Chapter 29
Chapter 29
Penyelesaian
Sebuah bogem mentah langsung di layangkan Jae hoon untuk Min hoo. Jae hoon tak tahan mendengar semua ocehan sepupunya itu.
Min hoo menatapnya dengan senyum mengejek.
" Kau aib bagi negri ini Jae hoon. Tak ada yang menyukaimu. Kau pembawa sial bagi semua orang!" Min hoo mulai melancarkan kekesalan hatinya.
" Istrimu sendiri telah mengkhianatimu."
Jae hoon menggelengkan kepala. Tidak, perkataan Min hoo pasti hanya jebakan. Hye mi tidak akan seperti itu padanya. Entah mengapa Jae hoon percaya Hye mi tidak akan tega menipu dan menjebaknya.
Sementara Jae hoon nampak frustasi berunding dengan pikirannya. Min hoo mengeluarkan sebuah peluru bius dari dalam jubahnya.
Ia telah merencakan sesuatu. Membius Jae hoon dan membuangnya ke dalam kolam air terjun. Semua orang akan menduga ia meninggal karena tenggelam.
Min hoo sangat yakin dengan rencananya ini. Kelemahan Jae hoon adalah Hye mi. Jika Jae hoon sudah masuk dalam perangkap. Akan sangat mudah bagi Min hoo untuk menyingkirkannya.
" JAE HOON!!!"
Jae hoon dan Min hoo serempak berbalik pada sumber suara. Hye mi sedang berdiri di atas sebuah undakan tanah. Memandang Jae hoon dan Min hoo dengan wajah panik.
Hanbok miliknya, ia angkat tinggi-tinggi. Lalu berjalan menuruni undakan anak tangga berbatu untuk menemui Jae hoon.
Hye mi langsung melabrak Jae hoon dengan sebuah pelukan sangat kencang. Pupil mata Jae hoon membulat besar saat menerima perlakuan Hye mi yang seperti itu.
Kejadian sebelumnya.
Hye mi berganti hanbok dengan hanbok yang jauh lebih sederhana. Lalu pergi keluar dari istana mencari keberadaan Jae hoon secara diam-diam. Kasim Ming di tinggal Hye mi tanpa penjelasan apapun.
Pria paruhbaya itu menjadi frustasi. Jika Raja datang dan menanyakan di mana keberadaan anak dan menantunya. Ia bingung harus menjawab apa nanti.
" Hye mi?" ucap Jae hoon. Pria itu masih syok melihat Hye mi bisa ada di tempat tersebut.
" Bagaimana kau?"
" Aku menemukan Ling di pasar." jelas Hye mi. " Dan Ling membawaku menemuimu."
Jae Hoon merasa yakin. Bahwa ia telah menambatkan Ling dengan benar di sebuah batang pohon. Atau memang tanpa Jae hoon sadari. Ikatan dan simpul talinya agak longgar.
" Jangan percaya dengan apa yang di katakan Min hoo!" Hye mi mendongakkan kepalanya menatap Jae hoon.
" Kau percaya padaku?"
Hye mi tak tahu. Apa saja yang sudah di ungkapkan Min hoo pada suaminya. Tapi Hye mi yakin, mungkin Min hoo sedikit menambah drama dalam hubungan mereka. Hye mi hanya menggangap Min hoo seperti seorang sahabat, tidak lebih.
" Hye mi." sapa Min hoo dengan suara lembut.
" Jae hoon!" rintih Hye mi " Kau percaya padaku?"
Jae hoon masih menatap bingung pada Hye mi.
" Ap- Apa kau dan Min Hoo... Pernah melakukannya?"
Alis Hye mi bertaut bingung.
" Melakukan apa?" tanya balik Hye mi
Jae Hoon tidak ingin mengatakan hal tersebut untuk menjelaskan pada Hye mi. Rasanya memalukan dan menyakitkan jika itu benar.
" Hye mi?" Min hoo mencoba memanggil Hye mi kembali.
" Apa yang kau katakan pada Jae Hoon, Min Hoo?!" tanya Hye mi dengan emosi tertahan.
Hye mi menyadari satu hal. Min hoo bukan tipe pria yang dipikirkannya. Min hoo sedikit licik dan agak kekanak-kanakkan.
" Jangan ganggu kami, Min Hoo. Aku dan Jae Hoon saling mencintai. Kau dan aku aku hanya sebatas teman."
Kalimat Hye mi sukses membuat segala hal yang di pikirkan Jae Hoon runtuh oleh apa yang di sampaikan Min hoo sebelumnya.
