One - The Phantom Of The Opera
Rate : T-M
Genre: Drama, Romance, Suspense
The Phantom Of The Opera
Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Story by Nijimura_Ran
Note:
Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari cerita
ini dan saya sengaja mengambil judul yang sama dari cerita aslinya, karena saya ingin membuat cerita ini versi KnB, dan mungkin saja cerita ini tak sama persis dengan yang aslinya, jika ada kesalan kata ataupun alur cerita yang mungkin tidak jelas saya meminta maaf karena saya masih pemula. Semoga anda menikmati cerita saya, sekian terimakasih.
Pair : Akashi x Namika (oc)
Warning
Gaje, Ooc, typo, DLDR!
Happy reading minna!
.
.
.
.
.
.
.
.
2016 Kyoto
===π===
Namika tak menyangka jika malam ini ia akan kedatangan tamu spesial baginya, bagaimana tidak? Sahabat masa kecilnya datang malam-malam begini hanya untuk mengunjungi rumahnya.
Sangat disayangkan, dirinya sedang tidak ada dirumah. Sekarang Namika tengah berada di perpustakaan kota untuk meminjam beberapa novel klasik.
Setelah mendapat apa yang ia inginkan Namika pun bergegas pulang.
Langkah kakinya dipercepat agar segera sampai dirumah, dimana Aida Mayu menunggu kehadirannya.
Kediaman Nijimura
Aida Mayu kini tengah duduk manis sambil menyesap teh yang di sajikan oleh Ibu dari sahabatnya, Nijimura Ran.
"Maaf jika aku mengganggu malam-malam begini bibi." ucap Mayu penuh sesal.
"Tak apa, tak perlu sungkan begitu Mayu-chan. Anggap saja rumah sendiri." balas Ran sambil tersenyum tipis.
"Sebenarnya, ada hal penting yang harus kusampaikan bibi." ujar Mayu lirih, Ran mengernyitkan alisnya heran.
"Apa itu?" tanya Ran sedikit penasaran.
"Aku hanya ingin memberi tahu, bahwa akan ada casting di Gedung Opera." ujar Mayu pelan.
Ran tersenyum mendengar hal ini, ia faham. Putrinya akan sangat senang jika mengetahui hal ini.
"Begitu, mungkin kau harus menginap disini." gumam Ran lirih, Mayu menatap heran padanya.
"Eh?"
"Aku takkan membiarkan seorang gadis pulang sendirian, apa lagi malam-malam begini." ujar Ran sambil tersenyum kecil yang kini menular pada Mayu.
"Baiklah." ujar Mayu setuju.
Tok tok tok
Ketukan pintu pun terdengar, membuat mereka menghentikan pembicaraan mereka sejenak.
Mayu tersenyum tipis ketika membayangkan ekspresi dari teman kecilnya. Mayu menatap Ran yang tengah beranjak membuka pintu, ia hanya memandang dari jauh.
"Tadaima.." ucap Namika memberi salam, tak lupa dengan senyum manis di bibirnya.
"Okaeri.." sambut Ran.
Namika pun masuk kedalam rumah, ia tersenyum tipis saat melihat sahabatnya sudah sampai di kediamannya.
Matanya menatap terkejut pada lembar kertas yang tengah di pegang oleh sahabatnya.
Mayu sendiri hanya tersenyum tipis sambil mengedipkan sebelah matanya jenaka.
"Sudah lama Mayu-chan?" tanya Namika pelan.
"Tidak terlalu kok Mika-chan." jawaban dari Mayu melukis senyum tipis dibibir Namika.
Keesokan harinya.
Namika berencana untuk mengikuti casting yang akan dilakukan disebuah gedung opera besok. Dia sangat ingin mendapatkan peran walau hanya peran kecil dalam sebuah opera berjudul The Swan.
Masih teringat jelas di benak Mayu,
bagaimana ekpresi sahabatnya ketika ia memberi formulir pendaftaran itu dan seperti biasa ia memutuskan untuk membantu Namika, ia akan tetap mendukung impian Namika, menjadi Artis Opera yang terkenal. Itulah impian Namika sedari dulu.
Mereka pun akan mulai mencari materi yang sempurna untuk dinyanyikan saat casting bersama-sama, masalah diterima atau tidak kita akan mengetahuinya nanti. Setidaknya kita harus berusaha bukan? Tanpa ada niat dan usaha, kita takkan pernah berhasil.
"Kita akan mulai mencarinya dimana Mika-chan?" tanya Mayu pada akhirnya, ia melihat Namika mengerjapkan matanya pelan.
"Perpustakaan kota, kurasa.." gumam Namika pelan, sebenarnya ia ragu tapi apa salahnya jika kita mencoba?
"He? Kau yakin Mika-chan?" tanya Mayu memastikan, dahinya berkerut samar.
