26). That Blue Bomber Jacket
"Yesss! Gue menang!" teriak Vico, persis anak TK yang memenangkan permainan kejar-kejaran, bersorak seperti tidak ada hal lain yang bisa lebih menyenangkan dari ini, sementara Hara menyusul dengan tatapan bosan.
Hara merasa akan sangat tidak lucu jika dia harus ikut lari-larian atau bahkan ikut bersorak seperti Vico.
"Gue mau tidur di sebelah Gara malam ini!" cetus Vico, mengabaikan tatapan tidak senang dari Owen, termasuk Galang. Hara yang mendengarnya lantas membuang dengusan konyol dan menatap Vico dengan tatapan jengah.
"Stop playing around, Vico. That's really really not funny," respons Hara datar.
"Jadi maksudnya lo nggak keberatan kalo tidur di sebelah Owen? Gitu kan maksud lo?" tanya Vico yang lebih terdengar sebagai tuduhan daripada bertanya, membuat Hara secara refleks menatap pada Owen yang sialnya balas menatap meski tidak berlangsung lama karena cewek itu segera membuang wajahnya ke arah lain.
"Vico, ini bukan drama," celetuk Galang sembari menatap ketiga temannya minus Alka karena cowok itu sedang dalam proses menghibur Maya. "Dan lo bukan anak kecil yang suka berebut, apalagi ternyata Gara yang jadi rebutannya. Gara itu bukan mainan, Vico."
"Siapa bilang gue anggap Gara mainan gue?" sembur Vico tidak terima meski tingkahnya tidak sinkron dengan pembelaannya. Cowok itu mengacak-acak rambut Hara dengan kedua tangan dan lantas bersenang-senang karenanya.
Hara menjauhkan diri dari Vico, mengambil kantong tidurnya sendiri, dan lantas melangkah ke tenda paling ujung. Cewek itu jelas telah menentukan sendiri di mana posisi tidurnya selama dua malam ke depan, mengabaikan ketiganya.
Vico hendak bergerak untuk menyusul Hara juga, tetapi Owen menahannya.
"Dalam situasi ini, jelas gue lebih baik daripada lo, Wen. Mau tau kenapa?" tanya Vico dengan nada yang terdengar serius tiba-tiba, menatap Owen dengan kedua mata yang juga selaras dengan nada bicaranya. "Gue denger sendiri di kamar soal Gara nolak lo. Dia nyuruh lo nyari cewek yang lebih baik dari dia, kan? Seharusnya lo tau intisarinya apa. Maksudnya, dia mau lo cepat sembuh dari kecintaan lo sama sesama jenis. Maka dari itu gue punya solusi yang sangat kalian butuhkan yang mana tidak lain dan tidak bukan adalah bantuan dari gue."
"Caranya?" tanya Owen gagal paham sementara Galang yang sudah mengerti tindak tanduk penjelasan Vico, hanya bisa menghela napas panjang dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Gue tidur di sebelah Gara biar kalian nggak banyak jalin kontak fisik. Atau lebih tepatnya, mulai hari ini lo nggak boleh deket-deket sama Gara."
Mata Owen membelalak sementara Hara yang mendengar pernyataan Vico segera bangkit tanpa melonggarkan ikatan pada kantong tidurnya, membuatnya terlihat seperti kepompong jumbo yang berusaha mendudukkan dirinya.
"Heh, apa-apaan lo?" protes Hara dengan nada galak. "Sejak kapan lo ngatur-ngatur gue?"
"Ya nggak sampe gitu juga!" timpal Owen, juga menatap Vico sama galaknya. "Perasaan gue ada atau nggak buat Gara, itu bukan urusan lo!"
"Vico, nggak usah nakal. Tidur sama gue aja!" perintah Galang dari belakang, dia juga sudah masuk ke dalam kantong tidurnya seperti Hara.
"Nggak mau! Maunya tidur di sebelah Gara!" tolak Vico keras kepala, sukses membuat Hara menggeram frustasi.
"SEMERDEKA LO AJA DEH! PUAS?" teriak Hara dengan mata nyalang dan lantas membaringkan tubuhnya kembali, dengan tubuh menghadap ke sisi tenda.
Hara khawatir jika dia masih meladeni kekeraskepalaan Vico, bisa-bisa dia melewatkan sepanjang malam tanpa tidur.
Atau sudah gila duluan.
"Tuh, si Gara udah marah. Rasain deh lo," kata Galang dengan tatapan menuduh pada Vico, yang sama sekali tidak merasa bersalah. Dengan cengiran lebar, cowok itu mendekati Hara dengan sebelah tangan membawa kantong tidurnya sendiri tetapi sebelum dia sampai, kain pada mulut tenda tersibak dari luar dan sosok Alka masuk ke dalamnya.
Saking keponya dengan Alka yang dipastikan telah menjalankan misi pedekatenya dengan Maya, Vico seakan telah melupakan prioritas awal, padahal dia yang paling bersikeras menunjukkan tekad dan kemauannya untuk tidur di sebelah Hara.
