The Real Feelings
"Erin, sang Idol Legendaris baru!"
Tenn masih tersentak di tempat, matanya menatap Riku dengan tatapan tak percaya. Keringatnya mengalir dengan deras...ah apa betul itu keringat?
"Minna! Arigatou! Aku tak bisa mencapai posisi ini tanpa kalian!" Ucap Riku sambil tersenyum manis.
Kyaaaaaaaa!
Erin-kun!!
Erinnn!
Tenn menundukkan kepalanya...
Ah....aku kalah dalam perebutan....
Tenn membentuk senyum pada mulutnya, namun air mata masih mengalir dengan deras.
...aha..ha...akhirnya....
Tenn terkekeh. Gaku, Ryuu, bahkan para member i7 menatap Tenn dengan bingung.
....aku bisa keluar dari tempat itu....
Tenn mendongakkan kepalanya, mengelap air matanya, dan menatap yang lain dengan tatapan lembut...terutama ketika menatap Riku.
....Arigatou, Erin-san. Meski aku tidak tahu siapa dirimu sebenarnya, tapi izinkan aku untuk berterima kasih padamu....karena kau telah menyelamatkanku batin Tenn.
Gaku dan Ryuu memegang pundak Tenn sambil tersenyum, sedangkan i7 menghampiri Riku dan mengucapkan selamat.
"Sebaiknya kita pergi dan mengucapkan selamat untuknya" ucap Ryuu.
Tenn mengangguk dan mereka bertiga pun menghampiri Riku.
"Erin-san"
Riku menoleh dan menatap Tenn yang kini berada di dekatnya.
"Aku ucapkan selamat untukmu....dan juga aku ingin mengucapkan terima kasih" ucap Tenn.
Riku mengedipkan matanya dua kali, dia sama sekali tidak tahu untuk apa Kakaknya berterima kasih.
Tenn tersenyum.
"Sebenarnya...aku sudah lama terkunci di sebuah sangkar yang besar tanpa celah untuk keluar, dan satu-satunya jalan agar aku bisa keluar adalah....menunggu seseorang untuk menyelamatkanku, dan kau melakukannya Erin-san"
Riku tersentak, "Ano....jangan ucapkan itu disini....Tenn-san. Nanti..."
Tenn menggelengkan kepalanya.
"Sudah sepatutnya dia mendengarnya, aku sudah lama ingin mengatakannya di publik"
Riku hanya bisa terkekeh kecil mendengarnya. Lalu, Tenn menjulurkan tangan kanannya.
"Hm..?"
"Mohon bantuan untuk kedepannya, Erin-san. Dan juga untuk pemilihan idol legendaris selanjutnya aku tidak akan kalah!" Ucap Tenn dengan percaya diri.
Riku membalas uluran tangannya, "Haha...coba saja!"
Dia melangkah mundur dan menatap Tenn dengan senyuman seriusnya.
"Kejarlah dan ambil sinar terang ini dengan kerja kerasmu, aku akan menunggumu di puncak"
. . .
Seusai konser...
Ruangan Nanairo
Riku merebahkan dirinya di kursi sambil mengipas-ngipaskan tangannya.
"Haish....gerah..." Gerutu Riku.
Junichiro hanya terkekeh dan memberikan Riku minuman dingin, "nih untukmu"
"Hehe Arigatou~ Ayah tahu saja kalau aku sedang haus!" Ucap Riku senang.
"...?? O-oh tentu saja tahu! Aku kan Ayah yang baik hati, tidak sombong, bijak, pandai,..."
Riku hanya sweetdrop mendengar Junichiro yang berbicara tidak jelas.
Gini amat bapak ku batin Riku sambil meminum minuman yang ada di tangannya.
Kemudian, mereka mengganti kostum mereka menjadi baju kasual. Saat tengah mengganti baju mereka, terdengar suara ketukan dari arah pintu.
"Iya? Dengan siapa dan dimana?" Tanya Junichiro sambil membenarkan kaos dan celana color-engga engga....maksudku celana panjangnya.
"Ini aku. Takamasa"
Hanya itu tapi bisa membuat mereka berdua terdiam mematung.
"Untuk apa dia kesini, Ayah?" Bisik Riku.
"Entahlah Riku-kun, Ayah tidak tahu" bisik Junichiro.
"Jangan-jangan....identitasku ketahuan?!" Bisik Riku.
"Tidak tidak, itu tidak mungkin Riku-kun. Pokoknya, aku akan membuka pintu ini dan menanyakan apa yang dia inginkan" bisik Junichiro.
"Oh oke, silahkan Ayah"
"..."
"..."
"..."
"Ayah....tidak jadi membuka pintu untuknya?"
"....aku akan membukanya, maka dari itu pakai bajumu, Riku-kun..."
Riku mengedipkan matanya, "oh! Hehe...maaf". Dia pun memakai bajunya.
Junichiro hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak angkatnya itu, dan kemudian membukakan pintu untuk Takamasa.
Kriett!
"Sudah lama tidak bertemu, Ichiro"
Junichiro memasang ekspresi masam namun tak terlihat oleh siapapun.
"Benar. Lama tidak bertemu juga, Mantan Manager, ah maksudku Kujo Takamasa"
Takamasa hanya tersenyum menanggapinya.
. . .
Riku berjalan menuju ruangan i7 karena dia ditinggalkan oleh Junichiro di ruangannya sendirian, dia berjalan perlahan menuju ruangan i7.
"Kira-kira....apa yang dibicarakan Ayah dan Kujo ya...?"
Pada awalnya Riku ingin menguping pembicaraan kedua orang itu, tapi ia urungkan niat itu.
Ruangan IDOLiSH7
Kriett!