"Aku tak pernah seyakin ini Mayu-chan." jawab Namika tenang, tak lupa senyum tipis menghiasi wajahnya yang cantik.
"Souka, kalo begitu ayo kita kesana!" ajak Mayu dengan penuh semangat.
"Sepertinya kau sangat bersemangat hari ini." ucap Namika sambil terkekeh pelan.
Ia tak menyangka, tak ada yang berubah dari sahabatnya.
"Gomen, aku terlalu terbawa suasana haha.." ujar Mayu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kalau begitu tunggu apalagi." sambung Mayu kemudian.
"Hmm.." Namika hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Ne Mika-chan~"
"Hm?"
"Ku dengar kau sudah bertunangan, kenapa kau tidak mengundangku?"
"Emm, sebenarnya aku memang sudah bertunangan. Dan masalah undangan, Okaa-san tidak mengijinkan aku untuk mengundang teman-temanku. Hanya saudara yang menghadirinya."
"He? Kenapa begitu?"
"Entahlah, aku tidak tau."
Mereka terdiam, hanya ketukan heels yang mengiringi perjalanan mereka sepanjang jalan.
Tak butuh waktu yang cukup lama mereka pun akhirnya sampai di perpustakaan kota.
"Akhirnya sampai juga..." ujar Mayu sambil menghela nafas lega.
Namika hanya menatap geli atas sikap sahabatnya.
Mayu menatap aneh pada Namika yang tampak tak lelah sedikitpun.
Namika membuka pintu perpustakaan pelan, kedatangannya di sambut baik oleh para pustakawan disana.
Namika melewati beberapa rak buku dan berhenti tepat di bagian klasik. Tempat yang sama saat dirinya meminjam beberapa novel semalam.
"Wah.. Namika-san? Anda datang berkunjung lagi?" seru pustakawan yang bername tag Takao Kazunari.
Namika terkejut namun masih bisa mengendalikan ekspresinya dengan sempurna.
"Apa tidak boleh?" bukannya menjawab Namika malah bertanya balik.
Membuat sang pustakawan terkekeh pelan.
"Bukan begitu, saya heran karena jarang sekali seorang gadis yang masih muda seperti anda sering mengunjungi perpustakaan, apalagi perpustakaan ini cukup tua." ungkap Takao jujur.
Namika terdiam beberapa saat, ia membenarkan kata-kata Takao.
"Akan sangat mengherankan lagi jika anda sendiri malah bekerja disini, mengingat anda juga masih terlihat muda." Namika membalasnya.
Takao diam karena kata-kata Namika tak mampu ia jawab.
"Ah, benar juga. Kalau begitu silahkan, maafkan saya jika mengganggu anda. Permisi."
Takao pun pamit undur diri, masih banyak buku yang belum ia bereskan.
Kemudian Namika dan Mayu mulai mencari naskah partitur kuno di perpustakaan tersebut.
Partitur-partitur kuno tersebut biasanya jarang dinyanyikan oleh para artis opera, Namika berharap ia bisa menemukan partitur yang bagus yang akan menarik perhatian para juri diacara casting tersebut dan tak butuh waktu yang lama Namika berhasil menemukannya.
"Aku tak menyangka akan menemukannya secepat ini." ujar Namika senang, matanya menatap partitur kuno tersebut dengan binar senang yang sangat kentara.
Ya, Namika berhasil menemukan naskah partitur kuno berjudul Don Juan Triumphant yang di gubah oleh Akashi Seijurou.
Namika sangat gembira dan langsung mencoba menyanyikan partitur itu. Tapi tiba-tiba saja, gambar-gambar not balok itu mengeluarkan darah dan membanjiri telapak tangannya.
"Aaaaaaa!" Namika menjerit sampai Mayu datang menghampirinya.
"Mika-chan? Kau baik-baik saja kan? Ada apa? Kenapa kau teriak?" tanya Mayu secara beruntun.
"Tadi not baloknya! Ba-lok.." nafas Namika tercekat.
Saat ia melihat tangannya sudah bersih dan noda darah itu hilang tak berbekas.
"Mika-chan?" panggil Mayu khawatir.
Namika menatap sahabatnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Tadi not nya! Ma-yu not nya mengeluarkan darah!" ujar Namika, suaranya tercekat.
Mayu menatap partitur kuno itu kemudian menatap Namika lagi.
"Kau bercanda ya? Mana ada darah? Coba kau liat lagi. Tak ada kan?" ujar Mayu heran.
"Tapi tadi, etto.." Namika tak bisa melanjutkan kata-kata nya karena memang perkataan Mayu benar, tak ada darah ditangannya. Dan not balok itu baik-baik saja.
