tidak perduli. Yang penting deadline nya kelar dengan perlahan!
Namun Telinga nya mendengar sesuatu di belakang Basement parkiran, Ia mengabaikan nya namun [Name] justru penasaran. Seperti seseorang meminta tolong. Maniknya melihat belakang mobil miliknya. Seseorang dengan mullet tengah menyeret orang sambil tersenyum gila, [Name] yang tercenggang langsung mematikan lampu mobil sebelum ketahuan. Pria itu mengeluarkan pistol dan keluarlah Dua Pria lain nya dengan satu mullet dan satu dengan luka di matanya. [Name] menutup mulutnya rapat rapat, Orang itu di bunuh tepat di depan mata dan kepalanya!
Pasalnya, Ia baru sadar pintu mobil belum Ia tutup. Telat sudah.
"Oi, Sanzu. Bukankah itu seperti ada Mobil menyala?" pekikan Pria salah satu dengan mullet ungu yang memakai sarung tangan hitam menunjuk Mobil [Name].
[Name] menahan tangis, Pikiran nya dipenuhi ide gila kabur dari Tiga Pria gila. Pria itu Ia ketahui karena tato. Tato itu mirip dengan tatto Geng Kriminal itu.
Bonten lagi, Bonten lagi.
Pria yang dipanggil 'Sanzu' berjalan gontai dengan platform sepatu miliknya membuat Jantung [Name] semakin berdegup. Tangan nya yang sedang membuka Info Berita Bonten makin membulat bahwa tebakan nya benar. Pria itu berjaan dengan dekat namun [Name] langsung mengeluarkan ide gila.
Pura Pura mabuk.
Ia melahap permen kunyah mint dengan sedikit alcohol lalu di kesampingkan ke samping mulutnya. Ia tertawa terbahak bahak. Persetan dikira gila. Nyawa nomor satu. Sanzu yang melihat [Name] seolah mabuk langsung menodongkan Pistol di dahinya,[Name] yang membeku nangis. "Dasar Bajingan! Selingkuh dari ku! Huhu!" Tak ada cara lain, Mabuk karena putus cinta.
Netra Sanzu hanya terkekeh lalu kembali melihat Teman nya, "Bagaimana ini? Wanita ini mabuk saja!" pekiknya.
[Name] memukul setir dengan kencang, "Dasar Keparat! Mendekatiku lalu hik meninggalkan ku huaa!"
Kedua Pria itu mendekati Sanzu yang sedang terkunci atensi nya pada Wanita yang memukul setir dengan kencang. Pria dengan luka di matanya, mengangkat suara. "Biarkanlah. Kita ingat saja Mobil dengan nomornya. Kalau Ia memata matai, Kita tanyakan Mikey enaknya diapakann."
Sebuah kekehan keberhasilan membuat ketiga Pria itu menengok kearahnya. "Tapi sayangnya, rasaku palsu! Cintaku hanya untuk orang lain."
Pria dengan mullet ungu mengangkat bahu, "Dasar Wanita mabuk cinta. Bukankah lebih baik Kita bawa untuk bermain?" Saran nya.
'OH KUMOHON JANGAN! KU TENDANG BOKONGMU JIKA BERANI!' batin [Name].
[Name] keluar dari Mobilnya, Ia menendang Ban mobil beberapa kali. Bodo amat. Ia memiliki duit soal di benarkan nanti saja. "Sial, Aku naksir Sanzu."
Oh, jancok. Ia salah ngomong karena sangking takutnya. Ia mengigit bibirnya di lain sisi gemetar ketakutan.
Pria dengan nama Sanzu menengok ke arahnya sedangkan Pria dengan mullet ungu hanya terkekeh, "Hei, lihat. Ia saja naksir padamu."
Sanzu hanya tersenyum lalu melihat [Name] yang tengah berjongkok. Ia mengambil dagu itu sambil tersenyum. [Name] ingin kabur. Tolong. "Sanzu..." Panggilnya lembut.
Beruntung, Ia galau karena mendengar lagu tadi. Jadi bisa akting nangis. Sanzu melihat bibir plump dengan polesan lipstick natural yang seirama dengan bibir aslinya, Sanzu hanya penasaran—mengapa wanita ini jatuh padanya?
Sanzu hanya berdeham, "Ah, sayang sekali Ia mabuk. Baiklah ku lepaskan dirinya...,"
"....Tapi Jika kau bangun nanti nya. Ku harap ucapanmu serius. Aku akan setia mengawasi mu jadi jangan macam macam padaku ya, Manis." bisiknya.
Ketiga Pria itu hanya menggeleng geleng pada sikap mesin pembunuh itu, Memang begitu sikap nya. Orang yang dibunuh langsung di seret pergi olehnya.[Name] yang menangis hanya melemas kakinya. Bagai terkena sial hari ini.
Ia harus apa?
Kenapa pula bibir ini mengucapkan yang tak seharusnya?
Ia sama saja confess pada Kriminal yang takkan melepaskannya begitu mudahnya, Sanzu Haruchiyo.
___________
[To Be Continued.]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top