Chapter 22

Chapter 22
Pernikahan

Hye mi berusaha menahan dirinya. Ingin sekali ia menghadiakan Jae Hoon bogem mentah miliknya.

Tapi sayang, bersentuhan dengan Jae hoon akan membuat mereka terlempar oleh waktu.

" Menikah? Minggu depan? Secepat ini?"

Jae hoon mengganguk pelan. Hye mi rasa menikah dengan Jae hoon bukan cara terbaik yang harus mereka lakukan.

" Aku gak mau nikah sama kamu." kesal Hye mi

" Kenapa?"

" Karena aku gak cinta sama kamu Jae hoon!!" tekan Hye mi dalam-dalam

" Kamu pikir aku juga suka sama kamu?" balas Jae hoon dengan kesal.

" Ini adalah cara terbaik agar kau dan aku bisa bersama menyelesaikan masalah ini. Kau bisa kembali ke duniamu dengan selamat dan aku bisa terlepas dari kutukan ini."

Hye mi berdengus kesal. Ia membuang wajahnya ke tempat lain.

" Setelah kita menikah harus apa? Kau akan menceraikanku?" tanya Hye mi skeptis

" Lihat saja nanti. Tapi yang paling utama kau harus membantuku menangkap Min hoo."

Mata Hye mi terbelak

" Hah??!!"

" Aku ingin membuktikan bahwa Min hoo lah kabut hitam di Kerajaan ini."

Hye mi menggeleng kepala tidak percaya.

" Kenapa kau menuduh Min hoo? Dia... Pria yang baik."

Jae hoon merasa tertohok. Bisa-bisanya Hye mi mengatakan pria picik itu adalah orang yang baik.

" Jangan menilai orang dari luarnya saja." desis Jae hoon

" Dia terlihat baik."

" Kau suka pada Min hoo?" curiga Jae hoon.

" Tidak!!" Hye mi membantah tegas.

Jae hoon hanya bergumam. Ia lantas berbalik untuk pergi meninggalkan Hye mi di kamarnya.

.
.
.

Hari-hari di istana semakin sibuk. Hye mi menghabiskan waktu di istana dengan belajar berbagai hal. Dan gadis itu merasa kesal level dewa pada Jae hoon.

Jae hoon tidak pernah mengatakan bahwa ia akan mengalami hal seperti ini. Setiap hari ia harus di suruh menghafal hal yang membuat kepalanya pusing.

Mempelajari adat istiadat kerajaan. Dan segala sesuatu yang harus di jalani seorang putri Mahkota.

" Nona..."

Hye mi baru saja menyandarkan kepala untuk istirahat dan kini pelayan yang membantunya datang. Tentu saja Hye mi tahu hal itu. Ada pelajaran lain yang sedang menunggunya.

" Ada apa?" tanya Hye mi malas

" Yang mulia Raja ingin menemui Anda."

Hye mi terbatuk seketika. Pupil matanya melebar sempurna. Mulutnya terbuka.

" Ap- Apa??!! Ra- Raja??"

Pelayan itu mengganguk. Hye mi merasa seluruh tubuhnya lemas seketika. Gadis itu menelan salivanya sesak.

Dalam drama korea kolosal yang ia tonton. Banyak sekali menampilkan Raja-raja yang nampak jahat dan kejam.

Dengkul Hye mi serasa lemas saat ia di bawa pergi ke ruangan Raja. Hye mi tahu situasi seperti ini akan terjadi.

Namun sebelumnya, Jae hoon telah menjanjikannya sesuatu. Bahwa saat hari itu tiba. Pria bertopeng itu akan menemaninya.

Tapi masalahnya sekarang adalah Hye mi tak di beri kesempatan untuk menemui Jae hoon. Lagi pula pelayan yang di tugaskan untuk membantunya tak mau berdekatan dengan Jae hoon.

Pintu ruang Raja terbuka, Hye mi di persilahkan masuk seorang diri di dalam. Jauh di atas sebuah singgasana. Seorang pria paruh baya dengan hanbook bewarna kemerahan menatapnya dengan ramah.

Dengkul Hye mi semakin terasa lemas. Ia menundukkan kepalanya hingga Raja dapat melihatnya dari dekat.

" Hye mi." seru Raja

" Y- Ya Yang mulia." nada suara Hye mi bergetar.

" Besok adalah pernikahan kalian. Dan aku ingin menemuimu secara pribadi. Maaf banyak urusan yang harus ku kerjakan belakangan ini."

Hye mi terus menunduk. Tak sanggup mengangkat wajahnya. Titah Raja adalah hal yang sangat di takuti Hye mi. Karena di zaman ini, semua hal bisa berubah karena titah seorang raja.

