🌺 ꒰25꒱ :: Fight.
"Apa kau datang ke sini hanya untuk minta maaf?"
[Name] mengepalkan tangan. Tak menjawab. Ia hanya menatap Sang Pria sesaat, hingga lelaki itu menjentikkan jari di depan wajahnya.
"Hoi?" Satu alis Gojo terangkat. "Kau kenapa?"
Gadis itu membelalak. "... Tidak apa-apa." Kemudian menggeleng.
Dia bingung, ya? batin Gojo. "Pertanyaannya kuganti. Kenapa kau pergi ke Korea waktu itu?"
“Ah ... kakekku ingin aku dan Paman pergi ke tempatnya, dan dia mau aku juga sekolah di sana.”
“... Hanya itu?”
[Name] mengangguk. “Hanya itu.”
Bibir Gojo sedikit terbuka, tapi dia bungkam. Hanya karena alasan sederhana itu ... [Name] harus pergi? Giginya sedikit menggeletuk, bukan karena dingin, tapi merasa tak terima dengan ucapan Sang Gadis.
Jawabannya membuatku tak puas. Firasatku juga agak aneh, batin Gojo. Kenapa aku merasakan hal ini, sih?
“Sudahlah.” Gojo berbalik. Emosi mulai menguasai. Membuat ia memutuskan beranjak pergi meninggalkan Sang Gadis.
“Dia marah, ya?” ucap [Name]. Melihat Gojo membuka pagar, kemudian keluar dan menutupnya dengan keras.
Ia menunduk. Menatap ujung sepatu. Tak menyangka jika pertemuannya dengan Gojo akan seperti ini. Perasaan [Name] pun campur aduk, beberapa kali terkejut dengan pertanyaan pria itu.
“Oh, iya. Dia lupa dengan kenyataan aku seorang reinkarnasi. Apa dulu dia tak mendengar suaraku karena bunyi kendaraan?” [Name] mengernyit. “Tapi ... saat itu aku ingat sekali mengatakannya dengan keras.”
Perpisahan itu adalah salah satu memori yang paling tak bisa dia lupakan.
Beralih pada Gojo yang tengah melangkah di depan lorong asrama, hingga dia berhenti saat emosinya mulai reda. Ia mengusap surai agak kasar, giginya pun sedikit menggeletuk. Pikiran pria ini agak kacau. Dia marah hanya karena alasan sederhana [Name]. Tentu saja, sebab dulu ... dia menganggap keberadaan gadis itu adalah sesuatu yang berharga. Namun, sekarang ia masih merasakannya. Apakah perasaan itu masih tersisa?
“Sial.” Gojo mendecih jengkel. Dia tak suka ini. Dia tidak menyukai perasaan ini.
Dia tak mau terluka lagi.
“Tapi dia membuatku kepikiran!”
꒰❄️꒱
“Dia membuatku kepikiran.” [Name] menatap langit malam sembari berjalan di tengah keramaian kota. Melewati berbagai toko yang lampunya bersinar terang menyinari jalan.
Kenapa dia bisa marah seperti itu? batin [Name]. “Aku mengerti jika dia masih merasakan perasaan aneh itu karena jiwanya terikat denganku di masa lalu, tapi ... tetap saja. Kenapa dia marah?” Ia mengernyit.
Apa Gojo .... [Name] menggeleng. Menghapus pikiran liar yang sempat lewat.
[Name] tiba-tiba berhenti melangkah dengan mata membulat. Ia menoleh ke kiri, menemukan gang yang sangat gelap—benar-benar tak ada cahaya di sana. Dia merasakan kehadiran kutukan, tingkat tinggi, di dalam gang itu.
Bahaya .... Ia berlari. Menembus kegelapan. Mata emerald-nya tampak menyala. Karena kelebihan yang [Name] punya, dia dapat melihat dengan baik di tempat minim cahaya.
Dia berbelok ke kiri dan langsung berhenti. Mendapati kutukan tingkat tinggi sedang mengangkat manusia yang tubuh bagian atasnya telah terpotong. Itu sungguh menjijikkan. Makhluk berukuran cukup besar dengan bentuk yang aneh, juga berlendir.
