Chapter 23
Chapter 23
Kebusukan Min Hoo
Min hoo terkejut mendapati Bibi Han ja. Wanita itu menghalangi niat jahatnya.
" Bibi..."
Mata wanita itu mulai nampak kunang-kunang. Bius Min hoo bereaksi padanya.
Min hoo berusaha melihat Hye mi. Tapi Bibi Han ja terus saja menghalanginya.
" Kalian resmi menjadi suami istri."
Sorakan tepuk tangan bergema di seluruh istana. Wajah Min hoo memerah tangannya terkepal dengan kuat.
" Anda menggagalkan rencana saya!!" amuknya dengan kesal. Min hoo mendorong Bibi Han ja dengan kasar.
Malang, tubuh wanita malang itu langsung terjatuh. Min hoo lantas melarikan diri secepatnya.
Menyadari Bibi Kesayangannya terjatuh. Membuat Hye mi berlari cepat menghampirinya.
" Bibi..!!" teriaknya histeris. Beberapa orang langsung tersadar melihat wanita malang itu.
" Kasim Ming..!" titah Jae Hoon. Pria berwajah chubby itu mengganguk mengerti. Ia lalu menyuruh para pelayan mengangkat Bibi Han ja masuk ke dalam istana.
Acara pernikahan di bubarkan lebih cepat. Semua orang pulang dengan bisik-bisik apakah Bibi Han ja terkena sial karena kutukan Jae hoon?
.
.
.
Tabib Istana memeriksa kesehatan Bibi Han ja. Wajahnya nampak sedih.
" Bibi anda terkena racun berbahaya." serunya pada Hye mi. " Saya akan membuatkan resepnya sementara ini.
Hye ingin menangis. Tapi ia tak bisa menangis di hadapan Raja.
Raja Joon ki sangat prihatin dengan Bibi Han ja. Cuma masalahnya adalah bagaimana wanita malang itu terkena racun.
" Wanita ini terkena peluru bius, Yang mulia."
Jawaban tabib membuyarkan lamunan Raja seketika.
" Jarum bius?? Bagaiamana bisa?" ujar Raja
" Apa seseorang berniat jahat di antara kita?"
Jae hoon dan Hye mi saling pandang satu sama lain. Jae hoon bisa menebak pelakunya dalam sekejap. Tapi tidak dengan Hye mi.
Raja Joon ki pun mengeluarkan titah untuk menyelidiki kasus ini. Maka ia dan tabib kerajaan pun meninggalkan Hye mi berserta Jae hoon dengan Bibi Han ja.
Jae hoon menatap Kasim Ming dan isyarat di mata Jae hoon sangat terlihat jelas olehnya. Pria itu pun membungkuk hormat untuk meninggalkan mereka bertiga.
Selepas kepergian semua orang. Hye mi ambruk di sisi tempat tidur Bibi Han ja. Gadis itu menangis sejadi-jadinya.
" Siapa yang tega melakukan ini...?? Huuu... Huu..."
" Min hoo." sahut Jae hoon lirih. Hye mi menoleh dengan tidak percaya.
" Jangan menuduhnya..!!"
" Hanya dia yang patut di curigai." jelas Jae hoon.
" Pria itu pasti merencanakan sesuatu."
" Kau tidak bisa menuduhnya tanpa bukti." marah Hye mi. Jae hoon merasa kesal dengan Hye mi. Gadis ini sulit sekali mempercayai perkataannya.
" Hy-- Hye mi." rintih Bibi Han ja sembari membuka kelopak mata
Hye mi menoleh cepat di ikuti dengan Jae hoon yang juga berdiri di samping Hye mi.
" Mi- Min hoo." rintihnya lagi
" Min hoo yang menyerang Bibi."
Pupil mata Hye mi membulat besar. Ia tidak percaya dengan pengakuan Bibi Han ja.
" Ke- Kenapa?"
Bibi Han ja menggeleng pelan.
" Bi- Bibi tidak tahu."
" Istirahatlah Bibi. Hye mi ayo ikut aku!" ajak Jae Hoon dengan muka masam.
Hye mi mau tidak mau mengikuti Jae hoon keluar dari dalam kamar.
" Kau percaya?" ungkap Jae hoon langsung.
Hye mi hanya menggigit bibir bawahnya.
" Aku akan menyelidiki tentang ini. Sekarang kau tinggal dan jaga bibimu."
Hye mi menurut. Lantas Jae hoo pun pergi melakukan yang di janjikannya.
.
.
Rumah bangsawan yang terlihat megah adalah tujuan Jae hoon setelah upacara pernikahanya selesai. Suasana Hanyang masih seperti biasa.
