BAB IX : Jadian

disclaimer;

Blue Lock diciptakan oleh Muneyuki Kaneshiro dan Yusuke Nomura. Saya hanya meminjam karakter-karakternya dan sama sekali tidak mengambil keuntungan materiil dari adanya tulisan ini.

Tulisan ini terinspirasi dari light novel spin-off Blue Lock official. Jadi gaya bahasa disesuaikan dengan versi terjemahan aslinya.

.゚+.(・∀・)゚+.゚

Satu kali penolakan rupanya tidak menghentikan Reo. Dia tetap menempel pada Anna di sekolah tiap kali mereka bertemu. Bahkan dari hari ke hari, hadiah-hadiah yang datang ke kamar asrama Anna makin banyak. Dan karena hal itulah si gadis bernetra biru jadi tahu kalau pelakunya adalah Mikage Reo. Dan entah bagaimana, rumor buruk tentangnya menghilang dan suasana kembali menjadi normal. Tentu saja yang diam-diam menghilangkan rumor tersebut adalah Reo. Dia punya segalanya untuk melakukan itu.

Anna duduk tenang di dalam perpustakaan dengan Reo yang menemani. Gadis itu sibuk berkutat dengan buku tebal di tangannya sedangkan si pemuda hanya bertopang dagu sembari memandangi pujaan hatinya. Dari hari ke hari, entah kenapa Reo seolah dibuat jatuh cinta berkali-kali pada gadis ini. Dia harus jadi istriku, pikirnya menerawang jauh.

"Bisa tidak, berhenti menatapku?" tanya Anna yang masih sok sibuk.

Reo pun mengangkat alisnya begitu ia menangkap basah pipi gadis itu yang memerah. "Hm, memang kenapa?"

"Y-ya, uh."

"Tidak suka?"

"B-bukannya begitu!"

"Hm, lalu?"

"...."

Reo terkekeh begitu ia melihat rona merah di wajah Anna merambat hampir ke seluruh bagian. Kemudian Reo menempelkan punggung jemarinya di pipi gadis itu dengan tangannya yang bebas. Di titik ini, dia tahu betul Anna sudah mulai menyukainya.

"Apa sih?" tanya Anna sewot, tapi Reo seolah tuli. Ia tetap mengelus pipi gadis itu dengan jemari.

"Reo!" Kali ini Anna sedikit membentak sembari ia simpan bukunya dan menatap balik ke arah Reo. Namun, siapa sangka wajah pemuda itu sekarang sudah sangat dekat dengan wajahnya. Perlahan, Reo menggerakkan jemarinya untuk menyelipkan anak rambut Anna ke belakang telinga.

"Cantik," gumam pemuda itu. Wajahnya merona merah seperti tulip musim semi.

"U-uh..."

Cantik, tangguh dan dewasa. Meski masih kenakak-kanakkan, Reo bisa maklumi itu karena toh, sikap itu yang membuat Anna jadi terlihat imut di matanya. Tanpa sadar, wajahnya semakin bergerak mendekat. Tatapan Reo kini terfokus pada netra gadisnya.

"Kamu tahu? I could help you with your homework while giving you my undivided attention.... I could be your very own private driver whenever you wanna go out and hang out with someone."

Seolah terhipnotis dengan tatapan itu, Anna pun hanya diam sembari menatap balik. Jantungnya berdebar kencang pada saat ini dan tak ada yang bisa dilakukannya. Bahkan untuk bergerak seinci pun ia tak mampu.

Kemudian, Reo kembali melanjutkan, "Hmm, I could cook you a nice meal everytime you wanna eat.... I could be your personal bodyguard.... I could even buy you a really nice dress you can wear whenever you wanna look good."

Pipi Anna semakin memanas mendengar penuturan Reo yang panjang lebar itu. Dan selama mengucapkannya netra Reo tak berhenti lepas dari memandangi netra milik Anna.

"Reo...."

"I would love to spend every single day with a such wonderful girl like you for the rest of my life, Anna-chan~.... That'll be alright with me. And after all this time, you deserve that."

Reo lantas agak menjauhkan badannya. Ia tersenyum hangat, menyebarkan kesungguhan dari netra ungunya. Tangan kanannya lalu terulur ke hadapan sang pujaan. "Kamu lelah, kan? Mau bersandar padaku?"

Bibir Anna mendadak bergetar sampai-sampai ia harus menutupinya dengan telapak tangan. Namun tak urung, gadis itu perlahan letakkan telapak tangannya di atas telapak tangan Reo. Selang beberapa menit saling menatap, mereka pun terkekeh geli.

Lantas, satu pernyataan Reo selanjutnya mampu membuat jantung Anna seolah berhenti berdetak.

"Pacaran rahasia, ya?"

"Huh?"

Hubungan bucin yang penuh kesalahpahaman pun dimulai.

ー the end.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top