Chap 19

!!WARNING!!

•Karakter" Boboiboy hanya milik Monsta.
•Author hanya meminjam karakternya.
•Karakter lain ialah OC author.
•Ada beberapa scene yang terinspirasi dari sebuah film yang pernah author lihat.
•Selain itu alur lainnya murni karangan author.
•Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan atau kata yang tidak pas ataupun kata yang tidak pantas.

~Selamat Membaca~

























"La-lari semua!" Seru Ice kalap yang langsung saja berlari keluar dari pos satpam tersebut sambil menarik lengan Halilintar.

Sementara teman-temannya hanya menatap Halilintar dan Ice bingung, ada apa dengan mereka? Lari? Lari dari apa dan siapa sebenarnya?
























BRAKK
























"HUWAAYAMKUTUB!" Latah Yaya dan Ying bersamaan.

"Woy! kenapa harus dibanting pintunya?!" Protes Fang.

Hening. Tak ada jawaban, mereka berempat hanya saling melempar pandang satu sama lain.

"Ah sudahlah m-mungkin mereka tidak sengaja haha" Ucap Gopal berusaha mencairkan suasana kembali.

"Ya sudah ayo kita ikuti mereka"

"Iya ayo."

=====

"Sebenarnya kita mau kemana Ice?! Kenapa malah masuk ke sekolah?!"

"Ruang UKS! A-aku yakin kita akan aman disana." Jawab Ice sedikit ragu. Entahlah pikirannya hanya terbesit kesana.

Langkah demi langkah mereka terus berlari, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Mengatur nafas sesaat lalu masuk dan bersembunyi di ruangan tersebut.

"B-bagaimana sekarang kak? A-aku benar-benar takut."

"Aku...tidak tahu Ice, aku juga tidak tahu." Jawab Halilintar pasrah. Dia bahkan masih belum bisa mencerna apa yang terjadi sebelumnya. Seakan rasanya ini semua hanyalah mimpi buruk...

"Aku harap ini semua hanyalah mimpi." Tersentak kikuk mereka berdua saling menatap satu sama lain setelah mengatakan perkataan yang sama.

"Ternyata apa yang kita fikirkan sama ya."

"Hmm" Jawab Ice sendu.

"Ice? M-maafkan aku..ini semua pasti salahku, jika melihat situasi dan kondisi kita sekarang ini. Aku pasti telah membuat kekacauan yang besar ya?" Tanya Hali yang tengah menatap kedua telapak tangannya yang di penuhi darah yang sudah mengering.

Bahkan dirinya masih terbayang-bayang dengan jasad ibu dan kedua adiknya yang sangat tragis.

Ice mengerutkan dahinya setelah mendengar penuturan kakak sulungnya itu. Apa kakaknya ini benar-benar tidak mengingat semuanya? Kalau ya, berarti selama ini yang selalu bersama mereka itu bukanlah Hali melainkan benar-benar setan yang ada di kotak itu begitukah?
























BRAKK

























"WAAEMAKKAUKUNTI!" Latah Halilintar dan Ice yang kini tengah berpelukan satu sama lain karena terkejut dengan pintu ruangan tersebut yang terbuka secara tiba-tiba.

"Nah kan benar apa kataku mereka ada disini."

"Woy! Jangan seperti itu juga buka pintunya landak! Mikirnya pakai apasih?!" Protes Ice pada Fang sang pelaku pembuka pintu tersebut.

Masalahnya tadi itu pikirannya sedang tidak karuan dan detak jantungnya yang berdetak tak beraturan lalu tiba-tiba saja ia dikagetkan dengan suara pintu yang sangat keras bertambah lah laju detak jantungnya itu.

"Dia fikir guna lutut mungkin" Sahut Halilintar yang sama kesalnya.

Fang mendelikkan matanya, lalu iapun menjawab. "Oi! Tadi juga kalian berdua seperti itu kan?! Hah lalu kalian mikirnya pakai apa?! Pakai siku?!"

"Hei sudahlah jangan bertengkar! Jadi, bisa kalian berdua ceritakan dengan jelas semuanya? Dan tadi kau bilang lari itu lari dari siapa?" Tanya Yaya yang sedang berdiri di hadapan Ice.

