5.Kemunculan Z

Hari telah pagi, jam 06:00 aku melihat para anjing makan daging dengan lahap, "payah," kata Kobra yang membuang semua talas yang baru iya rebus.

"Ada apa?," tanya ku cemas.

"Talas disini tidak bisa dimakan, banyak getahnya, lidah saya sampai gatal."

"Memangnya kau belum pernah memasak talas sebelumnya?," kataku, Kobra hanya mengeleng, "pantas saja, kau salah memasaknya."

Seseorang tiba-tiba muncul, tubuhnya sama besar dengan Cobra, rambutnya cepak di cat pirang, ada bekas luka codet di pipi kanannya, dia mengenakan baju kaos, celana jins dan jaket kulit berwarna coklat, orang itu juga membawa bungkusan yang berbau harum gurih, "nah aku temukan kalian."

Aku memandang curiga denggan orang ini dan denggan cepat aku berpindah kebelakang Kobra, Kobra tersenyum pada ku, "tenang, dia Z, teman saya."

"Iya kami teman, ibu Bulan tidak usah takut, aku membawa nasi bungkus untuk kalian," Z membagi nasi bungkus dan air mineral kemasan pada kami.

"Kenapa kau selalu muncul Z? Kau itu selalu datang dimana saja aku ada." tanya Cobra.

"Memang kenapa? mengawasi kalian adalah tugas ku," kata Z, "oh iya ada kabar buruk, ada 2 ekor beruang besar berkeliaran disekitar sini."

"Beruang madu?," tanya Kobra.

"Entahlah, beruang itu bukan dari sini, dia dibeli oleh seorang pengusaha, tapi dia lepas saat di perjalanan," kata Z menjelaskan.

"Tenang Z, kami punya 3 anjing sudah aku latih untuk berburu, mereka bisa mencium bau beruang walau jaraknya cukup jauh, jadi kami bisa menghindarinya," kata Cobra denggan penuh percaya diri.

"Oh iya bukan kah dulu kau melepas 2 ekor harimau betina di hutan sana," kata Z menunjuk kearah hutan yang dipenuhi pohon pisang diseberang kami yang dipisahkan oleh parit.

"Iya, Samba dan Ara, sudah 5 tahun lebih, aku tidak tahu keadaan mereka."

"Begitu, ya sudah, aku harus pergi," kata Z, iya berdiri dan membisikan sesuatu, "hati-hati Roni menggikuti mu, bunuh dia," setelah berbisik pada ku Z berjalan kearah Kobra dan iya datang dan menghilang.

"Ada apa?," tanya ku pada Cobra.

"Dia bilang hati-hati, beruangnya galak," kata Kobra sambil mengerutkan kening dan memandang ke tanah.

"Apaan?" Kobra membuat ku binggung.

Kami melanjutkan perjalanan dipandu oleh Beta, Delta dan Gama. Kami sampai disebuah rumah panjang has suku pedalaman, rumah ini panjang dan tinggi, banyak tiang kayu yang menopangnya di bawah, kami masuk kedalam tidak ada orang, banyak lubang didinding rumah ini.

"Rumah ini tidak dipakai lagi kan?," kataku, terasa udara pengap berkumpul dirumah ini, rumah penuh debu dan sarang laba-laba.

"Iya, tidak dipakai lagi karena suami anda," kata Kobra, suaranya terdengar kesal sambil melihat kearah luar, dia berdiri didepan pintu.

"Apa maksut mu?" kata ku marah padanya.

"Anda berjanji akan memberikan apa saja bila kita menemukan suami anda, saya ingin anda meminta suami anda menutup semua usaha sawitnya, sawit yang tumbuh di Kalimantan ini minum darah," kata Kobra kesal.

"Apa sih!? Kenapa marah!" teriak ku padanya.

"Lihat didepan rumah ini ladang sawit siapa? Lihat lubang ini! Ini lubang peluru, suami anda membantai orang pedalaman untuk merampas tanah mereka untuk sawit!" kata Kobra marah sambil menujuk sebuah hamparan kebun sawit cukup dekat dari rumah ini.

"Iya semua itu milik suami ku, tapi Roni bos mu juga menanam sawit!" teriak ku padanya.

"Terserah!," katanya menyebalkan, "Beta, Delta, Gama, dimana kalian," teriak Cobra.

Aku menarik Cobra yang bertetiak-teriak didepan pintu, sekuat tenaga aku menariknya kedalam rumah, dan membawanya kedekat dinding rumah, "ada apa?" Tanya Kobra bingung, aku langsung menutup mulutnya dengan tangan ku.

Aku menunjuk kesalah satu lubang di dinding rumah,kami mengintip di lubang yang ku tunjuk itu, "itu beruang di luar," bisik ku padanya.

"Beuang? Matilah kita..." Kata kami sambil saling pandang.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top