Sayang, saat ia tiba di sana Min hoo tak ada di tempat.
" Tuan..." ucap seorang pelayan laki-laki.
" Jika anda ingin mencari Tuan Min Hoo. Anda bisa mencarinya di rumah Nyonya Kim."
Alis Jae hoon bertaut bingung
" Tuan Min hoo biasanya ke tempat itu."
Tanpa membuang waktu. Jae hoon pun langsung memacu kudanya ke rumah Nyonya Kim.
Di Hanyang tak ada yang tak mengenal Nyonya Kim. Wanita cenanyang itu cukup terkenal.
Tanpa permisi pada para penjaga di depan gerbang. Jae hoon menerobos masuk ke halaman rumah.
" Min Hoo!!!! Keluar!!!" teriaknya.
Min hoo yang sedang berbicara dengan Nyonya Kim. Menjadi terkejut dengan keberadaan Jae Hoon.
" Lihat...." ketus Nyonya Kim
" Aksimu membuat Jae hoon curiga."
Min hoo berdecak kecal
" Kau tunggu di sini. Biar aku yang menemuinya."
Lantas Nyonya Kim pun keluar dari rumah. Ia menatap Jae hoon dengan senyum manis yang di buat-buat.
" Yang mulia." ucapnya tanpa basa basi
" Di mana Min hoo?"
" Dia tak ada disini. Apa ada hal apa sampai Yang mulia bisa datang ke rumah saya? Mau minunm teh?" tawar Nyonya Kim dengan ramah.
" Tidak. Jika pria itu datang menemuimu. Segera beritahu aku."
Nyonya Kim mengganguk kecil.
" Apa anda buru-buru?"
Jae Hoon langsung berbalik dengan acuh.
" Yang mulia..." seru Nyonya Kim
" Berhati-hatilah, saya melihat aura negatif di sekitar anda."
Jae hoon hanya tersenyum tipis. Lalu melangkah pergi secepatnya. Saat keberadaan Jae hoon menghilang.
Maka Min hoo pun mulai menampakkan diri.
" Apa rencana anda?" Min hoo berujar datar
Nyonya Kim berbalik lalu melangkah masuk ke dalam rumahnya.
" Jika kau ingin menjadi Matahari di negri ini. Kau harus menyingkarkan matahari yang lain. Sebab hanya ada satu matahari di langit."
Min hoo pun mengikuti langkah Nyonya Kim
" Mereka telah menikah. Bukankah aura Hye mi akan menjaga Jae hoon?"
Nyonya Kim tertawa lebar.
" Belum... Belum sepenuhnya."
Wanita itu menghentikkan langkah kakinya.
" Apa maksud anda?"
Nyonya Kim berbalik dan melirik ke arah Min Hoo
" Ambil hati gadis itu. Sebelum Jae hoon mendapatkannya."
.
.
.
Min hoo baru kembali saat langit telah gelap. Sungguh sial, rencananya harus gagal karena Bibi Han ja. Padahal selama ini ia sudah bersabar di depan wanita itu.
Min hoo mulai khawatir. Jika Bibi Han ja siuman dan menceritakannya pada Hye mi. Maka gadis itu akan membencinya.
Min hoo tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Kekuasaan Jae hoon harus berada di telapak tangannya. Kebencian dan ambisi Min hoo bukan tanpa alasan.
Tahta awal sebenarnya milik Ayah Min hoo. Kakak laki-laki Raja Joon Ki yang sekarang.
Namun malang, Ayahnya meninggal karena sakit keras yang di deritanya. Akibatnya tahta di berikan pada ayah Jae Hoon.
Min hoo dan ibunya pun harus turun tahta. Gelar Min hoo yang awalnya Putra Mahkota menjadi seorang Pangeran saja. Sungguh, Min hoo membenci hal ini.
" Min hoo?"
Lamunan Min hoo pun buyar seketika. Saat ia melangkah masuk dalam rumah.
Seorang wanita paruh bayah sedang berdiri menantinya.
" Ibu..."
Wanita itu tersenyum pada Min hoo. Ia membuka kedua tangannya lebar-lebar. Untuk menyambut putra kesayangannya.
" Kau ke mana saja? Apa kau mengikuti pernikahan Jae hoon?"
Min hoo hanya tersenyum kecut.
" Min hoo." ujarnya " Ada seorang gadis yang mencarimu."
Pupil mata Min Hoo terbelak.
" Siapa?" tanya Min hoo penasaran.
" Min hoo?" sapa Hye mi dari balik pintu.
____//______//______
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top