#11 (B)

The next day...

Chapter 11
(bagian 2)

"Sebagai anak tertua, bukankah kalimat-kalimatku harus lebih bagus dan berkualitas dari mereka berdua?" Don membuka penampilan dirinya dengan mencoba membawa suasana santai dan agak menyenangkan.

Spontan siapa pun yang menyaksikannya tentu setidaknya akan tersenyum. Suasana duka nan mengharukan yang dibawa Farah, dan kepahitan teramat menyakitkan yang dibawa Sarron, langsung mencair dalam sekejap.

"Baiklah," setelah menghembuskan nafas sejenak, dia meneruskan, "Tadi sebenarnya sudah kutulis konsep omonganku di sebuah kertas, tapi saku celanaku sungguh tidak bersahabat," sambil memperlihatkan yang dimaksudkannya.

Kembali suasana mencair dengan tawa semua yang hadir.

Setelah berpuas diri menyenangkan suasana hati semuanya, dia mulai berbicara dengan ekspresi yang serius.

"Seperti mereka, aku juga kehilangan ayahku," katanya kalem, tenang, namun sungguh mendalam dan menghanyutkan.

"Ayah sangat berarti bagiku. Aku tidak dapat mengungkapkannya satu demi satu. Kalian yang berada di The Cherlones telah menjadi saksi hidup hubungan kami berdua sebagai ayah-anak dan sekaligus dua orang laki-laki dewasa. Memang -- seperti ucapan Agen Logan -- diriku ini berpotensi melakukan pembunuhan terhadap dirinya, tapi tidak -- aku sungguh tidak melakukannya."

Kemudian, Don berbicara banyak hal lain lagi. Omongannya yang paling banyak daripada Sarron dan Farah. Dan seperti kedua adiknya, dia menutup penampilan dirinya dengan serangkaian ucapan terima kasih.

Semua yang menyaksikan akan kagum sekaligus terharu pada sifat Don, yang di tengah-tengah penampilan dirinya, dengan tenang -- hampir tanpa ekspresi yang terguncang -- mampu mengatakan, "Aku sangat merindukan Ayah. Bagi diriku, beliau tidak akan pernah meninggal, namun akan tetap senantiasa hidup dan menyertaiku hingga akhir."

Berkat ucapan seorang Don Cherlone itulah, jiwa dan spirit Brandon kembali hadir dalam hati semua orang. Meski jenazahnya telah berada dalam sebuah peti besar. Peti itu kini bergerak ke alam kehancuran dalam nyala kemerahan energi keabadian.

Selamat jalan, Brandon Cherlone...
Jangan pernah matamu melihat kembali ke belakang -- ke kehidupan duniamu, dan ke masa lalumu. Biarkanlah dirimu beristirahat dengan tenang di alam sana.

Semua anak-anakmu telah merelakan kepergianmu.

******

Inilah chapter penuh duka dan haru dalam seluruh kisah pilot case.
Apakah si kembar berada di sana,
atau setidaknya mengikuti prosesi terakhir pelepasan ayah mereka?
Nantikan jawabannya dalam chapter berikutnya.
(Astardi)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top