6. Duel
Beruang besar, berwarna hitam mendengus diluar rumah yang kami datangi, "ini bukan beruang madu," bisik Kobra.
"Terserah kau saja," kata ku padanya.
"Dia mencium bau kita," bisik Cobra, beruang itu bergerak dan mendekati tangga masuk menuju pintu rumah diarah depan, "ikuti saya," kata Cobra.
"Mana para anjing, seharusnya mereka bisa memberi tahu kita bila ada beruang," kataku kesal.
"Tidak tahu, mereka hilang."
"Apa dibunuh beruang," kata ku pada Kobra tapi dia tidak bicara apa-apa.
Kami masuk kearah dapur, terdengar derap langkah beruang besar hitam tadi memasuki rumah. Kami menemukan tangga untuk turun dari dapur dan menuruninya dan berhasil keluar kehalaman belakang rumah, " lari," bisik Kobra, namun tiba-tiba beruang besar itu mendobrak dinding rumah dari kayu melocat turun dan kini dia berdiri dengan dua kaki tepat didepan kami, "gawat, senapang ku, tertinggal didalam."
"Apa?Kau bodoh!," kata ku kesal pada Kobra.
Tiba-tiba Beta, Delta dan Gama muncul, bersama dua ekor harimau dari arah hutan dibelakang kami, "Samba dan Ara, pantas para anjing ku hilang, ternyata mereka berdua memangil para anjing, harimau dan para anjing sudah mengenal sejak mereka kecil."
"Aku tidak peduli Cobra, fokus pada beruangnya!" Aku berteriak.
Kobra mengambil pisau parang dipinggangnya, beruang itu maju seperti buldozer menyeruduk kearah kami, para anjing langsung maju menyerangnya, namun beruang denggan cepat menyerang balik, denggan tangannya yang kuat para anjing terpental jungkir balik, Kobra menyerangnya denggan parang, tapi gerakan si beruang cepat dengan mudan iya menghindar.
Beruang mencoba menangkap Cobra tapi dengan cepat Samba dan Ara mengigit tangan beruang dan menerkamnya dari belakang, namun serangan para harimau tidak berpengaruh, beruang ini besar empat kali besar para harimau.
Kobra kembali menyerang, namun beruang menghindar dan melakukan serangan balik menghantamkan cakarnya ke dada Kobra, namun tidak apa-apa hanya tergores.
Cobra berdiri di depan ku sambil memegang parang, Samba dan Ara berada disamping kanannya, sementara para anjing berkumpul di belakang beruang.
Samba dan Ara mengaum, namun aumanya terdenggar aneh, "Cobra, ada apa denggan Samba dan Ara?," tanyaku pada Kobra.
"Mereka memangil bantuan."
"Bantuan apa? Benarkan"
"Mereka harimau betina, jadi keliatanya mereka memangil suami atau pemimpin mereka."
"Harimau jantan."
"Harimau alpa."
"Cepat datang harimau alpa!," teriak ku.
"Dia sudah ada disini," kata Cobra sambil menujuk ke arah atap rumah. Terlihat seekor harimau besar duduk denggan malas diatap rumah, dia asik menjilati tangganya, harimau itu tiga kali lebih besar dari Samba dan Ara.
"Kapan dia ada disitu, aku tidak sadar," kata ku terkejut.
"Sudah ada mulai tadi."
"Yang benar saja, woi alpa cepat turun bantu kami!," teriakku pada harimau sialan itu.
"Dia tidak akan turun," kata Kobra memandang kearahku, "rupanya dari tadi dia inggin melihat cara beruang ini berkelahi, pintar juga kucing sialan ini."
Harimau besar itu berdiri, kemudian berbalik kebelakang dan hilang, terdengar suara sesuatu yang besar jatuh didalam rumah.
"Dia masuk kerumah," kata ku dibelakang Kobra.
Kobra berjalan kearah sebuah pohon dan duduk dibawahnya sambil meniup-niup parangnya, "kita istirahat dulu," katanya pada ku, dasar bajingan!
"Lakukan sesuatu," teriak ku padanya.
"Kita duduk saja, ini bukan perkelahian keroyokan seperti tadi, ini duel terhormat, harimau alpa sialan itu, dia menantang si beruang, mereka akan berduel didalam rumah, artinya kita dilarang ikut campur."
Terlihat Ara dan Samba hanya duduk malas disekitar kami, juga para anjing, tapi sang beruang, dia begitu marah, menaiki tangga rumah dengan cepat dan masuk, harimau alpa itu sudah ada didalam, sebentar lagi mereka akan berduel sampai mati.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top