꒰🌺꒱ 33 :: New step?

Gojo membuka pintu kamar asrama dengan pelan kemudian melangkah ke dalam tak lupa menutup pintu. Ia berjalan ke arah kursi mahal yang terkena sinar bulan dari sela-sela ventilasi. Mendudukkan diri dengan santai sembari melepas penghalang mata.

Gojo, aku tahu alasan kenapa kau bisa merasakan 'perasaan asing' itu.

“Anak itu ... dia tahu sesuatu,” gumam Sang Pria.

Aku mau memastikannya tadi, sih, tapi dia tiba-tiba ragu saat kutanyai, batin Gojo. Menghela napas dengan wajah dongkol.

“Kenapa dia ragu?” Tangan kanan menyentuh dagu, sementara tangan kirinya melingkari dada. “Kenapa juga aku melihat gambaran [Name] berpenampilan kuno?”

Gojo mengernyit. Bayangan masa lampau itu terlintas kembali. Kali ini, ia melihat [Name] memakai kimono putih dengan rambut terurai bebas. Beberapa hiasan diletakkan di sisi wajah Sang Gadis. Menambah kesan cantik. Penampilannya itu terlihat simpel, lebih baik daripada rambut disanggul.

Gojo menyandarkan kepala. Menatap langit-langit kayu yang kokoh dengan pandangan malas.

Apa yang akan kau lakukan kalau kau ... seorang reinkarnasi?

“Hmm ....”

꒰🌺꒱

“Paman, apa yang akan terjadi padaku di masa depan?”

Haruto mengedipkan mata beberapa kali. Mencerna pertanyaan Sang Ponakan yang terlalu tiba-tiba. Ia bahkan berhenti menggerakkan pena, otaknya pun sampai kandas memikirkan jalan cerita untuk novelnya.

“Ha? Tumben bertanya?” ucap Haruto. Hanya itu respon yang bisa ia berikan karena belum lepas dari keterkejutan.

[Name] tidak pernah bertanya tentang masa depan, apa yang akan terjadi pada diri Sang Gadis di masa mendatang. Menurutnya, masa depan itu rahasia. Biarlah hal ini menjadi sebuah kejutan dalam hidup. Dengan alasan itu, dia tak pernah bertanya apa pun pada Haruto.

Namun, situasi macam apa ini?

“Pertanyaanku mengejutkan, ya?” kata [Name] dengan senyum maklum. Yah, dia tahu maksud dari ekspresi Haruto. “Aku akan ganti pertanyaan.”

Haruto meletakkan pena di meja, di sisi kanan kertas. Kemudian bersedekap. “Pertanyaan apa?”

“Apa yang akan terjadi ... jika seorang reinkarnasi yang tidak mengingat kehidupannya tahu kalau dia pernah hidup di masa lalu?”

Haruto bungkam sejenak, lalu membalas, “Kenapa bertanya?”

“Aku ... hampir bilang pada Gojo kalau dia adalah reinkarnasi.”

Haruto mengatup bibir.

“Dia juga dapat 'gambaran'. Gojo melihatku memakai pakaian kuno. Dia melihat diriku di masa lalu.”

Haruto langsung menganga.

“Kenapa itu bisa terjadi? Bukankah Gojo orang yang tidak mengingat kehidupan lalunya?”

“Hmm ....” Haruto mengapit dagu. “Orang yang bereinkarnasi bisa tiba-tiba mengingat kehidupannya, kok. Itu hal yang wajar kalau Dewa berkehendak.”

Sebenarnya Dewa maunya apa, sih? batin Haruto agak jengkel. “Kasusnya mirip sama kamu, hanya beda waktu saja. Saat lahir, kamu langsung diberi ingatan, sementara ada beberapa orang yang mungkin 'beruntung' mengingat saat usia remaja ataupun dewasa.”

“Apa itu juga terjadi pada Gojo?”

Haruto mengapit dagu. Mata mengarah pada langit-langit ruangan. “Melihat dia mendapat 'gambaran' ... mungkin itu bisa terjadi. Hanya saja ... kasus seperti ini sangat jarang terjadi.”

“Kenapa?”

“Aku ambil kamu sebagai contoh. Kamu diberi ingatan saat masih kecil sebelum memasuki umur remaja, fase di mana kamu akan berpikir lebih kritis soal keadaan dan masa depan kamu.” Haruto mengangkat pena. Ia mulai menulis. “Tujuannya untuk membiasakan diri. Kalau kamu diberi ingatan saat usia remaja, mungkin kamu akan menganggap dirimu tidak normal.”

[Name] mengerjap, lalu tersenyum kecil. “Paman tahu banyak hal, ya?”

