4. Sang Bulan Dan Sang Pemburu

Kobra melihat kebelakang kerahaku, "maaf ibu Bulan, sebaiknya anda tinggal."

"Tidak, aku ikut, akan ku berikan apa saja untuk mu, bila kau bisa menemukan suamiku, tapi bawa juga aku."

"Baik tapi ada saratnya?."

"Apa saratnya?."

"Kepergian kita rahasia, Roni juga tidak tahu ibu pergi dengan saya, saya tidak inggin ada orang berniat tidak baik melacak kita."

"Teserah."

"Teserah? Jawaban apa itu?" kata Kobra kesal padaku, Kobra bersiul, para anjing itu masuk kehutan seperti mengejar buruan, kami mengikuti mereka dari belakang.

"Kira-kira apa yang dilakukan suami ku di hutan?," tanya ku pada Cobra.

"Tidak tahu?, mungkin mencari pisang," katanya sambil tertawa.

"Sialan kau!"

Kami berkendara dengan motor trail mengejar 3 ekor anjing itu cukup jauh, tiba-tiba para anjing. 4 kali kami beristirahat, jalanan disini tidak rata, banyak gunudkan tanah, rumput dan akar pohon yang memperulit perjalanan kami, ini pertama kali aku masuk kedalam hutan, aku tidak menyangka hutan begitu indah. Dalam perjalanan sebenarnya aku sangat mengenatuk, tapi karena perjalan penuh guncangan keras, aku kesulitan untuk tidur, Kobra juga kelihatanya tidak mau lama-lama beristirahat, dia mengatakan padaku kami harus cepat bergerak, dia tidak mau tidur dihutan, menurutnya dihutan ini banyak macan kumban dan yang kami takuti adalah lintah, lintah binatang penghisap darah, Kobra menjelaskan lintah di Kalimantan cukup ganas, "mereka bisa masuk kedalam baju," kata Kobra, hal itu membuatku ngeri.

Paa anjing tiba-tiba memelankan lari mereka dan berhenti disebuah pohon manga yang lebat, jauh dibalik pohon itu ada sebuah parit besar. Tubuhku rasanya sangat pegal, ini sudah hampir senja, aku ingin sekali tidur dan kepalaku sudah berat.

"Kita sudah sangat jauh ibu," kata Cobra pada ku, dia menghentikan motornya dan turun, aku melihat ke parit besar didepan kami, begitu dalam seperti jurang, semantara Cobra sedang mencabuti talas didekat sini.

"Apa ini?" tanyaku pada Cobra sambil menunjuk ke arah parit besar itu.

"Kuburan masal bu, disini pernah terjadi pembersihan etnis."

"Siapa yang melakukanakanya?, apa yang terjadi disini?," tanya ku denggan ngeri.

"Disekitar parit ini dulu ada permukiman orang melayu, dan jauh disana," kata Cobra sambil menunjuk ke arah hutan yang dipenuhi pohon pisang, "dibalik hutan itu ada perumahan orang transmigran, terjadi kasus pemerkosaan entah dipihak siapa?, para transmigran datang ketempat ini dan membatai orang melayu, orang melayu disini berkerabat dekat orang pedalaman dan suku-suku Banjar diselatan sana, mereka yang selamat dari pembataian meminta pertolongan dengan orang pedalaman, perang etnis pecah, orang melayu yang dibantu orang pedalaman menyerang balik para transmigran, para transmigran ada yang dibunuh dan ada yang lari kehutan."

"Mengerikan."

"Parit ini, adalah kuburan orang melayu."

Kami terdiam sejenak, aku masih melihat parit curam ini denggan ngeri, "hari sudah hampirmalam , apa yang akan kita lakukan?" Tanyaku pada Kobra.

"Kita bermalam disini."

"Kau gila, kita bermalam disamping kuburan masal, mereka yang mati disini akan marah."

"Kita tidak bisa kembali, juga terus maju, didepan kita hutan yang dikuasai harimau, malam hari kita masuk kesana artinya kita cari mati, lagi pula orang mati ya mereka mati."

"Hantu mereka bodoh!."

"Manusia tidak bisa jadi hantu, itu dongeng orang kota tolol!" Hari sudah hampir gelap, Kobra membuat sebuah tenda kecil, "tidur lah didalam, saya diluar saja" pintanya pada ku.

"Tapi aku juga lapar," kata ku pada Cobra dengan malu-malu,Kobra mengganguk menyerahkan roti dan air mineral kemasan botol, "Kobra, ada empat titik berwarna biru disebarng parit didepan kami.

"Para harimau, itu mata mereka, mereka tertarik denggan bau kita, tapi tenang mereka teman," kata Kobra membaringkan dirinya ditanah.

"Tapi mereka harimau."

"Tenang saja."

"Kobra, bulan malam ini terlihat sangat besar."

"Benar juga."

"Apa kau pernah jatuh cinta."

"Belum."

"Aku jatuh cinta denggan Jimy, malam ini aku sangat merindukanya," kataku pada Cobra, dia hanya tersenyum sambil memejamkan mata, "Kobra kau harus merasakan indahnya jatuh cinta."

"Ha ha ha!, bulan malam ini," kata Kobra.

"Begitu indah, selamat malam suami ku, aku mencintai mu," kata ku menyambung kalimatnya, Kobra hanya terdiam.

"Lucu sekali, benda yang ada diatas kita namanya sama dengan anda, malam ini ada dua bulan."

"Oh iya bulan yang mana?, yang kau suka?, diatas atau dibawah?."

"Aku tidak suka keduanya."

"Cobra, kau bodoh!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top