"Sudahlah Mika-chan, mungkin itu hanya halusinasimu saja, atau jangan-jangan kau mau mengerjaiku ya?" ujar Mayu sambil menatap curiga pada Namika.
Namika terkejut saat mendengar kata-kata Mayu, bagaimana mungkin dia bercanda disaat waktu yang tidak tepat?
"Ti-tidak kok! Aku benar-benar melihatnya!" bantah Namika.
"Permisi? Ada apa ini? Kenapa anda ribut, apa anda lupa larangan tidak boleh berbicara dengan suara keras di perpustakaan?" ujar sosok pustakawan wanita - ralat waria/ wanita pria- bername tag Mibuchi Reo.
Namika dan Mayu menoleh menatap sosok tersebut dengan canggung.
"Maafkan kami, kami janji tak akan melakukannya lagi." ujar Mayu pelan, tak lupa ia memasang senyum tipisnya.
Pustakawan tersebut menatap Namika dan Mayu tak percaya.
"Baiklah kalau begitu, saya harap anda tidak mengusik ketenangan pengunjung lain." ujar nya sambil membubuhkan tatapan sinis sebelum sosoknya berbalik meninggalkan sepasang sahabat tersebut .
"Maaf." ujar Namika tak enak hati.
"Tapi Mayu-chan, aku tidak bohong. Aku berani bersumpah." sambungnya, ia masih kekeh dengan pendiriannya.
"Iya, aku percaya padamu. Casting opera akan dimulai, kita harus bergegas."
"Mmm.."
Mereka pun beranjak dari perpustakaan menuju Gedung Opera.
***
Akhirnya Namika dan Mayu tiba di tempat casting.
Suasana di gedung opera sangat ramai di kelilingi oleh pemuda-pemudi, tentu saja karena mereka juga akan mengikuti casting tersebut.
Melihat betapa ramainya orang-orang disana, membuat nyali Namika menciut.
Ia menundukan kepalanya, telapak tangannya terkepal.
'Apa aku bisa?' batin Namika ragu.
Mayu memutar bola matanya bosan, kemana perginya semangat sang sahabat?
"Mayu, jujur. Aku gugup sekali." ujar Namika gelisah. Matanya menatap lekat pada deretan peserta yang tengah menunggu gilirannya.
Dan Mayu mengetahuinya, jujur saja sebenarnya ia pun sama. Hei? Siapa yang tidak gugup saat mengikuti hal seperti ini?
"Ya, tak perlu mengatakannya pun aku sudah tau." jawab Mayu pura-pura sebal.
"Ish.."
"Coba rilekskan dirimu, tarik nafas pelan lalu keluarkan. Lakukan itu sampai rasa gugupmu hilang." saran Mayu, yang tentu juga didikuti olehnya.
"Baiklah.."
Sambil menunggu gilirannya tiba, Namika kembali membuka partitur yang sedari tadi ia genggam.
Ia mencoba menyanyikannya berkali-kali didalam hati.
Melihat sang sahabat sudah mulai tenang, Mayu pun memutuskan untuk melakukan hal yang sama.
Ia menyanyikan lirik lagu yang akan dinyanyikannya nanti.
"Nijimura Namika.."
Sesaat mereka terpaku karena nama Namika yang terpanggil.
"Mika-chan! Ayo maju sana! Ganbate-ne!" ucap Mayu senang, tak lupa memberi semangat juga.
"Hai.." balas Namika sambil beranjak bangun.
Sepanjang perjalanannya menuju panggung, banyak pasang mata yang menatap kearahnya.
Dari tatapan memuja, iri dan sinis pun Namika dapatkan.
Namika sudah sampai di tengah-tengah panggung, karena sosoknya yang cantik dan memesona banyak juri yang menatapnya penuh kagum.
Termasuk sosok misterius yang duduk di bangku VVIP.
Namika pun mulai menyanyi, tak ada orkestra yang mengiringi lagunya, namun ia tetap tampil dengan anggunnya, menyanyikan lagu Don Juan Triumphant dengan penuh penghayatan.
Namika membungkukkan badanya ke arah juri setelah selesai menyanyi.
Tepuk tangan yang sangat meriah ia dapatkan. Membuat senyum diwajahnya berkembang.
Juri sangat terpesona mendengar suaranya Namika, terlebih lagu yang dinyanyikan oleh Namika termasuk lagu yang langka. Berbagai pujian pun Namika dapatkan.
Namun tiba-tiba sebuah lampu panggung jatuh dan mengenai kepalanya, Namika pun pingsan.
##TBC##
Holaaaa
Silahkan kritik dan saran anda saya tunggu.
1. Akashi Seijurou As Akashi Seijurou
2. Nijimura Namika As NamikaKurosawa5
3. Aida Mayu saltyfluous
4. Nijimura Ran Nijimura_Ran
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top