[Name] berjongkok, tangan kanan menyentuh jalan. Bayangan hitam tiba-tiba muncul di bawah telapaknya, memasukkan tangan ke sana dan menarik sebuah tombak dengan kedua ujung tajam.
Ia berlari menghampiri kutukan itu, mengayunkan senjata saat tangan si monster menyerang—membuat tubuh manusia tadi dilempar sembarang. Kemudian berputar dan menusuk perutnya, lalu meloncat mundur. Ia mematahkan tombak itu jadi dua, lalu kembali melawan sang kutukan.
Kilatan—seperti petir—menyala di ujung kedua pedang [Name] saat mengayun membelah tubuh kutukan itu. Ia mengamati dan menemukan titik lemah si monster, berada di tengkuk. [Name] menjadikan tubuhnya sebagai pijakan, berputar di udara, dan langsung menebas belakang leher si kutukan.
Gadis itu mendarat di atas salah satu kotak kayu yang tersusun di dekat dinding gang. Ia mengamati bagaimana tubuh kutukan itu hancur dan berubah jadi debu. [Name] menghela napas, lantas meloncat turun.
Ia melangkah keluar dari jalan buntu ini. Namun, dia berhenti kala mendengar suara derap langkah. Sekitar sepuluh orang? Entahlah. [Name] langsung bersiap saat suara itu makin mendekat.
“Di mana monster itu?!” ucap salah satu dari mereka.
[Name] mengulum bibir. Melihat cahaya senter bergerak sembarang, hingga menyinari dirinya.
“Siapa kau?!” tanya salah satu dari mereka. Lelaki tinggi dan sedikit kekar. Ia melempar tatapan heran sekaligus marah pada Sang Gadis.
“Bukan siapa-siapa,” jawab [Name]. Agak susah melihat sebab cahaya senter yang masih mengarah padanya.
“Ke mana monster itu?”
“Sudah mati.” [Name] melangkah mendekat, mengangkat tangan, menurunkan senter itu perlahan. “Maaf, aku tak bisa melihat dengan jelas.”
Pria tadi menepis tangan [Name] kasar. “Kau yang membunuhnya?”
“Iya.”
“Teman kami dimakan oleh monster aneh itu!”
[Name] memutar ingatan. Di mana kutukan tadi mengangkat tubuh manusia yang sudah terpotong. “Ah ... saat aku sampai, ada satu orang yang sedang dimakan oleh monster itu.”
“Kau tak bisa menyelamatkannya?”
“Tubuhnya terpotong dan ... kurasa sebagian badannya ada di sekitar sini.” [Name] melihat sekeliling dengan tenang.
“Apa kau orang yang bertugas mengurus monster itu?” tanya pria yang berada di belakang orang memegang senter.
“Aku hanya kebetulan lewat dan mengurusnya.” [Name] mengernyit. Ia menangkap pria yang baru saja bicara itu mengeluarkan senjata.
“Orang-orang yang diberkati seperti kalian seharusnya lebih cepat mengurus hal ini. Lihat! Ada orang yang mati, 'kan?!” teriak seorang pria yang berada di samping kanan.
[Name] menghela napas. “Kami juga punya kehidupan masing-masing. Bukan hanya membereskan monster-monster ini.”
“Br*ngs*k!” Pria paling belakang maju menyerang. Mengangkat balok kayu ke arah [Name].
Astaga ... padahal ini bukan misiku, batin [Name]. Bersiaga.
Pada sisi lain. Berfokus pada Gojo yang tengah berjalan santai di tengah keramaian kota. Mencari makanan manis sekaligus makan malam.
Namun, langkah ringannya itu terhenti kala merasakan sisa energi kutukan kuat di sekitar. Dia berjalan mundur, berhenti tepat di depan gang gelap gulita.
“Hmm? Ada orang yang habis bertarung di dalam sana?”
Helo :333
Aku udah mau sekolah, Guys. Hari Senin 😭😭😭 ueueue
Btw, halo 2023! 🎊
Ann White Flo.
7 Januari 2023.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top