Nine

L O U I S E

[First Name] mendengus kesal saat Louise berhasil membujuk Shuu untuk menghabiskan waktu dengannya. [First Name] yakin Shuu tidak akan kembali ke kamarnya dengan alasan terlalu malas, terlalu nyaman atau alasan paling sering terucap adalah terlalu merepotkan.

Louise adalah pengantin Shuu yang baru, setengah manusia dan setengah vampir. Rupanya cantik dengan rambut kemerahan yang bergelombang, bibir tipis dan senyuman sinis. Singkat kata, [First Name] merasa kalau dirinya kalah dari Louise hanya dengan sekali lirik. Dan [First Name] membenci dirinya karena merasa seperti itu. Namun, siapa yang bisa menolak kecantikannya? Bahkan Shuu pun tergoda dengannya.

[First Name] masih ingat dengan ucapan Shuu yang mengatakan kalau pengantin keduanya sangat manja, suka menggoda dan sangat merepotkan. Cih, apanya yang favorit? Hampir satu minggu ini Shuu selalu bersama dengan pengantin keduanya dan melupakan [First Name]. Itukah yang dinamakan dengan favorit?

Seperti biasa saat ia merasa kesal atau gelisah, kebun yang penuh bunga mawar selalu menjadi tujuannya menenangkan diri. Namun, tidak seperti biasanya, bau mawar dan sapuan angin tidak membuatnya tenang. Pikirannya semakin gelisah dengan kemungkinan posisi pertama di samping Shuu sudah direnggut oleh Louise.

"Sedang apa kau?" suara yang terdengar kasar itu datang dari belakang [First Name]. Tanpa harus berbalik pun ia sudah tahu siapa yang menyapanya. Hanya ada satu orang yang memakai nada bicara seperti itu. Siapa lagi kalau bukan Sakamaki termuda, Subaru.

"Maafkan aku Subaru," ucap [First Name] pelan seraya menyunggingkan senyum tipis. "Aku bisa pergi kalau kau tidak suka aku berada di kebunmu."

Subaru memalingkan wajahnya. "Tidak perlu. Kau bisa tinggal lebih lama kalau kau ingin."

[First Name] tersenyum senang lalu kembali menyusuri kebun dengan langkah perlahan. Ia sadar kalau Subaru mengikutinya tanpa suara, seolah mengetahui apa yang mengganggu [First Name] dan menemaninya. Seingat [First Name], Subaru memang selalu seperti ini. Melakukan sesuatu tanpa memberitahu yang lain, berniat baik tetapi kata dan nada kasarnya membuat orang lain berpikiran buruk tentang dirinya. Mungkinkah Subaru itu tsundere?

"Jangan berjalan di belakangku seperti kau akan menikamku, Subaru," ucap [First Name] sedikit menoleh. "Kau bisa berjalan di sampingku. Kurasa aku memang ingin di temani."

Subaru mendengus kecil. Namun, tetap mengikuti permintaan [First Name]. "Kemana Shuu?"

"Bersama dengan pengantin barunya," balas [First Name]. "Kau sendiri, mana pengantinmu?"

"Aku tidak peduli dengan hal seperti itu. Orang itu bilang pengantinku akan datang beberapa minggu lagi," sahut Subaru. Wajahnya memang mengekspresikan ia tidak terlalu peduli dengan hal itu. Mungkin saja Subaru berpikir dengan atau tanpa seorang pengantin ia akan tetap menjadi seorang yang dilupakan.

"Ah ... kau satu-satunya yang belum memiliki pendamping ya?" gumam [First Name] setengah bertanya. Wanita itu mendongak, menatap langit malam.

"Aku tidak ingin memiliki pendamping lebih dari satu," balas Subaru dengan wajah agak memerah. "Sepertinya akan merepotkan kalau pengantinku nanti akan merasa diabaikan sepertimu."

Terkejut dengan ucapan Subaru yang memaparkan kenyataan yang tidak ingin didengar, kaki [First Name] tanpa sengaja menginjak ujung gaun malamnya. Beruntung, Subaru langsung menahan tubuhnya agar tidak beradu dengan tanah. Jantung [First Name] berdegup lebih kencang tiap detiknya saat lengan Subaru memeluk pinggangnya.

"Apa yang kau pikirkan bodoh! Kau bisa saja membunuh dirimu kalau duri mawar hitam itu menembus kulitmu," bentak Subaru masih belum melepaskan pelukannya.

"M-maafkan aku, Subaru. Aku hanya terkejut dengan ucapanmu," gumam [First Name] masih salah tingkah dengan kata-kata Subaru.

"Apa yang kalian lakukan?" suara yang biasanya terdengar malas itu terdengar marah. [First Name] menoleh ke arah sumber suara dengan cepat.

Iris biru itu menatap tajam ke arah keduanya dengan kentara. Subaru membantu [First Name] berdiri lalu menghilang karena tidak ingin berurusan dengan kakak tertuanya yang sedang marah. Ditinggal berdua dengan Shuu yang terlihat marah, [First Name] memainkan gaun malamnya dengan gugup.

Masih dengan mata yang berkilat marah, Shuu menggamit lengan [First Name] dan dalam sekejap saja mereka sudah berada di kamar tidur. Shuu menahan tubuh [First Name] di dinding, mencegah agar wanitanya tidak bisa melarikan diri ke manapun.

"Aku tidak suka saat kau berada di sekitar saudara-saudaraku," gumam Shuu. "Kau hanya milikku."

Kilat gugup di mata [First Name] berubah kesal mendengar ucapan Shuu. "Kau bisa bersama dengan pengantinmu yang lain sementara aku tidak bisa bersama dengan saudaramu?"

Alih-alih amarahnya kembali terpancing mendengar balasan dari [First Name], sudut bibir Shuu sedikit tertarik. "Ah ... apa itu berarti kau cemburu dengan gadis manja itu, [First Name]?"

Mendengar pertanyaan Shuu, [First Name] bungkam. Pipinya memerah saat Shuu mengatakan apa yang tidak ingin didengarnya. [First Name] ingin membantah ucapan suaminya, tetapi berbicara dengan wajah hangat hanya akan menyenangkan Shuu. Ia lebih memilih memalingkan wajahnya dan memfokuskan diri pada sesuatu selain seringai Shuu.

"Dasar gadis serakah. Menginginkanku untuk dirimu sendiri," gumam Shuu. Bibirnya bergerak menciumi setiap jengkal leher [First Name] yang bisa ia jangkau. "Bukankah sudah kubilang hanya kau yang akan mendampingiku?"

"L-lalu kenapa kau malah menghabiskan waktu dengannya?"

"Karena aku harus membuat nona muda itu senang," Shuu sengaja menghembuskan nafas lebih keras tepat di telinga [First Name]. "Lagipula, aku ingin tahu sampai sejauh mana kaubisa bertahan tanpaku."

"Kau membuatku menjadi alat percobaanmu?" kata [First Name] tidak terima. "Aku tidak tahu kalau Reiji bisa merasukimu juga."

Shuu tidak membalas. Ia menusukkan taringnya di tempat yang sama setiap kali menyantap darah [First Name]. Suara isapan menggema di kamar tidur dan Shuu yakin kelima saudaranya bisa mendengar jelas permintaan [First Name] agar Shuu berhenti meminum darahnya.

"Kau adalah pengantinku, rasa darah ini hanya pantas untukku. Serahkan dirimu padaku, akan kutunjukkan perasaanku sampai kau meronta tidak perlu, kau dengar? Dasar gadis serakah."

Hola!! Lama tidak update... Gimana Shuu kali ini?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top