Bab. 29
Bab ini adalah bab terakhir yg dipublish di wattpad. Jika masih mau lanjut bisa meluncur ke karya karsa hingga bab 36 biar bener2 gak penasaran, tapi kl berhenti sampai sini juga sudah ketahuan kok endingnya. Jadi gak apa2 meskipun gak lanjut bab berikutnya.
###
Mayang sudah akan berjalan keluar dari mobil Darmawan, tapi tanpa Mayang sadari, pria itu sudah berdiri di hadapannya dan tanpa kata, seketika mengangkat tubuh Mayang. Gadis itu pun terkejut dan seketika mengeratkan tangan mencari pegangan pada leher Darmawan.
"Saya bisa sendiri, Pak. Saya bisa jalan."
"Semakin kamu banyak berjalan, kaki kamu akan semakin lama pulih." Darmawan sebenarnya tak nyaman saat melihat Mayang berjalan tertatih dituntun sang adik di rumah sakit. Namun, untuk membawa tubuh gadis itu dalam gendongannya juga terlihat tak nyaman. Apalagi ada Mahesa yang tadi bersama mereka. Satu kekecewaan Darmawan rasakan. Ternyata Mayang memang benar-benar masih berhubungan dengan pria itu. Mereka masih belum melepaskan satu sama lain.
Dengan langkah tegap, Darmawan membawa tubuh Mayang memasuki rumah lalu berbelok menuju kamar tamu di rumah itu. Mayang akan menempati kamar itu untuk sementara waktu. Endah menyusul di belakang mereka.
Setelah Darmawan mendudukkan Mayang di atas ranjang, pria itu duduk di sebelahnya. "Saya harap kamu betah di sini. Kamu tidak akan merasa sendirian. Malah justru akan dibuat sibuk menghadapi kecerewetan ibu." Darmawan tersenyum sekilas mengingat kehebohan ibunya saat akhirnya Mayang bersedia pindah untuk sementara ke rumahnya.
"Ibu ada di mana, Mas? Sepertinya tidak tahu dengan kedatangan kita?" Endah yang baru memasuki kamar bertanya.
"Tanya saja ke bibi. Mungkin ada di kamar mandi makanya tidak keluar." Dan benar saja, selesai kalimat Darmawan terucap, Bu Maryam sudah menghambur memasuki kamar.
"Ibu barusan terima telepon jadi tidak tahu kalau kalian datang. Selamat datang di rumah, Mayang. Semoga kamu betah di sini, ya. Buat diri kamu nyaman." Bu Maryam menghampiri Mayang lalu memeluk gadis itu dengan begitu erat.
"Sejak kamu kembali ke tanah air, ini yang ibu inginkan. Lebih baik tinggal di sini sama ibu. Lebih aman. Kamu tidak usah sungkan. Kamu adalah bagian keluarga ini."
Mayang mengangguk dalam pelukan Bu Maryam. Ia patut bersyukur masih banyak orang yang peduli kepadanya. Entah bagaimana kelak ia akan membalasnya.
"Kamu istirahat dulu, ya. Ndah bantu ibu siapin makan siang. Kamu makan dulu sebelum kembali ke kampus. "Bu Maryam mengarahkan pandangannya kepada si bungsu usai ia melepas pelukannya kepada Mayang. Endah pun menyeringai sekilas lalu keluar kamar itu mengikuti sang ibu. Meninggalkan Mayang hanya berdua saja dengan sang kakak.
"Maaf, saya merepotkan keluarga Pak Darmawan." Mayang berucap tak nyaman begitu Endah dan Bu Maryam sudah pergi dari kamar.
"Saya tidak merasa direpotkan. Lagi pula dengan kehadiran kamu, ibu jadi lebih tenang dan ada teman ngobrol. Beliau sering mengeluh kesepian."
Mayang mengulas senyum. Lalu setelah itu hening. Mayang kebingungan harus mengatakan apa. Jujur saja, seandainya pria ini tak mengatakan keinginannya beberapa hari yang lalu tentu Mayang tidak akan diterpa kecanggungan.
"Apa kamu tidak berencana melapor ke pihak berwajib?" Suara Darmawan tiba-tiba terdengar, mengusik keheningan yang semula menelan mereka. Membuat Mayang tersentak saat pria itu kembali membuatnya mengingat peristiwa yang telah ia alami.
"Tidak... Tidak perlu." Mayang tergagap menjawab pertanyaan Darmawan.
"Pria itu putra Mahesa, kan?"
Suara Darmawan terdengar pelan. Namun, lagi-lagi mampu menyentak Mayang. Dari mana pria itu tahu pelaku penganiayaan tersebut adalah Rico. Ia sama sekali tak membuka mulut. Atau mungkin pria itu hanya menebak saja karena tahu dengan jelas masalah yang terjadi antara Mayang, Mahesa, dan putra tunggalnya. Ya, semua itu begitu mudah ditebak. Apalagi Darmawan tadi sempat berbincang dengan Mahesa. Perbincangan yang tak Mayang ketahui isinya.
Kebungkaman Mayang membuat Darmawan akhirnya kembali membuka mulut, "Saya harap apapun keputusan yang kamu ambil. Hal itu akan membuat kamu nyaman dan lebih tenang."
Mayang masih tak membuka mulut.