"Al, Al, Al," panggil Vico dengan semangat yang terlalu berlebihan, lantas berputar haluan untuk mendekati Alka dengan tatapan ingin tahu yang kentara. "Gimana? Gimana? Gimana?"
Seakan ada tangan tak tampak yang menggerakkan kepala Owen dan Galang hingga keduanya saling berpandangan dan sama-sama menunjukkan tatapan datar.
"Gimana apanya?" tanya Alka balik dengan nada tidak mengerti, tetapi ekspresi wajahnya tidak sinkron dengan ucapannya karena dia senyam-senyum tidak jelas.
Membuat duo Owen dan Galang saling menatap lagi dan menunjukkan tatapan datar mereka.
"Lo sempat ungkapin kalimat gombalan lo nggak? Gimana? Si Maya seneng? Ada ndusel-ndusel manja ke elo nggak?" tanya Vico dengan rasa ingin tahu yang besar, membuatnya tidak jauh berbeda dengan ibu-ibu arisan yang senang menggali bahan gosip setiap mempunyai kesempatan.
"Oke, mumpung Vico lagi asik ngegosip, lo yang tidur di sebelah dia deh. Cepetan, gue awasin dari sini," bisik Galang dari sudut mulutnya pada Owen.
"Kalo Hara marah gimana?" balas Owen dengan nada rendah. "Kayaknya dia sensian juga sama gue, lo tau sendiri--"
"Oh, mau gue yang tidur di sebelah dia?" tantang Galang lugas. "Oke, kalo gitu--"
"Tunggu, tunggu. Oke, fine. Gue aja."
Galang tersenyum simpul memperhatikan bagaimana kakunya Owen mendekati Hara dengan kedua tangan memeluk kantong tidurnya seperti itu.
Hara menoleh ketika merasakan ada pergerakan di dekatnya di mana Owen sekarang sedang melebarkan kantong tidur. Kedua mata mereka sekali lagi bertautan dan mereka juga sama-sama melepaskan tautan tersebut dengan canggung.
"Hmm... kalo gue yang tidur di sini, nggak apa-apa kan?" tanya Owen pelan sekaligus gugup karena membayangkan Hara akan meledak juga padanya.
Hara mengarahkan pandangan kembali ke Owen, tetapi dia tidak menjawab hingga kesannya dia lebih berminat memperhatikan Owen melebarkan kantong tidurnya sampai selesai.
"At least, I think you're better than him."
"Hah?"
"Kayaknya tiap gue ngeluarin statement, lo selalu aja hah-hoh-hah-hoh nggak jelas deh. Apa gue ngomongnya yang nggak jelas atau lo sengaja biar gue ngomong dua kali, ya?"
"Hmm, bukan gitu. Gue cuma...."
"Kenapa? Gugup sama gue? Trus kenapa lo mau tidur di sini?" tantang Hara, malah merasa terhibur dengan situasi ini.
"Hmm... gue mau lindungin lo dari Vico," jawab Owen pelan, yang sekarang duduk bersila di dekat kantong tidur, alih-alih masuk ke dalamnya seperti Hara.
Melihat ekspresi Hara, Owen segera meralat ucapannya, "Soalnya dia kan belum tau yang sebenarnya, dan dia juga kayaknya sesenang itu grepe-grepe elo."
"That's what I mean before. You're obviously better than him because you've already known the truth," kata Hara dengan seringai sekilas di bibirnya. "Jadi jelas, gue lebih aman di sisi lo."
Owen mengangguk, akhirnya masuk ke dalam kantong tidur dengan kaku sementara Hara memejamkan matanya dengan posisi telentang. Cewek itu bersungguh-sungguh saat mengatakan dia merasa aman jika Owen yang tidur di sebelahnya karena dia bisa leluasa tidur dengan posisi tersebut. Awalnya Hara mengira dia akan semalaman tidur dengan posisi menyamping yang pastinya tidak akan nyaman.
Hara hampir saja terlelap ketika kulitnya merasakan sesuatu yang hangat membungkus. Mata cewek itu terbuka dan lantas dikagetkan dengan kenyataan kalau Owen telah menyelimuti tubuhnya dengan sebuah bomber berwarna biru dongker.
"Ini apa?" tanya Hara dengan mata yang terbuka sepenuhnya sementara Owen sudah menenggelamkan diri ke dalam kantong tidurnya lagi.
"Jaket gue."
"Ya gue juga tau itu bukan celana!" sembur Hara geregetan. "Maksudnya, ngapain lo ngasih ini ke gue?"
"Oh. Angin malam itu nggak baik, Ra--eh, Ga."
"This sleeping bag is enough. As you see, it covers me full. So that jacket won't be necessary."
"Anggap aja selimut. Dengerin gue ya, plis?"
Hara mengembuskan napas panjang.
Oke, fix. Sepertinya Owen sangat tahu bagaimana memperlakukan cewek secara gentle. Hara mengakuinya.
Sekali lagi Hara memilih untuk menyerah daripada bersikeras mengembalikan jaket. Kembali lagi ke pemikiran awal, bisa-bisa dia melewatkan sepanjang malam tanpa tidur.
Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top