Bab. 23
Hollaa... Apa kabar man-teman? Semoga selalu diberikan kesehatan ya, termasuk aku yg lagi sakit 😭😭😭. Maunya sih tiduran aja tapi kok pengen banget update si Mayang. Suka banget baca komentar2 seru teman2 biar mood juga cepet naik. So, yuk ramaikan dan jgn lupa kasih bintang ya.
Happy reading.
###
Pada akhirnya Mayang membawa makanan itu ke ruang televisi. Dua orang teman indekostnya, Rena dan Faira terlihat mengobrol di sana setelah kedua gadis itu kembali dari lantai satu. Sepertinya kekasih mereka telah pulang setelah menghabiskan akhir pekan bersama.
Sedangkan penghuni indekost di lantai dua lainnya tak terlihat. Ada yang kebetulan pulang ke rumahnya masing-masing ada pula yang sudah tertidur di kamarnya.
Mayang meletakkan kotak anyaman bambu itu di karpet lalu tak lupa mengambil piring dan peralatan makan lainnya. Setelah semua itu tersedia mereka pun menikmati ayam bakar di depan mereka setelah sebelumnya menyisihkan jatah untuk teman-temannya agar besok mereka masih bisa menikmatinya.
"Eh, Yang. Itu jaket siapa kamu pakai? Gede banget." Mendengar suara Rena,Mayang seketika mengamati penampilannya. Jaket kebesaran milik ayah Rico masih melekat di tubuhnya.
"Ya ampun! Kenapa aku bisa lupa. Ngapain enggak langsung aku kasih aja tadi." Mayang menepuk dahinya. Merasa bodoh dengan ulahnya.
"Kamu kebanyakan kerja, Yang. Otak kamu kurang piknik." Kali ini Faira yang bersuara.
"Mayang barusan piknik, kali. Itu tadi baru dipulangin jam sembilan lebih. Aku tadi masih di bawah jadi lihat." Rena menimpali.
"Oh iya. Aku kok lupa. Tadi kamu kan keluar sama Rico ya, Yang. Kalau jaketnya tebal gini meskipun naik motor sih aman aja," ucap Faira. Gadis itu tadi memang kebetulan keluar indekost bersamaan dengan Mayang.
"Apanya yang naik motor. Barusan Mayang dianterin pakai mobil kok. Aku lihat di bawah." Rena yang melihat Mayang keluar dari sebuah mobil berwarna hitam tentu saja berkeras dengan pendapatnya.
"Eh? Kamu tadi dijemput Rico pakai motor kan, Yang?" tanya Faira. Mayang pun mengangguk. "Lalu pulangnya dia tuker pakai mobil?"
Mayang menggeleng. Membuat kedua temannya yang menikmati ayam bakar melongo kebingungan.
"Terus?"
"Iya aku memang pulangnya dianterin mobil tapi bukan sama Rico, itu papanya."
"What?!" Teriak Faira dan Rena bersamaan.
"Ngapain kamu dianterin bapaknya si Rico!?" teriak Faira.
"Pakai jaket orangnya pula," tambah Rena.
Mayang akhirnya salah tingkah. Ia pun terpaksa menceritakan kronologi kejadian kenapa ia sampai memakai jaket ayah Rico dan diantar pulang oleh pria itu.
"Kayaknya kedua pria itu harus kamu jauhi, Yang. Entah kenapa aku merasa aneh dengan ayah dan anak itu." Faira mulai memengaruhi Mayang.
"Ah sok-sokan kamu, Ra. Pacar kamu om-om gitu. Duda beranak pinak lagi," ejek Rena asal.
"Memangnya Keanu Reeves kamu itu masih muda? Kan udah om-om juga," balas Faira tak mau kalah. "Tony yang nongkrongin pintu pagar tiap hari kamu usir-usir. Eh kamu kalau ada Keanu Reeves, tiba-tiba aja hilang berhari-hari."
Rena mencebik kesal lalu menarik rambut temannya itu. Hal yang membuat Mayang tertawa melihat keakraban teman-teman indekostnya itu.
"Eh, Yang. Kalau menurutku terlalu beresiko kalau kamu misal jadian sama Rico. Pertama, dia buaya banget lo. Hampir semua cewek kece di kampus sudah pernah jalan sama dia. Terus, aku agak aneh aja kok kamu bisa sedekat itu sama papanya," lanjut Faira.
"Aku enggak ada hubungan apa-apa sama Rico. Aku udah pernah cerita ke kalian. Kami sepakat berteman." Mayang memang pernah bercerita tentang hubungannya dengan Rico kepada kedua temannya itu.