"Apakah kesempatan saya masih ada, Yang? Melihat Mahesa tadi, saya tahu hubungan kalian masih belum menunjukkan kata selesai."
Mayang tercenung. Apakah ia tak salah dengar? Pria ini. Pria nyaris sempurna ini meskipun sudah tahu semua kebusukannya di masa lalu bahkan berlanjut hingga kini, masih mau menerima dirinya?
"Setelah mengetahui semua aib saya, apa Pak Darmawan masih bisa menerimanya? Saya harap Bapak tidak memaksakan diri atau juga tak nyaman kepada saya karena sudah pernah mengatakan niat baik, Bapak. Bapak adalah pria yang tak mungkin bisa diabaikan oleh wanita-wanita luar biasa di luar sana. Pria nyaris sempurna seperti Pak Darmawan layak mendapatkan wanita baik-baik. Wanita yang tak pernah punya masa lalu mengerikan seperti saya."
"Apa karena kamu akan kembali kepada Mahesa, makanya kamu mengucapkan kata-kata itu?" Darmawan menyuarakan isi hatinya.
"Saya tidak akan kembali. Sedari awal saya memang tidak terikat komitmen apapun dengan Pak Mahesa. Jadi, apa yang bisa dikatakan kembali?" Mayang menjeda kalimatnya untuk memilih kata-kata yang akan ia lontarkan. "Kedekatan saya dengan Pak Mahesa berawal karena rasa kagum berlebihan kepada kesempurnaan hidup Rico. Bagi saya, keluarga Pak Mahesa adalah gambaran keluarga sempurna yang tak pernah saya miliki. Seorang pria yang begitu mencintai keluarga. Suami yang begitu memuja istrinya dan begitu menyayangi anaknya. Saya selalu menginginkan hal itu karena Bapak tahu sendiri, ibu saya berpulang saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar dan ayah menyusul saat saya di bangku sekolah menengah pertama."
"Kekaguman berlebih itulah yang pada akhirnya menjerumuskan saya. Apalagi Pak Mahesa selalu bersikap baik kepada saya. Memberikan apa yang selama ini tak pernah saya dapatkan. Memberikan apa yang selama ini saya inginkan. Beliau adalah orang yang bisa saya jadikan sandaran hingga akhirnya saya perlahan mulai serakah. Saya tak merasa puas saat hanya bisa merasakan kebaikannya saja. Saya berusaha untuk mendapatkannya hingga akhirnya bencana itu datang." Mayang berucap dengan mata menerawang. Mengingat bagaimana ia terperosok oleh kebaikan dan perhatian Mahesa.
"Pak Mahesa tidak bersalah. Sayalah yang bersalah karena telah menyalah artikan semua sikap baik dan perhatiannya. Dia memang baik kepada semua orang. Apalagi saya, yang pada waktu itu adalah teman dekat anaknya." Mayang menghentikan kalimatnya. Dialihkannya pandangan pada pria yang duduk di sebelahnya itu. Raut Darmawan terlihat tenang. Seolah tak terpengaruh oleh semua cerita yang telah ia sampaikan.
"Rico menyukai saya. Dia mengatakan hal itu. Mengatakan jika dia mencintai saya. Saya menolak. Namun, meskipun saya menolak, saya tetap berada di sisi Rico. Pak Darmawan tahu kenapa? Karena saya tetap ingin merasakan kehangatan keluarga itu. Merasakan secuil rasa, bagaimana indahnya mempunyai keluarga. Merasakan bahagianya disayangi dan diperhatikan. Benar-benar menyedihkan, bukan?" Kali ini Mayang tak mampu menahan, sebutir air mata menuruni pipinya disusul butiran-butiran lainnya. Gadis itu mengusap pipinya lalu kembali berucap, "Apakah wanita seperti saya masih layak untuk berdiri di samping pria sempurna seperti Pak Darmawan?" Mayang menggeleng. Menjawab pertanyaannya sendiri.
"Tidak, Pak. Saya tidak punya cukup keberanian untuk melakukan hal itu. Harga diri dan kehormatan Bapak dipertaruhkan di sini. Di masa mendatang aib saya akan terus saya bawa dan itu akan mempermalukan Pak Darmawan dan keluarga."
"Semua orang punya masa lalu." Pada akhirnya Darmawan membuka mulut. "Semua orang pernah melakukan kesalahan. Yang penting adalah menyadari hal itu dan bertekad memperbaiki diri. Siapa pun kamu di masa lalu saya tidak peduli. Yang perlu saya ketahui adalah apakah kamu mau menjalani masa depan bersama saya dan tak akan kembali ke masa lalu kamu?"
###
Terima kasih banyak untuk teman2 yg sudah mengikuti cerita Mayang, Pak Darmawan, dan Pak Mahesa hingga sejauh ini.
Yang mau baca ulang cerita ini buruan ya. Habis ini akan diunpublish.
Btw saya juga punya draft after marriednya si mayang beberapa bab. (Entah nikahnya sama siapa. Pak rektor atau pak pengacara😂😂😂) kalau emang banyak yg pengin baca bakal diluncurin eheeee.... So, tulis pendapat teman-teman di sini ya.
Daaan.... mampir juga ke lapak Riverside yg masih on going dan semoga bisa ditamatkan di wattpad. Sudah sampai bab 28 lo.
So, sekali lagi terima kasih n banyak cinta untuk teman2 semua 😘🥰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top