"Ah! Erin! Akhirnya kau datang!"
Eh? Erin?
Riku mengedarkan pandangannya dan melihat Re:vale dan Trigger disana.
Pantas saja mereka memanggilku Erin, ada Re:vale dan Trigger ternyata batin Riku.
"Halo semua" sapa Riku sambil tersenyum.
"Sendiri saja? Dimana Zero?" Tanya Mitsuki.
"Zero sedang berbincang dengan Kujo-san, entah kemana mereka pergi" jawab Riku.
Riku duduk di dekat Tenn, dan meminum minumannya lagi.
"Pantas saja Erin-san kesini, ternyata ditinggal sendiri di ruangan. Pasti Erin-san takut sendirian ya.." ucap Iori.
Wajah Riku sedikit memerah, "m-mana ada! A-aku tidak takut! Hanya saja....disana sangat sepi, tidak ada yang bisa kuajak bicara.." gagapnya.
Mereka semua tertawa, hingga memenuhi satu ruangan.
Erin-san terlihat mirip dengan Riku.... ngomong-ngomong tentang Riku, dia ada dimana ya....aku tidak pernah mendapat chat darinya...
Tenn menatap Riku dari ujung matanya.
Apa aku tanya Zero saja langsung? Atau coba tanya pada Erin-san dahulu? Batin Tenn.
"Tenn-san?"
Tenn tersadar dari lamunannya, "iya Erin-san?"
"Apa kau sakit? Sedari tadi kau diam saja" khawatir Riku sambil menempelkan tangannya pada dahi Tenn.
Tenn terkekeh kecil.
"Aku tidak apa-apa, Erin-san. Hanya saja..." Ucap Tenn sambil tersenyum.
Sorot matanya berubah menjadi sendu, begitu juga dengan senyumnya.
"....aku tengah merindukan adikku, itu saja"
Semuanya terdiam, tidak ada yang berani berbicara di situasi yang hening ini.
Riku menatap Tenn dengan tatapan sedih, tiba-tiba saja dia ingin berteriak padanya jika dia adalah Riku, bukan Erin. Tapi itu hanya akan membuat rencananya gagal.
Dia pun tidak memedulikan rencana itu lagi dan mempersiapkan diri.
"Aku-"
Kriett!
"Ternyata kau disini, Erin. Aku mencarimu kemana-mana"
Sontak mereka semua menatap ke arah pintu.
"Zero..."
Riku mengatupkan kembali bibirnya dan bangkit dari duduknya.
"Sepertinya sudah waktunya untukku pulang, terima kasih atas waktu kalian. Aku sangat menikmatinya" ucap Riku sambil tersenyum.
Lalu Riku keluar, Junichiro pamit pada mereka, dan pintu pun tertutup....seperti saat itu.
"Ah....dia pulang" ucap Momo.
"Kita juga harus pulang, ini sudah jam 10 malam" ucap Yuki.
"Apakah tidak ada pesta untuk Erin-kun?" Tanya Ryuu.
"Zero yang akan menyiapkannya, dia sudah menyewa sebuah gedung untuk seharian" jawab Yamato.
"Kapan itu?"
I7 tersenyum dan menatap Trigger dan Re:vale.
"Lusa"
____//
Di mobil, Riku dan Junichiro berbincang mengenai keseruan saat berada di panggung tadi.
"Ekspresi mereka terlihat sangat terkejut, terutama anak didik Takamasa" ucap Junichiro yang tengah menyetir.
"Haha... Tenn-nii bilang jika dia tidak akan kalah di perebutan berikutnya" ucap Riku sambil bersandar.
"Itu akan membutuhkan waktu hingga 5 tahun..."
Pemilihan idol legendaris dilaksanakan 5 tahun sekali, dan mendapat banyak keuntungan bagi idol yang mencapai posisi ini.
Salah satunya adalah bisa memakai Zero Arena tanpa izin dari pemerintah, penawaran pekerjaan hingga internasional, dan tentu saja para fans yang bejibun dari berbagai negara.
Idol legendaris juga bisa mengikuti MoP, BoW, dan ajang musik lainnya. Namun berada di level yang lebih tinggi dari Trigger dan IDOLiSH7 ikuti.
"Ayah sempat berbincang dengan Kujo-san, bukan? Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Riku sambil menatap Junichiro.
Junichiro tersenyum.
"Bukan hal besar, hanya pertemuan reuni. Itu saja" jawab Junichiro.
Riku memasang ekspresi datarnya dan kembali bersandar sambil menatap ke arah jendela.
Aku semakin penasaran... Batin Riku.
"Oh iya! Lusa aku sudah menyiapkan sebuah pesta untukmu!" Seru Junichiro bersemangat.
"Pesta?" Heran Riku.
"Benar! Pesta keberhasilanmu! Aku sudah mengundang semua kolegaku untuk datang!"
Lagi-lagi Riku hanya menatap datar Junichiro.
Itu hanya akan menjadi kenikmatanmu, Ayah batin Riku.
Kolega yang disebutkan oleh Junichiro adalah partner dalam bisnis keluarga Suzumura. Bukankah tidak lucu jika pesta itu dibuat untuk Riku karena mendapat posisi sebagai idol legendaris, malah yang diundang adalah sekumpulan pebisnis??!
Itu kan tidak nyambung!
"Ya ya terserah Ayah saja deh, Riku sih ngikut saja" Riku menyerah dan tak bisa berdebat.
Junichiro tertawa, "oh iya! Besok kau memeriksakan ke dokter bukan? Untuk mengecek bekas operasi?"
Riku mengangguk, "iya, itu benar. Kalau tidak salah Ayah sudah membuat janji pada pagi hari?"
