Bab. 14 (1)
Mana suaranya?
Mana bintangnya?
Happy reading dan jangan lupa tinggalin jejak, ya. 😘😘
###
Bab. 14
"Wah ternyata Mas Mahesa. Apa kabar?" Kedua pria di hadapan Mayang terlihat bersalaman.
"Baik." Mahesa memandang Mayang yang berjalan menghampiri di belakang Darmawan. "Wah sepertinya baru saja ada acara, ya?"
Darmawan tersenyum, "Iya. Kebetulan ada salah satu dosen di kampus yang mengadakan resepsi pernikahan putrinya. Jadi ya kami berangkat bersama. Oh ya, Mas Mahesa sepertinya ada perlu sama Mayang?"
Mayang memandang lekat Mahesa. Ia penasaran dengan jawaban apa yang akan pria itu berikan. Namun, sepertinya Mahesa enggan membuka mulut. Akhirnya Mayang yang berucap, "Rico tidak ada di sini, Om. Ini saya baru pulang." Entah kenapa Mayang melontarkan kalimat itu. Hal yang membuat Mahesa berubah air mukanya.
Mahesa terlihat mengangguk. "Ya sudah kalau begitu saya pamit. Terima kasih, Yang. Mari saya duluan, Mas Darmawan." Mahesa bersalaman dengan Darmawan.
"Kita barengan saja, Mas. Saya juga mau pulang." Darmawan memandang Mayang di sisinya. "Saya pulang dulu ya, Yang."
Mayang mengangguk tak menghalangi pria itu berpamitan. Ia tak ingin terlalu lama terlibat kecanggungan dengan kedua pria matang itu. Ia masih belum punya cukup pemgalaman menghadapi pria-pria seusia mereka.
Setelah berpamitan, kedua pria itu memasuki mobil masing-masing lalu pergi meninggalkan rumah Mayang. Membuat Mayang bernapas lega. Namun, sesak bersamaan. Ia tak tahu apa yang akan Darmawan pikirkan saat mendapati Mahesa mendatanginya, pun demikian dengan yang Mahesa pikirkan saat pria itu melihatnya pulang bersama Darmawan.
Mayang memasuki rumah lalu menguncinya. Mengganti baju lalu membersihkan diri di kamar mandi sebelum akhirnya merebahkan diri di kasur empuknya. Ponselnya yang semula tak ia sentuh sejak tadi ia keluarkan dari clutch yang ia bawa ke pesta.
Matanya mengernyit. Beberapa panggilan tak terjawab dari Mahesa. Sepertinya pria itu menghubunginya saat ia masih berada di pesta anak Pak Burhan.
Selain itu, ada beberapa pesan yang masuk. Bu Maryam mengirimkan foto-foto Mayang dan Darmawan tadi pagi dan beberapa saat lalu saat mereka berada di pesta. Mayang tadi memang sempat bertemu orang tua Darmawan sebentar karena mereka kemudian berpamitan pulang lebih awal.
Mayang mengamati foto-foto itu. Entah kenapa hatinya tergelitik untuk mencari foto yang terlihat mirip dengan fotonya dan Darmawan. Tak menunggu lama, Mayang menemukan foto yang ia cari yang tersimpan di ponselnya. Ia menggeleng tak percaya. Foto yang diambil lebih dari dua tahun lalu pada saat pesta pernikahan anak Pak Hadi, partner Mahesa di kantor pria itu. Kenapa kejadiannya begitu mirip? Yang membedakan adalah setelah pesta itu Mayang kembali ke kantor Mahesa dan berakhir dengan dimulainya hubungan rumit Mayang dengan pria itu.
Mayang menggelengkan kepala. Setiap mengingat bayangan itu, sudut hatinya tentu saja masih mendamba pria yang tak seharusnya. Namun, sepertinya otak Mayang sudah tak mampu dikendalikan. Gadis itu seketika menghubungi Mahesa. Dan pada deringan ke dua panggilannya mendapatkan jawaban.
"Kenapa, Yang?"
Mayang mengeryit mendengar pertanyaan pria itu. Seolah-olah tak terjadi apapun. Pria itu tadi menemuinya dan belum mengatakan sesuatu sudah pergi begitu saja.
"Om, balik ke sini ya," ucap Mayang pelan yang disambut desahan lelah pria di seberang sana.
"Sudah malam, kamu istirahat saja, ya.
"Ya sudah saya yang ke sana."
"Mayang!" Mahesa menaikkan volume suaranya. "Besok kita bisa bertemu. Sekarang kamu istirahat."
Akhirnya dengan berat hati Mayang menurut meskipun hatinya merasa semakin tak nyaman. Ia seolah-olah terpergok sedang berselingkuh dengan Darmawan saat tiba-tiba saja Mahesa sudah menunggunya di depan rumah.
###
Bab berikutnya bakal mulai panas, ya. Eheeee.... Yg sudah lanjut sampai Karya karsa pasti sudah tahu. Di sana nggak lama lagi bakal tamat.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top