"Berteman tapi kok makin sering keluar. Mana ada sih ceritanya habis nolak eh masih balik deket lagi. Sebenarnya kamu tuh aslinya cinta sama dia tapi masih butuh banyak pertimbangan. Merasa nyaman tapi masih kurang." Rena tergelak lalu kembali melanjutkan. "apalagi kamu tuh sudah sampai makan malam sama orang tuanya. Bahkan yang mencengangkan, sampai pakai jaket bapaknya, pula." Rena tak bisa menghentikan tawanya. Mengabaikan pelototan tajam Mayang. "Emang papa Rico kayak gimana sih? Aku jadi kepo nih."
"Eh? Kamu enggak tahu sama papanya Rico?" tanya Faira.
Rena menggeleng.
"Makanya sering-sering update. Hampir semua anak-anak di kampus tuh tahu sama Bapak Pengacara Penggoda Iman. Enggak bapak enggak anak cakepnya berlebihan." Faira berceloteh mulai memuji Rico dan ayahnya.
"Siapa? Pengacara yang cakep di sini sih bagiku cuma Pak Mahesa Sastrawijaya. Enggak ada tandingannya tuh si bapak." Rena tak mau kalah.
"Nah itu dia orangnya!" jawab Faira nyaring. Mengabaikan fakta jika suaranya akan mengganggu penghuni indekost yang sudah tidur. Membuat Rena melongo tak percaya.
"Serius?"
Faira mengangguk penuh semangat. Saat Rena ganti menatap Mayang, gadis itu tersenyum kikuk lalu mengangguk pelan.
"Jadi Rico anaknya Pak Mahesa?"
Lagi-lagi Faira mengangguk. Kali ini disertai senyuman kemenangan. Rena menepuk dahinya dengan keras berulang-ulang menyadari jika selama ini ia tak tahu apa-apa.
"Berarti itu jaketnya Pak Mahesa." Rena berucap linglung. "Kamu makan malam sama Pak Mahesa. Ke kamar hotel berduaan aja, foto-foto, terus dianterin pulang. Jangan-jangan kamu sebenarnya tadi sempat bobok bareng sama beliau, Yang. Tapi kamu enggak mau ngaku," ucap Rena pelan.
"Hush! Mulutmu racun banget." Mayang melotot geram.
"Duh, Yang. Beneran yang Faira bilang. Mending kamu jauh-jauh deh sama Rico dan Pak Mahesa. Aku takut kamu enggak kuat iman. Awalnya sih cuma sekadar dekat sama anaknya. Kalau dengar cerita kamu mulai dari sebelum pesta kejutan ulang tahun Rico hingga saat ini, aku takut kamu justru tergoda sama bapaknya, Yang. Apalagi si bapak bikin meleleh gitu. Pintar banget memperlakukan wanita."
"Kalian mulai ngasal deh." Mayang mengambil secuil ayam bakar, lalu mencelupkannya pada sambal dan menelannya. Faira dan Rena pun melakukan hal yang sama. Untung saja mereka tidak tersedak karena menikmati makanan sambil berbincang riuh.
"Yah, jaga-jaga aja sih, Yang. Aku dulu sama Pak Rangga juga enggak ada hubungan apa-apa. Gara-gara kasih les anaknya lama-lama akrab terus jadian deh. Rena sama Si Keanu Reeves juga gitu. Gara-gara nemuin dompetnya eh lanjut dekat sampai sekarang. Masalahnya posisi mereka tuh aman. Mereka berumur tapi halal. Pak Rangga sudah duda terus si Keanu Reeves bujang lapuk. Beda sama Pak Mahesa." Faira masih bersikeras.
"Please, deh. Aku bukan berencana jadi pelakor dan ngerebut Pak Mahesa. Pikiran kalian jauh banget. Beliau baik karena aku teman dekat anaknya. Yah, anggap aja calon menantu dan mertua." Mayang berucap cuek.
"Takutnya bukannya jadi menantunya, Yang. Tapi justru jadi ibu tirinya Rico." Rena berucap sambil terbahak yang diikuti Faira dan Mayang. Malam itu mereka menikmati makan malam yang ke sekian meskipun perut sudah begitu kenyang.
###
Nia Andhika
13022022
Cerita ini latar waktunya barengan sm kisah si Faira di lapak Part Time dan Rena di lapak Upgrade. Yang belum baca yuk mampir ke sana.
Oh ya. Kalau yg sdh baca & heran dengan status si bapak jelmaan keanu reeves lokal atau pacarnya Rena kok beda dg lapak aslinya, di bab ini semua orang masih gak tau status pacarnya Rena tuh gimana.
Makanya, yuk meluncur ke lapak Rena & Faira.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top