"Iya lebih tepatnya jam 8 pagi. Jadi, nanti bangun pagi, jangan malas. Jika tidak, aku tidak punya pilihan lain selain memandikanmu" jelas Junichiro sambil tersenyum.
Semburat merah muncul pada wajah Riku, "IYA IYA AKU PAHAM! MOU~ JANGAN NISTAKAN AKU YANG IMUT DAN BERHARGA INI, AYAH!"
Junichiro tertawa puas, anak angkatnya ini sangat lucu sampai sampai ia tidak akan rela jika mengharuskan dia untuk kembali ke keluarga kandungnya (alias Tenn).
_______//
Keesokan harinya...
Riku bangun lebih awal dan pergi mandi, setelah itu dia turun ke bawah untuk sarapan.
"Pagi Riku-kun"
Dia bisa melihat Ayahnya yang sudah duduk manis disana sambil membaca koran, dan ada juga beberapa pelayan yang tengah menyajikan sarapan di meja.
"Pagi juga, Ayah"
Pemuda itu duduk di depan Junichiro sambil melihat sarapan yang ada di depannya.
"Roti lagi??" Heran Riku.
"Kenapa? Bukankah roti selai stroberi adalah kesukaanmu?" Tanya Junichiro dari balik koran.
Riku memasang ekspresi cemberutnya, "iya sih...tapi Ayah, aku bosan jika sarapan roti terus"
Junichiro pun menatap Riku dengan heran, "jadi kau ingin sarapan apa?"
"Omurice!"
Bapak Ichiro hanya sweetdrop ketika mendengarnya, dan kemudian meminta salah satu pelayan untuk membuatkannya omurice.
"Pelayan sedang menyiapkannya..."
Riku berteriak kegirangan di dalam hatinya.
"....tapi itu untuk nanti, sekarang Riku-kun makan roti selai saja dulu, ya" ucap Junichiro sambil membaca koran lagi.
Dengan berat hati, akhirnya Riku memakan roti selai yang telah tersedia di depannya.
"Daripada mubazir deh.... ugh Ayah menyebalkan!"
"Hah? Aku menyenangkan? Oh tentu saja! Aku memang seorang Ayah yang menyenangkan!"
"Ih kepedean..."
"Ouch Riku-kun, itu sakit"
"Biarin"
"Yah ngambek...ululululu Riku-chan ngambek~"
"GAHHH MENYEBALKANNN!!"
Setelah itu, mereka berdua pergi ke Rumah Sakit untuk check-up rutin Riku.
Dan bodohnya, Riku tidak menyamarkan dirinya sehingga...
"Nanase Riku-kun!"
"Hah?! Dimana?! Dimana?!"
....fans dari Nanase Riku berkoar.
Junichiro tersenyum kepada Riku sebelum gelombang arus fans menyelimuti mereka.
"Kenapa kamu tidak memakai topi dan kacamata, Riku-kun?" Ujar Junichiro.
Riku menggaruk pipinya yang tak gatal dan tersenyum, "aku lupa...kukira mereka akan lupa Nanase Riku hehe..."
Lalu, beberapa bodyguard Junichiro menghadang para fans Riku dan membiarkan mereka berdua masuk ke gedung Rumah Sakit dengan aman.
"Sepertinya kau akan menjadi topik yang hangat dalam sekejap" ucap Junichiro sambil menghela napasnya pelan.
".... H-Haha...ya..." Riku meringis.
Aduh....ini otak pinjem punya siapa sih? Penyakit lupanya parah banget! Batin Riku yang masih meringis.
Saat mereka sampai, Dokter mengatakan jika operasi tersebut berhasil tanpa efek samping ataupun gejala lainnya. Dan Riku juga bisa berhenti check up rutin, dan mulai beraktivitas seperti biasa layaknya orang normal.
Mendengar hal itu, Riku sangat senang sekali. Bahkan dia mengambil ponselnya dan ingin mengontak Tenn, tapi hal itu ia urungkan.
Ah benar juga....keberadaan ku sebagai Nanase Riku tidak diketahui oleh siapapun terkecuali orang-orang di agensi Takanashi... Batin Riku dengan sendu.
Junichiro menepuk pundak Riku sambil tersenyum, dan mereka pun keluar dari ruangan Dokter tersebut.
Setelahnya, mereka pergi ke taman dekat Zero Arena.
"Seperti biasa, disini sangat nyaman" ucap Junichiro sambil menyender pada pembatas.
"Ya...sangat nyaman" Riku menutup matanya perlahan.
"Disini juga, aku mengobrol dengan Takamasa untuk terakhir kalinya"
"Maksud Ayah, obrolan semalam?"
"Iya, aku ingin menceritakannya padamu tapi tidak sekarang, setidaknya kita harus menunggu sampai semuanya berkumpul" jelas Junichiro sambil menatap Zero Arena.
Riku mengernyitkan alisnya, "semua?"
Laki-laki dewasa nan tampan di depannya itu mengangguk kecil sambil tersenyum.
"Benar, semuanya" ucapnya sambil menatap Riku.
Riku sama sekali tidak tahu apa yang Ayahnya bicarakan, penjelasannya tidak detail sehingga Riku sulit untuk mencerna kata-katanya.
"Maaf Ayah, tapi Riku tidak paham" keluh Riku dengan wajah sedihnya.
Junichiro hanya terkekeh dan mengelus kepala Riku.
"Tidak apa, jangan terlalu dipikirkan. Itu berat... Riku-kun tidak akan kuat, jadi biar Ayah saja yang memikirkannya"
Riku cemberut mendengarnya.
"Ayah tahu kan jika Ayah bukan Dilan?"
"Tahu kok, tapi cocok kan kalau Ayah jadi Dilan?" Tanyanya sambil mengangkat alisnya dan berpose keren.