"Itu..em by the way dimana Gopal dan Ying?" Alih-alih menjawab Ice malah melontarkan pertanyaan.

Menoleh kebelakang, Yaya dan Fang saling pandang heran pasalnya saat mereka sedang menuju UKS Ying dan Gopal ada di belakang mereka.

"Loh...tadi mereka ada di belakang kita kok."

















BRUGHH

























"Hah?! A-apa itu barusan?!" Tanya Fang kaget ketika dirinya sedang melihat kearah jendala tetiba saja ada sesuatu yang melintas di luar sana atau lebih tepatnya ada seseorang yang terjatuh. Dengan segera ia berjalan mendekati jendela guna untuk melihatnya.

Mengikuti Fang, ketika mereka semua telah melirik ke luar jendela semuanya berteriak kaget dengan apa yang telah dilihatnya.

"GOPAL!!" Seru mereka bersamaan.

Yap, ternyata itu adalah Gopal dengan keadaan tubuhnya yang sekarang sudah berceceran darah, bahkan posisi tangan dan kakinya yang terlihat patah dan sebagian kepalanya yang hancur.

"T-tidak mungkin! B-bagaimana bisa Gopal.." Ucap Fang gemetar.

"KKYYAAAAA!!!"

"Yaya?! Ada apa?!" Tanya Ice pada sang empu yang tengah terududuk lemas di depan pintu yang sedikit terbuka itu.

Dan betapa kagetnya Ice yang mendapati adanya jasad Ying dengan kepala yang terlepas dari tubuhnya. Tentu saja Halilintar dan Fang langsung mendekat dan memberikan reaksi yang sama.

"Apa-apaan ini?! Apa ini sebuah lelucon?!" Bentak Fang yang terlihat begitu panik saat ini.

"Fang lebih baik kita pangg-"













KRAKK

















Hening. Halilintar dan Ice terkejut dalam diam, mereka benar-benar sudah lelah bahkan untuk berteriak saja rasanya sudah tidak ada gunanya. Ya semua, tadi itu dengan tiba-tiba saja kedua rahang temannya patah secara bersamaan. Siapa lagi kalau bukan Yaya dan Fang?

Kalau kalian tanya murid lain atau gurunya dimana? Author buat mereka lagi ngumpul di aula dalam untuk mendengar pengumuman yang mau disampaikan oleh Kepala Sekolahnya.

"Sudah...habis sudah semuanya..sekarang pada siapa lagi kita harus minta tolong? Aku yakin setelah ini pasti giliranku." Ujar Ice seraya tersenyum hampa.

"Ice! Apa yang kau katakan itu tidak benar! Kau..kita pasti akan selamat, ayo kita keluar dari sini lalu beritahu gur-"

"Boboiboy Halilintar, Boboiboy Ice."

Yang dipanggil namanya pun langsung saja menoleh pada sumber suara.

"Hah? S-siapa kau?!" Tanya keduanya kaget.

Mereka dikejutkan dengan kehadiran sosok berjubah hitam yang berdiri di sudut ruang UKS dengan kedua tangannya yang sedang memegang kotak antik milik Halilintar itu.

"Tidak perlu takut. Aku akan membantu kalian mengembalikan keadaan dan mengembalikan semuanya." Jawabnya sembari membuka kotak tersebut.

Halilintar dan Ice hanya saling pandang. Sosok aneh itu mulai membacakan sesuatu kalimat yang tak mereka pahami, lalu mengarahkan kotak itu pada Halilintar yang masih terbuka..

"EAARRRGGGHHHHH!!!!"

"K-kak Hali?! Kakak!!!!!" Teriak Ice panik melihat kakaknya yang tiba-tiba saja melayang dan memperlihatkan sesuatu yang tengah berusaha keluar dari mulutnya.

Wushhh~

Angin berhembus kencang memasuki ruangan itu, pintu dan jendela yang tertutup rapat, beberapa barang berjatuhan dan lampu-lampu yang pecah membuatkan Ice sangat panik dan ketakutan setengah mati, dirinya terus menerus meneriaki nama kakaknya itu bersamaan dengan deras air mata yang mengalir di pipinya.

"HENTIKANNNN!!!!!!" Teriak histeris suatu makhluk ah tidak dua makhluk yang keluar dari dalam mulut Halilintar.

