🌺 ꒰27꒱ :: Talking.
Haruto menguap sembari mengusap perut lewat sela baju kimono. Ia menuruni tangga, hendak pergi ke dapur untuk sarapan. Namun, pemandangan [Name] yang sedang memakai sepatu di dekat pintu keluar rumah mengehentikan langkahnya.
“Lho? [Name]-chan mau ke mana pagi-pagi begini?” tanya Haruto heran.
“Ah, Gojo mengajakku keluar buat mencari sarapan.”
“Oh ... EH?” Haruto membelalak. Kaget mendengar penuturan Sang Keponakan. Ia tak salah dengar, bukan?
[Name] mengangkat satu alis saat menyadari sesuatu—juga karena Haruto yang tetap diam setelah sedikit berteriak. “Ah, aku lupa cerita. Kemarin aku sudah menemui Gojo ... dan karena perasaan asing itu, dia mengajakku keluar. Selebihnya kuceritakan setelah pulang, ya.” [Name] berdiri. Menoleh melihat Sang Paman. “Aku sudah buat sarapan untuk Paman. Dimakan, ya. Aku pergi.” Ia melambai, lantas beranjak keluar rumah.
“Hoo ....” Haruto mengusap belakang kepala. “Mereka baikan dengan cepat? Atau belum membicarakan masalah mereka?” Ia mengangkat bahu. “Yah, mereka bisa mengurusnya sendiri.”
꒰❄️꒱
“Gojo bilang mau ketemu di rumah, 'kan?” [Name] menangkup sebelah pipi. “Terus ... di mana dia?”
Ia melangkah ke arah pagar, membuka gerbangnya lalu keluar sembari menutup pintunya.
“Keluar juga.”
“He?” [Name] berbalik. Mendapati Gojo bersandar pada dinding pagar. Ia mengerjap heran. Sejak kapan pria itu ada di sana?
“Ayo pergi.” Gojo beranjak.
[Name] buru-buru mengikut, tepat di belakang Gojo. Menjaga jarak. Tak begitu jauh, tapi tidak dekat juga. Ia menghela napas saat keheningan datang. Hanya suara langkah kaki yang menginjak tumpukan salju yang terdengar.
“Kau sudah tahu ke Kedai mana kita akan pergi?” tanya [Name]. Mengisi kesunyian itu.
“Belum,” jawab Gojo. “Kita jalan saja, nanti juga ketemu, kok, Kedai yang mau kudatangi.”
[Name] menjawab dengan dehaman kecil. “Omong-omong, apa kau hanya ingin mengajakku makan? Atau ada yang mau kau bicarakan?”
“... Kau orang yang pergi sebelas tahun lalu dengan mengatakan sesuatu yang membuatku bingung.” Gojo memasang wajah angkuh. “Aku punya banyak pertanyaan untukmu, sih.”
“Salah satunya?”
Gojo mengapit dagu. “Aku mulai dari mana, ya?”
[Name] mengulum bibir. Sebanyak itu sampai dia bingung? batinnya. Lalu menghela napas, segera menyamakan langkah dengan Sang Pria. “Bagaimana kalau pertanyaanmu disimpan sampai kita menemukan Kedai makanan?”
“Hee, boleh juga.” Gojo menyungging senyum.
꒰❄️꒱
“Kenapa saat tiba di Jepang, kau langsung ke sekolah Jujutsu?”
[Name] mengerjap. Menatap piring yang telah kosong di hadapan sejenak, kemudian melihat wajah Gojo yang tampak serius. “Semua informasi mengenai dunia penyihir di Jepang tak sampai di telingaku hingga aku tidak tahu apa pun. Kau tahu alasanku pulang, bukan? Untuk menemuimu, petunjuk pertamaku itu adalah Kepala Sekolah ... makanya aku datang ke Sekolah itu.”
“Semua informasi tertutup?” Gojo menopang dagu. Sedikit tertarik dengan ucapan [Name] mengenai dia yang tak tahu apa pun tentang dunia penyihir di Jepang selama gadis itu di Korea. Kenapa?
[Name] mengangguk. “Iya.”
“Kau tak coba buat mencari tahu?”