Si rambut merah ini memasang wajah menjijikkannya.
"Idih....Dilan jauh lebih keren karena dia orang yang romantis--"
"Jadi Ayah ngga romantis, gitu?"
"Bukan gitu! Dilan memang keren karena dia romantis, tapi kalau Ayah...Ayah keren karena kau melankolis" jelas Riku sambil tersenyum lebar.
Junichiro hanya tertawa gemas mendengarnya.
"Hahaha...terserahmu saja deh, yang penting Riku-kun senang!"
"Iya dong! Apalagi kalau melihat Ayah dinistakan, pasti aku lebih bahagia dan gembira( ꈍᴗꈍ)"
"Dasar..."
. . .
Sementara itu di kediaman Kujo...
"Tenn, apa kamu memiliki waktu sekarang?" Tanya Takamasa saat melihat Tenn akan pergi ke kamarnya.
"Aku ingin berbicara denganmu"
Tenn menatap Takamasa, "apa perlu ku panggilkan Aya?"
Pria itu menggeleng.
"Tidak perlu"
"Baiklah"
Disinilah mereka, duduk di ruang tamu dengan suasana awkward. Hal ini terus terjadi semenjak pemilihan idol legendaris kemarin.
"Etto....aku sempat berbincang dengan Ichiro kemarin..."
"Ah iya... Erin-san juga mengatakannya saat itu"
Jari jemari Takamasa tidak mau diam karena gugup, bahkan dia terbata-bata dan berpikir lama untuk mencari kata yang nyaman.
"Aku....hanya ingin meminta maaf untuk semuanya..."
Terkejut, Tenn sangat terkejut. Seorang Kujo Takamasa meminta maaf? Bukankah dia orang yang sangat egois? Kesambet apa dia?
"....maaf karena telah memisahkanmu dari keluarga mu, maaf karena aku mengekangmu, maaf karena aku selalu menekanmu untuk menjadi seperti Zero. Aku benar-benar minta maaf sebesar-besarnya" jelas Takamasa sambil membungkuk.
Tenn masih terdiam, otak kecilnya masih menunjukkan kata loading saat mendengar penjelasan Takamasa.
"Tidak apa jika kau tidak memaafkan ku, Tenn. Aku memang tidak berhak menerima permintaan maaf setelah apa yang ku lakukan, makanya! Sekarang kau bebas, kau bisa kembali pulang pada keluarga mu, Aya juga akan ku kembalikan pada Yotsuba Tamaki nanti setelah permasalahan ini selesai"
Tenn tidak tahu harus berkata apa, ini terlalu mendadak dan dia juga masih mencari Riku yang kini hilang entah kemana setelah kejadian itu.
"Aku hargai semuanya, Kujo-san. Tapi untuk saat ini aku hanya ingin menemukan Riku terlebih dahulu, setelah itu baru kita bicarakan kembali" ujar Tenn.
Takamasa tersenyum kecil, "benar juga, kau memang seorang Kakak yang pengertian. Aku membayangkan dirimu jika kau tidak ikut denganku saat itu"
"Kau mungkin hanyalah seorang anak polos yang posesif terhadap adiknya yang sama polosnya denganmu, hidup normal layaknya anak-anak lain seusiamu, dan berlindung pada satu sama lain..."
Tenn hanya tersenyum kecil.
"Ya...mungkin saja..."
_________//
Keesokan harinya...
Persiapan pesta keberhasilan Riku hampir mencapai 100%, gedung besar nan luas yang didekorasi mewah, makanan lezat dari restoran bintang 7, dan band terkenal yang siap menghibur para undangan.
(HEH! KEK ORANG NIKAHAN! - Tenn)
(YA MANA KU TAHU?! - Nanaz)
(NGGA RELA RIKU NIKAH! POKOKNYA RIKU HARUS DENGANKU SELAMANYA! TITIK NGGA PAKE KOMA! - Tenn)
(HEH! NGAJAK ORANG NGEJOMBLO! - Nanaz)
(GELUD! GELUD! GELUD! - Gaku, Yamato, Tamaki)
"Ini....terlalu mewah" ucap Riku.
Junichiro tertawa dan merangkul Riku.
"Terkadang kita harus hidup mewah sesekali"
"Tapi kan ngga semewah ini juga, Ayah"
Acara itu akan terjadi pada sore hari hingga malam, dengan ribuan tamu undangan yang datang termasuk para artis terkenal papan atas dan kolega Junichiro sendiri.
I7, Trigger, dan Re: Vale juga diundang secara ekslusif oleh Junichiro, begitu juga dengan yang lainnya.
"Acaranya masih beberapa jam lagi, sebaiknya kita bersiap-siap saja terlebih dahulu" ucap Junichiro sambil melihat jam tangannya.
"Baiklah" ucap Riku sambil menyumpal telinganya dengan headphone yang selalu ia bawa.
Di acara nanti, mereka akan memakai tuxedo. Tentu saja mereka pakai itu, namanya juga acara formal!
Lalu apa lagi..? Oh! Takamasa dan Aya juga diundang secara ekslusif oleh Junichiro, dan tentu saja mereka akan menerimanya dengan senang hati.
Sudahlah...kita skip ke acaranya saja~
Wuush!
Mobil-mobil berbaris secara rapih untuk menurunkan penumpang ke pintu masuk gedung, orang-orang berpakaian rapih, anggun, dan berkelas juga terlihat di sana.
"Woah....keren!" Pukau Tamaki.
"Tamaki-kun! Jaga sikapmu!" Ucap Sogo.
"Sebenarnya.... Zero ini siapa sih? Banyak orang-orang dari pebisnis terkenal loh, bahkan artis papan atas juga ada" ucap Yamato sambil menatap sekeliling.