"DENGAN SELURUH KEKUATANKU, AKU MENGUSIR KALIAN KEMBALI KE ALAM KALIAN YANG SEHARUSNYA! DAN TAK AKAN PERNAH BISA MENGUSIK KEHIDUPAN UMAT MANUSIA LAGI!"

"TIDAK!! TIDAAAKKKKK!!!!!!" Teriak kedua makhluk itu lagi yang langsung terserap kedalam kotak antiknya.


"KAK HALI!!!!"











BRAAKK






Bersamaan dengan teriakan Halilintar dan Ice kotak tersebut langsung hancur berserakan, hembusan angin pun hilang barsamanya menampilkan ruangan yang hancur berantakan.













BRUGHH













"Kak Hali!" Teriak Ice yang lansung memeluk kakaknya itu dengan posisi terduduk di lantai.

"Ukhh.." Ringis Halilintar sembari membenarkan posisi duduknya.

"Kak kau tidak apa-apa?" Tanya Ice khawatir.

"Uhuk uhuk..I-Ice..." Ujar Halilintar dengan nada yang begitu lemah dan langsung memeluk adiknya sekali lagi.

"Seperti kataku tadi, aku akan mengembalikan semuanya. Setelah ini semua yang telah hilang dari kalian berdua akan kembali lagi."

Halilintar dan Ice hanya termangu saja mendengar ucapannya. Siapa dia sebenarnya? Haruskah mereka mempercayainya?

"Terimakasih" Pada akhirnya hanya kalimat itu sajalah yang mampu di ucapkan mereka berdua.

"Aku ada permintaan dari kalian. Setelah semuanya kembali normal, berjanjilah satu hal. Jangan pernah bermain-main lagi dengan sesuatu hal yang berbau spiritual! Bersyukurlah karena kali ini kalian masih diberi kesempatan. Cepat-cepatlah hindari dan perbaiki semuanya jangan sampai terulang kembali. Jangan tanamkan rasa iri dan benci lagi baik pada diri sendiri ataupun orang lain. Rangkulah mereka yang membutuhkan sandaran hangat, jangan malah mengucilkannya dan semakin membuatnya merasa di pojokkan. Ubahlah sikap kalian yang tenilai buruk oleh orang lain. Karena itu juga demi kebaikan kalian semua."

"Ini semua adalah kenyataan, bukan mimpi belaka. Dan satu amaran keras untuk kalian tetap jauhi jalan kecil itu yang memang menjadi tumpuan biang masalah ini, sekali lagi ku tegaskan jangan sesekali melewatinya jika tidak ingin hal yang sama terulang kembali."

"Halilintar? Jika ku beritahu siapa penyebab ini terjadi, apa kau akan marah dan mengabaikan peringatanku tadi atau memaafkannya dan mulai memperbaiki semuanya?"

Halilintar mengerutkan dahinya, kenapa tiba-tiba saja ia bertanya seperti itu?

"Tentu memaafkannya. Memangnya s-siapa yang kau maksud?"

"Hmm, adik keduamu dan yang ketiga." Ucapnya diiringi dengan semilir angin yang terasa lembut menyentuh kulit.

Tentu Halilintar dan Ice terkejut tidak percaya dengan jawaban yang mereka dengar. Maksudnya Gempa dan Blaze?....

Tapi mereka tidak marah atau apa, keduanya hanya diam menerima semuanya. Berusaha mencerna segalanya dengan seksama. Karena mereka fikir ini semua benar-benar tidak masuk akal. Sama sekali.


"Semoga kalian menggunakan kesempatan ini dengan baik dan benar." Ucapnya lagi dengan jari jemarinya yang mengeluarkan cahaya dan terasa begitu hangat, yang membuatkan Halilintar dan Ice merasa kantuk.

"Berbahagia lah kalian semua" Ucapnya diiringi senyum sinis yang terpatri diwajahnya

Dan di waktu yang bersamaan sosok tersebut menghilang bagaikan debu yang tertiup angin meninggalkan Halilintar dan Ice yang terlihat tertidur pulas. Entahlah tak ada yang tahu siapa sosok itu sebenarnya, tapi ya sudah..biarlah itu tetap menjadi sebuah misteri tersendiri.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top