“Tentu saja pernah, tapi ... entah kenapa, saat aku mulai mencari tahu, tiba-tiba aku dibuat sibuk dengan pekerjaan.”
Gojo bersedekap sembari berdeham panjang. Yah, kita pikirkan soal itu nanti, batinnya. “Pertanyaan selanjutnya. Apa yang kau katakan waktu terakhir kali aku melihat wajahmu?”
[Name] mengerjap. “Sebelum itu ... aku mau bertanya, apa Gojo lupa?”
“... Kau bayangkan saja keadaanku waktu itu sampai tak bisa mencerna perkataanmu. Dari awal aku memang tidak tahu kau bilang apa.” Gojo diam. Mengenang kembali, dia hanya mengingatkan bibir [Name] bergerak, suaranya yang mengalun tenang juga sedih, mengatakan sesuatu yang tidak jelas.
“... Apa aku penting bagimu?” tanya [Name]. Pertanyaan itu tiba-tiba saja keluar dari mulutnya setelah mendengar ucapan Gojo. Apa maksudnya ... ia membuat pria ini terluka? Jika benar begitu, maka kemungkinan Gojo menganggap dirinya orang berharga adalah benar.
“Kau belum menjawab pertanyaanku, lho?”
[Name] mengatup bibir. Walau kelihatan jelas, tapi sepertinya dia tak mau membahas ini, batinnya. “Aku mau memastikan sesuatu. Apa kau ... percaya reinkarnasi?”
Gojo bungkam sejenak, lantas menjawab, “Tentu saja. Penyihir bahkan kutukan yang tak masuk akal itu pun ada di dunia.”
[Name] menyungging senyum kecil. “Pikiranmu tak berubah ternyata.” Wajahnya berubah lembut. “Aku seorang reinkarnasi.”
“Oh, lalu?”
“Umm, aku mengingat kehidupanku sekitar abad ke-19.”
Gojo menopang dagu hingga tangannya menutup mulut. Tak mengalihkan pandangan sedikit pun dari gadis di depannya. “Lalu?” ucapnya dengan suara tertahan.
“Aku hanya orang 'beruntung' yang bisa mengingat kehidupanku dahulu. Gojo, seseorang tetap bisa dikatakan reinkarnasi meski tak mengingat kehidupannya di masa lalu.” [Name] menatap Gojo serius. Memberi sedikit petunjuk pada Sang Surai Putih mengenai jawaban dari perasaan aneh yang selalu dia alami.
Sang Gadis bisa saja mengatakan Gojo adalah reinkarnasi juga dan merupakan orang yang memiliki hubungan dengannya. Namun, entah kenapa, firasat aneh muncul dalam diri [Name]. Itu menahannya untuk berkata sejujurnya pada si pria.
Gojo bungkam. Masih menatap wajah Sang Gadis. Menemukan keseriusan di sana membuatnya agak bertanya-tanya. Apa-apaan tatapan itu? Entahlah. Perkataan [Name] ... seolah ditujukan untuknya.
Namun, jika benar begitu, Gojo pasti sudah mengetahui semuanya dari dulu, bukan?
“Pertanyaan ketiga,” ucap Gojo. Menurunkan tangan dari dagu, lalu melipatnya di atas meja. “Apa kau akan pergi lagi?”
[Name] diam. Kemudian berkata, “Aku belum memikirkannya. Karena aku sangat ingin menemuimu, aku tak sempat mengira akan berapa lama tinggal di sini.”
Gojo bungkam. Perasaan asing menyusup ke dalam dada setelah mendengar ucapan Sang Gadis. Rasanya ... sedikit kecewa. Apa mereka harus berpisah? Tunggu. Dia langsung mengernyit, kenapa ia memikirkan hal ini?
“Apa kau masih punya pertanyaan?” tanya [Name].
“... Cukup buat hari ini.” Gojo berdiri. “Aku harus pergi bekerja. Sampai jumpa.” Dia melambai sebentar, kemudian beranjak.
“Ah, iya ... hati-hati.”
Aku update-nya lama banget 😭😭😭
Btw ... JJK mau tamat tahun ini, ya? Moga-moga Gojo nggak kenapa-kenapa, deh 🥲🥲
Ann White Flo.
23 Januari 2023.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top