"Kau memang bodoh ya, Nikaido? Tentu saja itu karena dia adalah seorang idol legendaris pada masanya! Dan dia pasti memiliki banyak koneksi di sekelilingnya!" Seru Gaku.
"Erm...." Member i7 memasang raut heran.
Normal kah jika sebagian tamu undangannya adalah pemilik perusahaan yang terkenal masa kini? Kurasa tidak deh... Batin member i7.
"Minna!"
Dari kejauhan, Tsumugi beserta yang lainnya menghampiri mereka semua.
"Manajer...cantik sekali..."
"Calon istriku cantik sekali..."
"Kau bilang apa, Yaotome-kun?"
Gaku langsung mengelak dan mengibaskan tangannya.
"Tidak, aku tidak mengatakan apa-apa!" Panik Gaku.
Otoharu tersenyum, "begitu ya..."
Sungguh, Papa Otoharu memang Ayah yang baik ( ◜‿◝ )👍
"Sebaiknya kita masuk saja sebelum ramai" saran Sousuke.
"Iya, itu ide yang bagus"
Lalu, mereka semua masuk ke dalam gedung itu bersama-sama.
Sementara itu...
"Wah...banyak orang" ucap Riku.
Junichiro terkekeh.
"Tentu saja banyak orang, Riku-kun! Namanya juga pesta besar"
Lalu, Riku melihat Takamasa bersama Aya dan juga member i7, Trigger, Re: Vale, beserta yang lainnya.
"Mereka disini..."
Junichiro mengelus kepala Riku dan berkata, "pergilah, lagipula aku ada hal dengan Takamasa"
Riku tersenyum dan mengangguk, lalu dia pergi kepada mereka.
"Hari ini datang juga...."
Dia menatap Riku yang tengah bercengkrama dengan yang lainnya dari kejauhan.
".....hari dimana dia akan mengungkap semuanya"
Dan acaranya berakhir dengan mulus.
(Ih di skip mulu - Tenn)
(Ih protes mulu - Nanaz)
(Biarin (◡ ω ◡) - Tenn)
(Riku ku jodohin sama para readers, baru tahu rasa (눈‸눈) - Nanaz)
(HEH! ENAK AJA! - Tenn)
(EMANG ENAK KAN? JADI RIKU NGGA PERLU IKUT JADI JOMBLO! - Nanaz)
(AASFGHJKLZZCCVBMMZKAK!! - Tenn)
(Asekkk ada tontonan gelud~ - Yamato, Gaku, Tamaki)
(Etto....apa tidak ada yang berinisiatif untuk memisahkan mereka berdua? Aku merasa dunia akan hancur - Iori)
Acara tadi juga sempat heboh karena para media massa tiba-tiba masuk ke gedung, namun Untung saja hal itu dengan mudah diatasi oleh Junichiro.
"Apa-apaan media massa itu?! Seenaknya masuk ke dalam dan membuat kacau acara!" Gerutu Sogo.
"Itu pasti karena topik yang tengah panas saat ini, bukan begitu Yuki?" Ucap Momo.
"Benar. Topik mengenai Nanase Riku yang terlihat bersama Zero dari Nanairo di Rumah Sakit" ucap Yuki sambil menunjukkan sebuah artikel di hp nya.
Tenn tersentak mendengarnya, Riku hanya diam saja disana.
"A-Aku akan pergi mencari Zero...."
Yang lain hanya menatap Riku dengan heran.
"Kalau begitu, aku akan mencari Kujo-san. Aku harus memberitahunya jika aku telah menemukan Riku" ucap Tenn dengan serius.
Malam itu sepertinya akan terang, tidak ada hujan ataupun badai. Karena anak kembar yang ditakdirkan untuk terpisah kini akan bertemu setelah sekian lamanya.
Taman Zero Arena
Riku melihat Junichiro sedang bersama Takamasa, dia pun menghampiri mereka berdua.
"Ayah, Kujo-san"
Kedua pria dewasa itu menolehkan kepalanya.
"Kau sudah datang? Aku menunggumu daritadi" ucap Junichiro sambil tersenyum.
"Yah...tadi mengobrol sebentar dengan yang lain, lalu aku pergi kesini" jelas Riku.
Junichiro mengelus kepala Riku dengan pelan.
"Kau tampak dekat dengannya, seperti Ayah dan Anak saja" ejek Takamasa.
"Tentu saja! Karena dia memang anakku, ya kan?" Ucapnya sambil menatap Riku.
Riku yang cemberut karena rambutnya jadi berantakan itu mengangguk pelan.
"Uhm....Suzumura Riku desu" ucap Riku sambil membungkuk.
"Atau yang biasa kalian kenal dengan..."
Tanpa mereka sadari, yang lain juga berada disana, termasuk Tenn dan Aya.
"....Nanase Riku"
"!"
"!!?"
Semuanya terkejut. Sangat terkejut. Ah....terkecuali member i7, Tsumugi, Banri, dan Otoharu.
"T-tidak mungkin....! Jadi selama ini Erin-san adalah...." Seru Tenn.
Mereka bertiga menengok ke belakang.
"....itu aku" ucap Riku singkat, padat, dan jelas.
Tenn masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar, tapi ia tahu jika itu bukanlah ilusi ataupun khayalan semata.
Prok!
Junichiro menepuk tangannya.
"Karena semua sudah disini, sebaiknya kita buka semuanya. Ya kan, Riku-kun?" Tanya Junichiro.
"Ha'i"
Ayah dan anak itu menatap semuanya tanpa rasa gugup.
