BAB V : Gerbang Dunia Reo
◇ disclaimer;
Blue Lock diciptakan oleh Muneyuki Kaneshiro dan Yusuke Nomura. Saya hanya meminjam karakter-karakternya dan sama sekali tidak mengambil keuntungan materiil dari adanya tulisan ini.
Tulisan ini terinspirasi dari light novel spin-off Blue Lock official. Jadi gaya bahasa disesuaikan dengan versi terjemahan aslinya.
.゚+.(・∀・)゚+.゚
E
ntah bagaimana caranya seorang Mikage Reo selalu berpapasan dengan Anna sejak hari itu. Reo yang selalu dikelilingi banyak orang populer akan dengan senang hati menyapa Anna di kantin, koridor, lapangan dan tempat-tempat lain yang ada di dalam sekolah.
Tak jarang, Reo pun menjahili Anna hanya untuk melihat gadis itu menggembungkan pipinya.
Dan Anna, yang awalnya ogah menjawab sapaan itu dipaksa keadaan untuk menyapa balik meski dengan senyum seadanya. Sungguh gadis itu tak biasa berdekatan dengan anak-anak hits sekolah.
“Wah, kalau tahu begini jadinya, aku juga akan belajar sepertimu agar diakui Reo-kun..,” ujar Yumi dengan mata berbinar-binar. Dia semakin menempel pada Anna sejak tahu teman dekatnya itu mendapat ‘pengakuan’ dari Reo.
“Hhh, tidak. Ini sama sekali bukan tujuanku,” gerutu Anna sambil mengacak-acak rambutnya sendiri. Saat ini mereka sedang duduk berdua di salah satu meja kantin sambil meminum segelas jus jeruk. Jam istirahat kedua baru dimulai beberapa saat lalu dan kantin mulai penuh.
“Hai.”
Yumi tersentak kaget sedangkan Anna mulai mengangkat wajah dari permukaan meja. Di hadapan mereka, kini duduk seorang Mikage Reo. Pemuda dengan netra almond itu tersenyum manis seperti biasa, menyebarkan aura positif ke tiap orang yang diajaknya bicara. Namun, aura tersebut entah kenapa malah terpental ketika mendekat ke arah Anna.
“R-R…Rrrrrrrrreooo…-kun?” Yumi mendadak gemetar. Tangannya menggapai-gapai pundak Anna dengan panik.
“Hm? Kau temannya Anna-chan?” Reo bertanya dengan santai, membuat Yumi membelalakkan matanya ke arah Anna. Bagaimana mungkin Reo sudah berani memanggil teman dekatnya itu dengan nama depan? Namun, Yumi tetap menjawab dengan senang hati.
“Iya, aku teman, ah tidak. Aku sahabatnya Anna-chan. Kami sudah bersahabat sejak masih di dalam kandungan.” Yumi malah jadi ngawur.
Reo kemudian beralih dari Yumi. Ia menatap Anna intens sembari menyodorkan selebaran menu kantin yang sedari tadi coba gadis itu abaikan. “Hei, kau kan pintar, jadi kau harus makan sesuatu untuk bahan bakar otakmu,” ujar Reo.
Anna menenggak saliva sekilas. Ia tidak mungkin bilang kalau dia sengaja tidak memesan makanan karena ia tidak punya uang, kan? Anna hanya bisa menunggu nasi boks sekolah yang akan dikirimkan ke asramanya tiap jam sarapan dan makan malam. Khusus siang hari, dia harus membelinya di kantin.
“Errr, aku sedang diet.” Lagi-lagi, gadis itu menggembungkan pipinya. Kesal, tentu saja.
Reo memandangi Anna lalu terkekeh geli. “Kenapa harus diet? Di mataku, kamu sudah cantik dengan tubuh seperti itu. Ayo, makan.”
Apa tadi katanya? Cantik? Anna terdiam cengo mendengarnya.
“Hmm, kalau begitu aku belikan saja,” ujar Reo cepat, yang langsung membuat Anna dan Yumi membuka mulut kaget tanpa suara.
✨️
Sejak hari itu, Mikage Reo menjadi lebih sering muncul di hadapan Anna. Dan pertemuan-pertemuan kecil selanjutnya, entah kenapa selalu terjadi di saat orang tak melihat. Sebisa mungkin, Reo selalu mendekati Anna ketika gadis itu sedang menyendiri. Seperti saat ini contohnya.
Tempat favorit Anna untuk menyendiri adalah perpustakaan. Gadis manis itu suka menghabiskan waktunya di antara lautan buku. Namun, khusus pada hari ini ada satu orang lagi yang ikut berlayar bersamanya.
“Suka baca buku sejak kapan?” bisik Reo sembari menyenggol siku Anna pelan. Ia menutupi wajahnya dengan sebuah buku tebal dan sesekali mengintip ke samping, ke arah si gadis bernetra biru.
Arrgh! Kenapa pemuda ini tidak bisa diam? Pikir Anna jengah lalu menjawab tanpa sedikit pun melirik ke sebelah. “Sejak kecil.”
Reo ber-oh ria. “Hmm, buku seperti apa yang suka kamu baca?”
“Sebenarnya aku suka membaca buku-buku fiksi dengan alur yang rumit seperti fantasi, misteri atau thriller,” jawab Anna sekenanya. Ia tidak bisa bohong, kalau ada rasa sedikit tertarik ketika Reo menanyakan hobinya.
“Benarkah? Aku juga.” Begitu Reo mengatakan hal itu, Anna seketika menolehkan kepalanya. Gadis itu melebarkan netra birunya, antara percaya dan tidak percaya. Pasalnya, tak banyak dari teman gadis itu yang memiliki selera sama.
“Penulis apa yang kau sukai, Anna-chan?”
“Keigo Higanshino, Akiyoshi Rikako, umm … lalu Minato Kanae….”
“Heee?! Benarkah? Aku juga menyukai buku-buku mereka. Aku punya banyak koleksinya di rumahku. Kalau kau tidak keberatan … kau boleh meminjamnya.”
“Sungguh?” Netra Anna berbinar, hatinya memang cepat luluh kalau soal buku. Ditambah, selama ini Anna hanya bisa membaca buku di perpustakaan dan bukan memilikinya secara mutlak. Dan hal itu pula yang membuat si gadis belum membaca semua series dari penulis-penulis kesukaannya.
Reo lantas mengangguk dengan senang hati, membuka gerbang masuk ke dunianya untuk seorang Anna Hishimoto. Begitupun sebaliknya, pintu hati si gadis yang tergelitik itu perlahan berderit dan membuka.
“Iyup, besok aku bawakan satu untukmu,” ujar Reo mengiakkan sembari mengangkat kelingking ke udara. Anna pun, untuk pertama kalinya tersenyum tulus kepada pemuda itu. Ia mengamit kelingkingnya pada kelingking Reo, membuat sebuah janji jari kelingking.
Dalam diam, Reo memperhatikan jemari Anna yang jauh lebih mungil darinya itu. Ada desiran lembut yang menyapu hatinya. Pemuda itu mungkin memang tidak punya pengalaman cinta apa pun, tapi ia jelas tahu bahwa apa yang dirasakannya ini adalah perasaan suka. Reo memiliki dorongan untuk melindungi gadis di depan dan merengkuhnya ke dalam pelukan.
Iya, Reo naksir dengan gadis ini.
ーto be continued....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top