Poem and Conversation

Seorang wanita datang

Bertanya mengapa fisiknya lebih lemah dibanding pria

Mengapa kedudukannya harus di bawah pria

Mengapa nilainya ditentukan dari tubuhnya

Dan betapa mudah setitik tinta

Merusak kehormatan dirinya pun masa depannya


Seorang pria datang

Mengeluhkan mengapa wanita mengeluh

Padahal tinggal menikmati apa yang disodorkan

Sementara dirinya yang bekerja keras

Sedangkan wanita bersantai ria di bawah keteduhan


Seorang wanita tertawa

Menawarkan untuk bertukar tempat pada seorang pria

Seorang pria menerima

Akhirnya ia cukup bersantai menerima hasil orang lain


Seorang pria menyesal

Jiwanya tidak cukup kuat

Diremehkan tiap hari

Dianggap tidak pernah cukup baik

Dipikirnya mudah

Hidup dengan harga diri yang sering diinjak

Hanya karena tidak ada luka fisik yang tampak

Dan begitu membela diri

Semua membalas dengan perkataan jahat


"Puisi yang sangat mencerminkanmu, Ruby," ujar Putri Freyja yang tiba-tiba muncul di atap di mana Ruby saat itu sedang termenung memandang bintang-bintang di angkasa yang luas sembari menyenandungkan beberapa baris puisi.

Malam itu adalah malam Ruby sebelum kembali ke Ezze. Ia hanya mampir sebentar di ibu kota Kraalovna untuk bertemu Putri Freyja dan membicarakan hal-hal penting yang tidak bisa dilakukan melalui surat.

"Ah, aku tidak mendengarmu datang, Putri Freyja."

"Aku bukan seorang putri sekarang. Panggil saja Freyja." Putri Freyja ikut duduk di samping Ruby.

Setelahnya mereka terdiam cukup lama. Hanya menikmati perasaan damai dari langit yang gelap di atas mereka.

"Apa kau menginginkan takhta, Ruby?" cetus Putri Freyja.

"Aku tidak menginginkannya, tapi aku membutuhkannya. Hanya sedikit yang dapat dikuasai wanita dan wanita yang tidak mempunyai apa-apa tidak akan bisa melindungi yang ingin ia lindungi."

Putri Freyja tersenyum pahit. "Di Ezze, seorang wanita mempunyai harga, tapi harga itu justru merupakan sebuah penghinaan. Karenanya, aku bersyukur lahir di Kraalovna, di mana wanita bisa mengangkat senjata. Meski hal itu berarti wanita Kraalovna harus berjuang di atas kakinya sendiri, dengan darah dan keringat. Tapi kamilah yang menentukan nilai kami sendiri."

"Dunia tidak ramah pada wanita, bukan?"

"Dan dunia hanya memberi kita sedikit pilihan, bukan?"

Ruby tertawa kecil.

Putri Freyja pun ikut terkekeh. Tiba-tiba ia berceletuk, "Sepertinya puisimu belum lengkap. Kau belum menambahkan bagian wanita yang merasakan menjadi pria."

Ruby tidak membalas. Ia hanya tersenyum memandang langit.



***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top