"Mungkin tidak banyak orang yang tahu mengenai identitasku terkecuali staff Agensi Takanashi dan member i7 tentunya. Perkenalkan, aku Suzumura Junichiro, atau yang kalian kenal dengan Zero" jelas Junichiro memperkenalkan dirinya.
"Suzumura..." Gumam Sousuke, Gaku, Sogo.
"Itu loh, perusahaan besar yang bergelut di bidang entertainment. Sudah banyak idol-idol ataupun artis-artis yang berada di level worldwide di bawah naungan mereka. Dan akhir-akhir ini mereka berkembang di bidang lainnya, hingga tak heran jika tadi banyak pebisnis elite yang hadir" jelas Takamasa.
"Benar sekali, tapi aku tidak mengelolanya sendirian. Riku-kun membantuku" ucap Junichiro sembari merangkul Riku.
"Ya begitulah..." Gumam Riku sambil tersenyum malu-malu.
Riku sedikit berdeham dan menatap mereka semua.
"Aku Suzumura Riku, atau kalian lebih mengenalku dengan Nanase Riku. Pada IDOLiSH7 yang sekarang aku menulis namaku menjadi Erin, begitu juga pada Nanairo, tapi itu hanya sementara..."
"....akan ada waktu dimana aku dan Ayah akan memberitahukan identitas kami" jelas Riku sedikit gugup.
"....."
Tenn menatap Riku dengan rasa rindu, ada rasa ingin memeluk adik kesayangannya itu. Tapi ia mengurungkannya.
Lalu, ia merasakan ada tepukan dari sebelahnya, yaitu Takamasa.
"Berhubung Riku disini, aku ingin mengatakan sesuatu" ucap Takamasa sambil tersenyum sendu.
Dia menghela napas pelan dan membuka mulutnya.
"Saat itu, aku memiliki tujuan untuk melatih seorang idol agar bisa menjadi yang terbaik, dan orang pertamanya yang berhasil menarik perhatianku adalah Ichiro. Dia memiliki bakat yang sangat hebat hingga sia-sia jika dibiarkan begitu saja, aku pun menawarkannya untuk menjadi seorang idol di bawah pelatihan ku"
"Lama-kelamaan, dia semakin populer dan banyak pekerjaan yang datang padanya. Dan dari situlah aku mulai melenceng dari tujuan awalku, aku mulai menekan Ichiro agar terus menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Haruki sempat berbicara padaku agar tidak terlalu menekannya, namun aku berubah menjadi egois dan sama sekali tidak peduli pada nasihatnya"
"Hingga dia dinobatkan menjadi idol legendaris, namun siapa sangka jika dia akan pergi karena tidak tahan dengan keegoisanku, bahkan Haruki juga sama sepertinya. Lalu, aku bertemu dengan Nanase Tenn, seorang anak dengan bakat seperti Ichiro. Aku mengambilnya dari keluarga kandungnya dan adik kesayangannya, dan membuatnya menjadi boneka mainan ku"
Takamasa menatap Tenn dengan sendu.
"Bahkan Aya pun sama...sepertinya rasa egois ku terus tumbuh hingga ingin menghancurkan siapapun yang menghalangi karir Tenn untuk menuju idol legendaris"
"Dan kini aku bertemu kembali dengan Ichiro, bahkan anak didiknya jauh lebih hebat dibandingkan anak didikanku. Disitu aku sadar, kemenangan bukanlah segalanya, bersenang-senang adalah hal yang paling utama"
"Maka dari itu..."
Takamasa membungkukkan tubuhnya di hadapan Tenn dan semua orang.
"....aku ingin meminta maaf atas segala apa yang ku lakukan selama ini, aku tahu semuanya memang tidak bisa dimaafkan, tapi setidaknya aku meminta maaf pada kalian agar aku tidak merasa bersalah terus-menerus selama aku hidup. Terutama padamu, Riku-kun. Aku meminta maaf sebesar-besarnya padamu" jelas Takamasa.
Semuanya hanya diam tak berbicara sedikitpun, sampai Riku menghela napasnya pelan.
"Tidak perlu meminta maaf, Kujo-san. Kujo-san tidak salah sama sekali, justru aku berterima kasih" ucap Riku sambil menggaruk pipinya dan tersenyum.
"Karena Kujo-san, kini aku memiliki kepribadian yang kuat dan tidak selalu bergantung pada orang lain. Bukankah itu benar, Tenn-nii?" Ucapnya sambil menatap Tenn.
Tenn terharu sekali saat Riku memanggil dirinya dengan Tenn-nii, dan dia mengangguk pelan.
"Benar....meski aku mungkin akan sedikit merindukan Riku yang selalu menempel padaku..." Gumam Tenn.
Riku berjalan ke arah Tenn, dan menggenggam tangannya.
"Maka dari itu, Tenn-nii...."
Riku menatap lekat Kakak kembarnya yang selalu bersamanya sedari lahir.
"....sudah waktunya aku melepaskanmu"
"!"
"A-Apa maksudnya, Riku?! Aku tidak mengerti!" Seru Tenn.
Pemuda berambut merah itu menempatkan telunjuknya pada bibir Tenn, "sshh..."
"Kumohon dengarkan aku dulu, Tenn-nii. Dan jangan berpikir untuk menyela penjelasan ku karena semua yang kuucapkan nanti, aku benar-benar serius mengatakannya" ucap Riku sambil menatap serius.
"....."
"Alasan mengapa aku bisa bersama Zero, itu karena Ayah dan Ibu sudah bercerai dan telah memiliki kehidupan mereka masing-masing. Semuanya terjadi setelah kau pergi bersama Kujo-san selama setahun, dan kini....aku tidak pernah mendengar kabar mereka hingga sekarang" jelas Riku dengan perasaan sedih.