Haruto mengangkat dagu. “Sebenarnya tergantung pada orangnya juga, sih. Kalau dia mudah beradaptasi dan punya mental baja. Dia pasti akan dengan mudah menerima keadaannya.”

[Name] mengernyit. “Maka dari itu Gojo diberi ingatan?”

“Kita tidak bisa menyimpulkan itu sekarang karena Gojo hanya mendapat 'gambaran'. Terlebih, dia hanya melihat [Name]-chan saja.”

Lalu kalau bukan ingatan masa lalu, lantas apa? batin [Name]. Ia berdiri, lalu melangkah ke arah pintu. Menggeser penghalang itu hingga memperlihatkan halaman belakang yang gelap dan tertumpuk salju. [Name] menarik napas. Udara dingin mulai menusuk kulit.

“Aku enggak tahu ... perasaan Gojo padaku,” ungkap [Name] tiba-tiba, “Saat dia menunjukkan perhatiannya, aku selalu berpikir itu karena perasaan masa lalu. Kadang ... aku hampir salah paham dengan itu.”

“Gojo di masa lalu dan Gojo yang sekarang itu adalah orang yang sama. Satu jiwa. Itu bukan hanya perasaan masa lalu, tapi benar-benar perasaannya sendiri.” Haruto menghela napas. “Ketika dia melihat kamu, ia langsung merasakan semua emosi. Kalau bukan karena kamu, lantas siapa lagi?”

“... Yang sering kualami, dia memegangku, kemudian melepaskanku.”

“Kamu mau seperti itu terus?” Haruto menopang dagu. “Kamu sendiri, bagaimana? Apa kamu punya perasaan padanya?”

[Name] bungkam.

“Satu-satunya orang yang menyadarkan Gojo akan jiwa dan perasaannya adalah kamu. Kalau ingin lepas dari kebingungan ini, membuat Gojo tidak merasa repot lagi maka kamu harus membuat langkah baru.” Haruto menghela napas. Sudah lewat beberapa episode, masa baru berkembang sekarang? Mereka ngapain aja selama ini? batin Haruto lelah.

“Langkah baru ....” [Name] melangkah keluar. Lantas duduk di teras. Menikmati hawa dingin. Mencari kesejukan juga ketenangan. “Maksud Paman, daripada menolak mending diterima, ya?”

“Benar sekali!”

“Begitu ....” [Name] memeluk kedua kaki. Membenamkan wajah di antara lutut. Perasaanku pada Gojo ...?

꒰🌺

“Bagaimana perasaanku pada [Name]?” ucap Gojo mengulangi pertanyaan yang baru dilempar oleh Yaga.

“Kau menariknya menjauh dari para petinggi. Itu menimbulkan pertanyaan. Terlebih, orang yang kau genggam itu adalah seorang wanita. Bukankah kau jarang bersentuhan dengan mereka karena mugen?” tanya Yaga.

Gojo mengapit dagu. “Perasaanku pada [Name], ya? Hmm ....” Ia mengernyit. Menatap langit-langit gelap karena cahaya lilin tak bisa menerangi sampai atas. “Aku juga bingung, sih. Kenapa aku merasakan perasaan seperti ini pada gadis itu?”

“... Aku akan mengatakan ini. Walau terdengar agak konyol.” Yaga menghela napas. “Kau ... menyukai anak itu?”

Gojo bungkam. Ia tak ada niatan untuk menyangkal. Namun, apakah dia harus menerima kenyataan?

“Semua perhatian yang kau berikan ... itu terlihat seperti kau menyukainya.”

“Hee.” Gojo berbalik. “Sudah waktunya aku pergi menjalankan misi. Sampai jumpa.” Ia melambaikan tangan kanan tanpa menoleh ke arah Yaga.

Pria berkulit hitam itu hanya menatap punggung mantan anak walinya pergi. Setelah Gojo hilang dalam pandangan. Yaga langsung menghela napas. “Dia tak menjawab. Anak itu ... kebingungan juga, ya?”

Di luar ruangan. Berpusat pada Gojo yang masih melangkah menuruni tangga. Ia menyatukan kedua tangan, langsung teleportasi ke rumah [Name].Tepat di balkon kamar Sang Gadis.

Gojo mengintip di pintu balkon yang terbuat dari kaca. Melihat tubuh [Name] di atas ranjang terbalut selimut. Posisi gadis itu membelakangi hingga Gojo tak bisa melihat wajahnya.

“Aku menyukainya?” gumam Gojo dengan nada sarkas. Kalau begitu ... apa dia menyukaiku juga?

Memang lama ya prosesnya 🥲😭 mana lama update juga 🫂🫂

Ann White Flo.
19 Mei 2023.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top