" Aku tidak tahu apa yang kau inginkan dari Jae Hoon. Aku--"
" Tahta. Bisakah kau memberikannya padaku?" potong Min hoo dengan datar.
Pupil mata Jae Hoon membulat besar. Jadi ini alasan Min hoo bersikap buruk dan dingin padanya selama ini. Min hoo menginginkan tahta yang dulu ia dapatkan.
Bukan salah Jae Hoon jika ia dan ayahnya yang mengambil alih kekuasaan. Karena seperti itu hukum di istana berlaku.
" Min hoo." ucap Jae hoo. " Jika kau menginginkan tahta. Aku bisa membicarakan ini dengan ayah."
" Kau pikir ayahmu akan mengizinkan aku mendapatkan hal itu kembali? Huh! Jangan bodoh. Pria itu hanya ingin kau meneruskan tahtanya."
Hye mi tidak terlalu mengerti dengan urusan kerajaan. Tapi jika Min hoo menginginkan hal tersebut. Berarti akan ada pertempuran darah dan permainan politik untuk melengserkan pihak yang berada di atas.
" Jika kau menginginkan tahta dan kerajaan. Aku akan memberikannya padamu. Lagi pula, aku sudah memiliki Hye mi."
Tangan Jae Hoon merangkul erat pinggul Hye mi dan ia rapatkan ke sisinya.
" Jika kau bisa di percaya menjalankan kerajaan. Akan ku berikan padamu."
Min hoo tak percaya bahwa Jae Hoon dengan gamblang akan menyerahkan kekuasaannya. Apa Jae Hoon sedang mempermainkan perasaannya.
" Hye mi adalah duniaku. Tak ada yang ku inginkan selain dia."
Min hoo tak tahu harus berekspresi seperti apa di hadapan Jae Hoon dan Hye mi.
Setelah pertemuan mereka di air terjun. Jae Hoon pergi menghadap sang ayah, Raja Joon Ki.
Jae Hoon menjelaskan semua hal pada ayahnya. Sebagai pewaris kerajaan. Jae Hoon akan memberikan semuanya pada Min hoo.
Lagi pula, Jae Hoon merasa kutukan yang ia bawa masih tetap ada di ingatan rakyatnya. Walau nyatanya semua hal itu di yakini Jae Hoon telah berkahir.
Raja Joon Ki awalnya menolak tegas keputusan Jae Hoon. Tapi dengan perasaan yang mantap. Jae Hoon mencoba menyakinkan sang ayah. Bahwa Min hoo lebih pantas menjalankan pemerintahan.
Perasaan hati Raja pun akhirnya luluh. Acara penyerahan kekuasaan di selenggarakan secara sederhana. Kini, Jae Hoon telah melepas topeng yang selama ini ia pakai.
Jae Hoon tak peduli lagi dengan pandangan orang padanya. Entah mereka masih percaya atau tidak dengan kutukan yang ia bawa.
Para kaum hawa sangat syok saat melihat ketampanan yang selama ini mereka takuti. Min hoo meminta maaf atas segala perbuatan yang pernah ia lakukan pada Jae Hoon.
Ia tak menyangka bahwa Jae Hoon benar-benar memaafkan dirinya.
Jae Hoon sendiri hanya turun tahta menjadi seorang Pangeran saja. Hari-hari sebagai suami-istri mereka lalui bersama.
Orang-orang di Hanyang mulai menggangap bahwa kutukan Jae Hoon telah menghilang karena Hye mi.
Sihir jahat yang dulu membelenggu Jae Hoon memang telah sirna. Nyonya Kim tidak lagi melakukan penyerangan sihir hitam pada Jae Hoon.
Bukan karena Min hoo memintanya untuk tidak melakukannya lagi. Namun, karena kekuatan spritual yang ia pikir akan kembali setelah beberapa waktu. Tak pernah kembali lagi.
Mook benar-benar telah menghapus kekuatannya. Kebahagiaan Hye mi dan Jae Hoon sendiri tidak berlangsung lama. Sebab sepucuk surat yang secara rahasia di kirimkan Mook kepada Jae Hoon membuat segala kebahagian yang terjadi akan hilang dalam beberapa waktu.
Yang muliaku...
Kabut hitam di Joseon memang telah menghilang...
Tapi saya dengan berat hati harus menyampaikan hal ini pada anda.
Pelangi dalam hidup anda pun akan ikut menghilang juga. Hye mi dia-- Pelangi Yang mulia...
____///_____////_____
TBC
Satu Chapter lagi dan...
͡° ͜ʖ ͡°
Hehehe...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top