Semuanya yang ada disana (terkecuali Junichiro) sangat terkejut, baru kali ini mereka mendengarnya. Alasan mengapa Riku tidak pernah mengatakan apapun tentang keluarga kandungnya.
"T-Tapi...bagaimana bisa?"
"Perbedaan pendapat dan perselisihan. Mereka berselisih tentang tempat hiburan keluarga Nanase yang bangkrut dan tidak bisa menjadi sumber pendapatan lagi, lalu mereka berselisih mengenai dirimu, Tenn-nii. Antara merelakan dirimu pergi dan juga pergi menyusulmu dan mengajakmu kembali pulang"
Kedua mata Riku berkaca-kaca.
"Sedangkan aku? Hanya bisa diam meringkuk di dalam selimut. Suara bantingan, suara pertengkaran, semuanya terdengar dengan jelas. Hingga akhirnya mereka memilih jalan alternatif, yaitu bercerai. Mereka meninggalkanku begitu saja di rumah tanpa sepeser uang pun, para tetangga menatapku dengan iba dan selalu menolongku. Pada akhirnya saat pulang sekolah, aku bertemu dengan Zero saat dimana asma ku kambuh"
"...."
Kini Riku menatap Tenn sambil tersenyum sendu.
"Kini kau mengerti kan, Tenn-nii? Tenn-nii tidak kembali padaku juga tidak apa, asalkan Tenn-nii bahagia aku juga ikut bahagia!" Ucap Riku sambil mengusap air mata Tenn yang terus mengalir.
Tenn menggeleng.
Grep!
Dia memeluknya dengan erat sambil menangis tersedu-sedu.
"Tidak! Aku ingin kembali padamu, Riku! Kamu lah satu-satunya jalan pulangku! Aku tak bisa hidup tanpamu, Riku!" Isak Tenn.
Riku tersentak mendengarnya dan kedua matanya mulai berkaca-kaca.
"Tenn-nii...!"
Semua yang ada disana terharu melihat si kembar itu, termasuk Takamasa yang terlihat senang melihat Tenn bisa kembali bersama Riku.
. . .
"Kamu sedang apa, Iori?" Tanya Mitsuki yang melihat Iori tengah melakukan sesuatu dengan hp nya.
"Merekam mereka tentu saja, Nii-san. Ini akan menjadi video menarik untuk dilihat" jawab Iori sambil mengacungkan jempolnya.
"....." - Mitsuki, Yamato, Sogo, Nagi
"Ide yang bagus, Izumi muda! Aku juga deh!" Ucap Gaku yang mulai ikut-ikutan.
Ryuu hanya menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.
Disisi Takamasa, Junichiro, dan Aya...
Junichiro menghela napasnya pelan dan tersenyum.
"Sepertinya aku akan memiliki 2 anak..." Ujarnya sambil menatap si kembar yang masih menangis meraung-raung.
Takamasa menepuk pundak Junichiro.
"Baguslah, setidaknya hidupmu tidak sepi sepertiku" ucap Takamasa.
"Ano...."
Takamasa merasa ada yang menarik bajunya, jadi dia pun menoleh.
"Bagaimana denganku, Kujo-san? Aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja, Kujo-san sudah berbuat banyak untukku" ucap Aya.
Takamasa hanya bisa diam, dia tak tahu harus bagaimana.
"Angkat dia jadi anakmu atau cucumu, Taka. Kan enak jika kau memiliki 2 anak/cucu" saran Junichiro sambil mengacungkan jempolnya.
Takamasa terkekeh pelan dan menyamakan tingginya dengan Aya.
"Di umurku ini, aku tidak mungkin memiliki anak. Tapi, maukah kau dan Kakakmu menjadi cucuku? Aku akan sangat senang jika Aya-chan dan Tamaki-kun mau menerimanya" ucap Takamasa sambil tersenyum.
Aya mengangguk cepat, "kami mau, Kakek Taka!"
Takamasa mengelus kepala Aya dan menyuruh Aya untuk memberi tahu Tamaki.
Junichiro tersenyum melihatnya, dan memandang langit yang dihiasi dengan ribuan bintang yang bersinar terang.
Sebuah keluarga hangat dan nyaman....aku benar-benar menantikannya batin Junichiro sambil tersenyum.
_________________________//
3 tahun kemudian...
"Hey Riku! Berhentilah berlari! Mou....larimu jadi cepat sekali, aku lelah mengejarmu" keluh Tenn.
"Ahahaha! Cepatlah Tenn-nii! Sebentar lagi kita sampai!" Seru Riku yang tak melihat ke arah depan malah ke belakang sambil menatap Tenn.
"Riku, lihat ke depan!"
"Huh? Apa yang--"
BRUK!
"I-Ittai..."
Riku tak sengaja menabrak seorang perempuan di depannya.
"Huwaaa maafkan aku! Aku tak sengaja!" Panik Riku sambil membungkuk minta maaf.
Lalu Riku mengulurkan tangannya untuk membantu perempuan itu.
"Arigatou..." Perempuan itu menerima uluran tangan Riku, dan membersihkan bajunya yang sedikit kotor.
"Ano...maafkan aku! Sebagai permintaan maaf, ini untukmu! Kumohon terimalah!" Seru Riku sembari memberikan tiket VIP pada perempuan itu.
Perempuan itu mengambil lembaran tiket yang disodorkan Riku, dan menatap tiket itu.
"Maaf, hanya itu yang bisa aku berikan untukmu sebagai permintaan maaf. Ini nomorku, jika kamu ingin meminta apapun tinggal chat atau hubungi aku kapanpun"
Perempuan itu menyimpan kedua lembaran kertas itu pada tas selempangnya, dan menatap Riku sambil tersenyum.