" Ada satu hal yang ingin ku tanyakan padamu. Apa aku boleh bertanya?"

Hye mi mendapat kesan ramah pada Raja di hadapannya. Gadis itu mengganguk pelan.

" Apa kau sungguh mencintai putraku?"

Hye mi tersedak. Tak menyangka bahwa Raja akan menanyakan hal seperti itu.

" Y- Ya Yang mulia. Saya sangat mencintainya."

Hye mi berdoa keras dalam hatinya. Semoga Raja tidak menyadari bahwa ia telah berbohong.

" Begitu..." Raja bergumam

" Apa yang kau sukai dari putraku itu?"

" Yang Mulia Baik pada saya."

Hye mi tidak punya alasan yang bagus. Ia merutukki dirinya sendiri.

" Jae hoon selalu baik pada siapapun. Apa kau pernah melihat wajahnya?"

Ingatan Hye mi langsung di ingatkan saat ia dan Jae hoon terjatuh.

" B- Belum Yang Mulia. Jae hoon mengatakan akan memperlihatkannya setelah menikah."

Raja Joon Ki terdengar puas. Ia tersenyum lebar pada Hye mi. Bagi Raja siapapun yang mau berdekatan dengan Jae hoon dengan segala kekurangannya. Adalah anugerah dari Dewa.

.
.
.

Di lain tempat Min Hoo dan Nyonya Kim tengah beremuk merencanakan sesuatu.

" Pernikahan ini tidak boleh terjadi, Min hoo." seru Nyonya Kim

Min hoo mengganguk

" Besok... Saat pernikahan tiba. Kau harus mencegah situasi itu terjadi. Kekuatanku semakin tidak terpedaya saat mereka bersama. Aura gadis itu melindungi Jae hoon dari sihir hitamku."

" Anda tak perlu Risau. Aku punya rencana yang menarik untuk itu."

Kedua orang itu sama-sama tersenyum dalam kelicikan mereka masing-masing.

.
.
.

Pernikahan itu tiba. Sejak semalam Hye mi tidak bisa terpenjam. Sama halnya dengan Jae hoon. Pernikahan adalah hal yang sakral. Tapi keduanya berbohong dalam hubungan tersebut.

Hye mi di bantu para pelayan untuk mempersiapkan diri. Sedangkan Jae hoon hanya di bantu kasim Ming seperti biasa.

Altar pernikahan mereka berada di lapangan terbuka kerajaan. Pesta itu hanya di hadiri berbagai macam kalangan. Baik dari keluarga bangsawan maupun rakyat biasa.

Raja mempersilahkan siapapun datang ke istana untuk melihat momen bersejarah ini. Tentu saja, kesempatan ini tidak di sia-siakan segenap orang.

Sebagian besar datang karena ingin memastikan gosip tersebut benar. Bahwa Putra Mahkota mereka akan menikah dengan seorang gadis yang tulus mencintainya.

Tentu saja saat mendengar hal tersebut. Seluruh orang mencemooh Hye mi. Mereka mengumpat bahwa Hye mi gadis yang gila.

Namun semua hal itu terbatahkan dalam sekejap. Hye mi yang saat ini berada di altar sangat cantik. Bahkan ia lebih cantik dari biasanya.

Bibi Han ja yang juga di undang. Berdiri bersama para keluarga kerajaan tak jauh dari Altar. Dari tempatnya berdiri ada sosok Min Hoo yang menatap mereka dengan senyum sinis.

" Riktual terakhir..." seru tetua kerajaan

" Kedua mempelai saling memberi hormat"

Min hoo mengeluarkan sesuatu dari balik jubahnya. Gerakannya sangat mencurigakan dan hal itu secara tidak langsung menarik perhatian Bibi Han ja.

Benda yang di pegang oleh Min hoo seperti jarum bius yang bisa di tembakkan dari jauh.

" Setelah ini. Aku akan membuat Hye mi tak sadarkan diri di depan semua orang. Mereka akan beranggapan gadis yang menikahimu telah di kutuk. Akibatnya semua orang akan memarahimu dan mengusirmu dari istana dan setelah itu Raja akan mengangkatku sebagai penerusnya."

Bibi Han ja merasa aneh dengan sikap Min hoo. Raut wajahnya berbeda dengan yang biasanya. Tidak ramah namun terlihat licik.

Wanita itu merasakan niat buruk dari wajah Min hoo. Dengan cepat ia bergegas saat Min hoo ingin meniup jarum bius ke arah Hye mi.

SyuTt

" Tuan..."

Bibi Han ja berdiri menghalangi pandangan mata Min Hoo.

" Apa yang anda lakukan?"

___////____//____

Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top