Perjalanan Pulang

"Pangeran, apa tidak apa-apa kita menghabiskan waktu bersama seperti ini, mengingat besok adalah kepulangan Putri Iris. "

Alister menoleh sekilas, kemudian kembali menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Sesekali pria itu meneguk minuman yang ada di tangannya.

"Tidak apa-apa, malam ini puaskan aku."

Itulah sifat Alister, ketika sedang banyak beban pikiran yang mengganggunya, ia akan meringankan itu dengan melampiaskan kepada minuman dan Desta. Entahlah, ia tidak tahu tentang perasaanya terhadap Desta maupun Iris. Intinya ia akan merasa beban pikirannya meringan setelah menghabiskan waktu dengan Desta. Ada yang pernah bilang jika Alister hanya nafsu saja terhadap Desta.

Sebenarnya, Alister tidak terlalu memikirkan apa pun itu tentang cinta atau perasaan. Tujuan utamanya adalah menjadi Raja yang baik dan lurus agar bisa menguasai seluruh kerajaan Manorius. Ada pun dengan kedekatannya dengan Desta, ia tidak tahu perasaan apa itu. Ia terlalu nyaman dengan wanita pelayan itu sedari kecil, dan anehnya, ia ingin menjadikan Desta pendamping hidupnya. Ia berniat setelah menikahi Iris, ia akan mengangkat Desta sebagai selirnya. Ia tidak butuh persetujuan Menteri atau penasehatnya. Ketika ia menjadi Raja, ia bebas melakukan apa saja.

Alister menaruh gelasnya di atas meja dekat tempat tidurnya. Pria itu menggeser tubuhnya agar langsung menghadap Desta.

Beberapa detik kemudian, Alister memajukan wajahnya dan kini bibirnya bersentuhan dengan bibir Desta. Alister perlahan menggerakkan bibirnya, mengecap, serta memainkan lidahnya bersama Desta. Mereka berdua terlalu menikmati suasana sampai kekurangan pasokan oksigen dan terengah-engah.

Setelah puas dengan ciumanya, Alister mengangkat tubuh Desta agar berada di atasnya. Pria itu kembali menarik wajah Desta dan mencium leher wanita itu hingga membekas. Tangannya tidak diam begitu saja, dengan satu hentakkan. Gaun yang Desta kenakan sudah terlepas sebagian, dan kini tersisa hanya menutupi tubuh bagian bawah wanita itu.

Alister tersenyum puas melihat wajah Desta yang merah padam karena malu. Ini bukan pertama kalinya mereka melakukan hal itu, akan tetapi Desta masih saja terlihat risih jika tubuhnya terekspos dan diperhatikan Alister.

Alister mendorong tubuh Desta dengan cepat, dan kini mereka bertukar posisi.

"Siap melayaniku hingga pagi?"

°°°

Hujan salju sudah berhenti pagi ini. Sudah dipastikan tidak akan ada badai salju dalam perjalanan Iris ke Kerajaan Antonius nanti. Itu sebabnya kini Iris tengah bersiap-siap untuk kepulangannya.

Wanita itu menatap dirinya di depan cermin. Ada rasa gugup serta takut di dalam raut wajahnya. Apakah ini reaksi alami dari tubuh Iris ketika akan meninggalkan kerajaan Manorius?

"Putri, kereta kuda sudah siap," ucap Mora setelah masuk ke dalam kamar.

Iris menoleh kemudian tersenyum. "Baiklah, semua persiapan sudah ada?" Tanya Iris.

Mora mengangguk mantap. Semua yang dibutuhkan Iris di perjalanan sudah siap. Jarak antara kerajaan Manorius dengan Antonius sangat jauh. Biasanya, akan sampai setelah setengah hari perjalanan jika tidak terlalu sering beristirahat.

Ayah Iris, Raja Neil. Tidak bisa datang menjemput Iris dikarenakan ada masalah kerajaan yang perlu dilakukan.

Iris ke luar dari kamar dengan menggunakan pakaian yang berlapis-lapis karena keadaan di luar yang masih bersalju. Untuk menghindari bertemu dengan Alister, Iris langsung menuju ke kereta kudanya dengan buru-buru.

Setelah beberapa menit, Iris kini sudah duduk cantik di dalam kereta. Sesekali ia melihat ke sekitarnya untuk memastikan keadaan. Semua prajurit dan pelayan sudah siap. Hanya menunggu aba-aba Iris saja mereka akan memulain perjalanan.

"Ayo kita jalan," ujar Iris seraya menoleh ke arah gerbang. Sepertinya Alister juga tidak ingin mengantar Iris walapun hanya sebatas gerbang. Tidak apa-apa, itu memang harapan Iris.

"Tunggu!"

Semua orang menoleh untuk melihat suara seorang pria nomor satu di kerajaan Manorius, Alister. Pria itu berjalan ke arah kereta Iris dengan tatapan dingin.

"Kenapa Anda bahkan tidak betpamitan terlebih dahulu dengan saya?" Tanya Alister.

Iris menoleh sekilas, hanya melihat wajah Alister saja. Ia kembali mengingat perkataan Alister tentang tujuan pernikahan, politik. Apa bisa, sesuatu yang sakral seperti pernikahan bisa untuk memainkan trik politik belaka?

"Apa itu perlu?" sahut Iris. "Bukankah Anda sedang menghabiskan waktu dengan Desta karena merayakan kepergian saya?"

Alister mengepalkan tangannya. Kenapa sekarang Iris mulai bisa melawannya? Padahal dulu Iris adalah seseorang yang selalu mendekatinya, ketika datang ke kerajaan Iris akan berlari menemuinya. Ketika akan pulang, Iris akan menghabiskan waktu dengan mengikuti ke mana pun dirinya. Apa Alister kini sudah tak berharga lagi bagi Iris?

"Apa maksud Anda, Putri?" Tanya Alister.

Iris acuh dengan perkataan Alister. Ia bukan Iris yang lemah seperti dulu. Iris yang sekarang adalah Iris yang kuat dan bukan termasuk wanita yang rela diperbudak cinta hingga kehilangan akal sehatnya.

"Saya pamit, Pangeran. Semoga harimu menyenangkan," tukas Iris kemudian meminta semua prajurinya untuk mulai berjalan meninggalkan kerajaan Manorius.

Alister mengambil kuda salah satu prajurit, dan menaikinya untuk bisa mengikuti dan mengantar Iris hingga ke kediamannya.

"Putri Iris," ucap Alister seraya mengatur kudanya untuk berada sejajar dengan kereta Iris.

"Pangeran, apa yang Anda lakukan. Udara sedang sangat dingin, lebih baik Pangeran pulang saja."

"Apa yang Anda inginkan?" tanya Iris.

"Megantarmu sampai ke tujuan."

"Oh, baiklah saya tahu maksud Anda, Anda ingin ayah saya menyanjung Anda, begitu?"

Alister semakin marah dengan percakapannya dengan Iris. Pria itu kemudian mengendarai kuda yang ia tunggangi dengan sangat cepat, karena Alister tidak mengendarai kudanya, melainkan kuda prajurit. Kuda itu tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan melaju tidak sesuai arahan Alister.

"Berhenti!" Alister menarik tali pada leher kuda. Namun, tidak berhasi. Sepertinya jalan satu-satunya adalah meloncat dari kuda. Mungkin terjatuh di tumpukan salju tidak akan sakit, bahkan mati.

"Pangeran Alister!!"

To becontinued

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top