"Arigatou, padahal aku tidak apa-apa. Permintaan maaf juga sudah cukup kok" ucapnya.
Riku terpana melihat wajah perempuan itu, wajahnya sedikit merona ketika melihatnya.
"A-aku....Suzumura Riku, kamu?"
"(Last name) (First name), senang bertemu denganmu, Suzumura-san"
Jantung Riku berdetak dengan kencang, dia tidak tahu apa yang terjadi padanya. Sepertinya jantung miliknya akan pindah posisi.
"Kalau begitu, sampai jumpa nanti, Suzumura-san!" Ucap (First name).
"Riku!"
"....??"
"Panggil aku Riku! Jika kau memanggil nama belakangku, rasanya seperti dirimu memanggil Ayahku, (Last name)-san" ucap Riku malu-malu
"Kalau begitu, Riku juga panggil aku (First name) saja! Dengan begitu kita impas!" Ucap (First name) dengan senyum lebarnya.
"Baiklah, (First name)"
Lalu, (First name) pamit pada Riku dan pergi.
"(Last name) (First name) ya..." Gumam Riku.
Tiba-tiba, datanglah Tenn sambil merangkul Riku dari belakang.
"Hayoloh tadi ngobrol sama siapa~" ejek Tenn dengan senyum jail nya.
"B-bukan urusan Tenn-nii!" Gagap Riku sambil memalingkan wajahnya.
"Ohh ngga mau ngasih tahu, ya udah gapapa kok~ nanti juga aku tahu, hehehe~"
"IH TENN-NII! JADI TAMBAH NGESELIN! MAKANYA JOMBLO SAMPE SEKARANG!"
"NGAPAIN BAWA-BAWA STATUSKU HUH?! SITU JUGA JOMBLO!"
"YA ITU KARENA TENN-NII! JADI KAKAK JANGAN POSESIF BANGET DONG! SUSAH NYARI GEBETAN NIH! NGGA KASIHAN APA SAMA ADIKMU INI?!!"
"BIARIN SUKA SUKA AKU!"
"Huh...untung aja dah ada orang yang disukain..." Gumam Riku kesal.
"Hah? Apa? Ngga denger" ucap Tenn kepo.
"Ngga! Kepo banget ih! Udah ah cepetan, nanti telat!" Kesal Riku.
"Iya iya, kok kamu jadi sensian sih??"
. . .
Sementara itu...
(First name) menatap lembaran tiket VIP dan juga kertas yang berisi nomor telepon Riku.
"Suzumura Riku...."
Lalu dia terkekeh kecil dan segera bersiap untuk pergi ke tempat dimana tiket ini berlaku.
Dimana Shining Festival Idol All Stars diadakan.
Riku
Halo Riku!
Ini aku, (First name)
Aku sedang dalam perjalanan untuk melihat penampilanmu
Aku sudah tidak sabar ingin melihatmu tampil!
Ganbatte!
9.57 AM
Setelah pengungkapan 3 tahun yang lalu, Nanairo bertambah 1 member. Dan juga member Nanairo mengungkapkan identitas mereka yang sebenarnya pada para media massa.
Tenn sangat senang bisa kembali bersama Riku, meski tidak berkumpul bersama orang tua kandung mereka seperti dulu. Tapi, bersama Junichiro juga menyenangkan! Dia sangat menyayangi mereka berdua layaknya anak sendiri, apapun yang diinginkan mereka berdua pasti akan dikabulkan oleh Junichiro.
Pada akhirnya, mereka hidup bahagia bersama...
....dan terus bahagia selama-lamanya.
END
Omake~
Di backstage...
"Riku-kun, kamu sedang apa?" Tanya Junichiro heran.
"Hanya membalas sebuah pesan penting" jawab Riku yang tersenyum dan mengetik di hp nya.
Lalu, Tenn mendekati mereka berdua.
"Biasalah....Riku telah menemukan jodohnya" ucap Tenn tersenyum jail.
Junichiro terkejut, dan menatap Riku sambil menahan tangisnya.
"Anakku sudah besar..."
Wajah Riku memerah dan dia pergi ke rombongan i7 dengan kesal.
"Akhirnya, Riku-kun menemukan orang yang akan menjadi pasangan hidupnya..."
"Benar..."
"Terus Tenn-kun kapan?"
"Mending ngaca dulu deh, Yah. Ayah sendiri punya 2 anak, tapi ngga punya pasangan hidup"
"Aduh tertohok. Lagipula, siapa yang mau denganku? Umurku sudah tidak muda, kau tahu?"
"Ya salah sendiri itu mah, bukan salah Tenn"
"Tenn-kun jahaatt~"
"Biarin~"
"Takaaaaaaaaaaaa, mantan anak didikmu ini jahatt bangett loooohhh!"
Tenn hanya menggeleng pelan dengan tingkah Junichiro, lalu dia tersenyum.
Ingin rasanya ku lempar ke Palung Mariana, tapi mau gimana lagi? Dia Ayahku batin Tenn meringis.
Omake End
. . .
Minna-san!
Terima kasih telah membaca~
Bagi yang belum paham dengan alur ceritanya, bisa membaca Zero Adoptive Son terlebih dahulu yaa
Maaf jika alurnya sedikit melenceng atau berbeda hehehe
Ku juga tambahin kalian para readers disini, entah kenapa pengen nambahin gitu:v
Kalau begitu, sampai jumpa di update lainnya~
. . .
#ComingSoon
Satu persatu dari kalian pergi dari kehidupanku, bagaimana aku bisa bertahan dengan semua ini? Kenapa hanya aku yang masih bisa bertahan?
Maafkan aku yang tidak bisa menyelamatkan kalian semua...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top