Dua
Pesta Sweet Seventeen Rahayu diadakan di sebuah kafe dekat sekolah.
Aku betul-betul lupa soal acara ini karena sibuk menulis sejak kemarin. Saat turun di depan kafe, aku bisa mendengar celotehan riang dari dalam. Aku langsung merasa gugup. Semoga pestanya belum berakhir.
Saat hendak menarik pintu kafe, tiba-tiba aku menangkap bayangan seseorang yang terpantul di kaca pintu. Aku mengerjap untuk memastikan. Itu adalah gadis asing di halaman sekolah kemarin.
Aku berbalik. Gadis itu berdiri di seberang jalan.
Ini aneh. Apa yang dilakukannya di sini? Apa dia membuntutiku?
Jangan-jangan dia...
Aku mencermati kaki gadis itu. Rupanya dia masih menapak tanah.
Gadis itu melepas topinya dan tersenyum. Lalu dia melambai, seolah kami sahabat lama.
Aku tidak membalas lambaian maupun senyum gadis itu. Aku tidak mengenalnya. Apa ini sebuah ketidaksengajaan?
Tiba-tiba dari dalam kafe Billy muncul dan langsung menarikku. "Lo dari mana aja sih, Kai? Semua udah ngumpul dari tadi!"
...
Itu bukan pertemuan terakhirku dengan si gadis misterius. Selama seminggu berikutnya, aku bertemu dengannya hampir setiap hari. Billy juga melihat gadis itu, jadi sudah dipastikan dia betulan manusia, bukan roh atau makhluk jadi-jadian. Billy menamainya Meong, karena gadis itu seperti kucing yang terus-terusan mengikutiku. Meong muncul di gerbang sekolah, menungguku setiap kali aku pulang. Dua kali aku melihatnya di swalayan dekat rumah kami. Dan Meong selalu memakai topi cowok berwarna biru itu.
Aku sudah mencoba menanyai apa keperluannya. Tapi setiap kali kudekati, ada saja yang menghentikanku. Ketika aku mencarinya lagi, Meong sudah menghilang.
Aku jadi ketakutan sekaligus bertanya-tanya, siapa gadis itu sebenarnya.
Sore itu, selesai kursus Bahasa Inggris, aku mengamati jalanan di depan tempat kursus dengan was-was. Aku yakin sekali Meong bakal muncul, entah bagaimana caranya.
Sebuah Terios hitam berhenti di parkiran. Papa datang menjemputku. Aku bergegas keluar. Namun saat hendak masuk ke mobil, aku terhenti.
Meong berdiri di dekat pos satpam. Dia memakai topi biru itu dan menatapku.
Aku tidak kaget melihatnya. Kutarik napas panjang. Oke, sekarang saatnya. Kuberanikan diri menghampiri gadis misterius itu.
"Hei, kamu!" Meong tersenyum begitu melihatku. "Kamu kenapa ngebuntutin aku terus? Kamu siapa? Ada perlu apa?"
Meong melepas topinya dan menjulurkannya padaku.
Karena tidak paham apa maksudnya, aku membiarkannya.
Gadis itu membuka mulut, tapi tak ada suara yang keluar. Dia menggerak-gerakkan tangannya seperti dirigen. Dia menunjukku, lalu dirinya, dan dahinya. Dia melakukan itu berulang-ulang.
"Maaf, aku nggak kenal kamu siapa." Jangan-jangan cewek ini sinting! "Tolong jangan ganggu aku lagi. Kalau nggak aku akan lapor polisi!"
Aku berbalik dan masuk ke dalam mobil.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top