2. Jimy Hilang
Aku baru saja bangun pagi ini, suamiku Jimy masih tidur sambil memelukku, akhir-akhir ini dia pulang larut, karena ada masalah diperkebunan sawit miliknya, ada sedikit cekcok denggan warga setempat, akhir-akhir ini juga Jimy juga sering keluar kota, ada saingan bisnisnya benama Roni yang bersaing tidak sehat, ini menjadi beban pikiranya, namun aku selalu berusaha ada disampingnya dan menghiburnya.
Diakhir pekan tepatnya hari sabtu kami pergi mengginap disebuah vila ditengah kebun sawit miliknya, kami berkeliling denggan mobil jib dikawal oleh anak buahnya mengelilingi perkebunan.
Udara disini begitu sejuk, angin sepoi-sepoi berhembus kewajah kami, kami berjalan diantara pohon sawit sambil berpegangan tanggan, dia berbisik pada ku bahwa dia mencintaiku, kami membuat sebuah goresan dari pisau di sebuah pohon sawit, Bulan dan Jimy selamanya.
Kami duduk dikebun sawit beralaskan tikar, suami ku menyandar di tubuh ku, aku memeluknya dan menciuminya, aku usap rambutnya, aku mengatakan aku jatuh cinta padanya.
Setelah senja kami pulang ke vila, waktu itu aku selesai mandi, aku mendengar suara suamiku dan seseorang, mereka sedang berdebat sengit, aku mencari arah suara itu, aku melihat suamiku sedang menelpon seseorang, dan ia menutup telponya dengan marah, aku menayakanya apa yang terjadi, dia bilang klienya membatalkan kontrak kerja sama dengganya.
Ini sudah jam 23:00, biasanya kami sudah tidur, aku melihat suami ku duduk diranjang dengan keadaan cemas, aku memeluknya, dia berkata pada ku sainganya Roni bermain curang, dia curiga Roni inggin menyingkirkannya.
Roni adalah putra salah satu tokoh politik disini, dia memiliki banyak kebun dan perusahaan pengolahan sawit, saingan terbesarnya di kota ini adalah suamiku, suami berkata Roni adalah pria yang licik.
Aku memeluk suamiku denggan erat dan menariknya ketenggah ranjang, dia aku paksa tidur sambilku peluk.
Jam menunjukan pukul 05:30, aku bangun dan suamiku... Suami ku tidak ada di pelukan ku, biasanya dia masih tertidur sambil memelukku, aku mencarinya keseisi vila namun dia tidak ada, aku cemas, hal ini aku laporkan ini pada para penjaga kemanan kebun sawit, mereka mencari suamiku sekuat tenaga, aku juga melaporkan pada polisi, keesokan hari suasana vila begitu ramai, banyak para polisi mencari petunjuk, namun tidak ada sama sekali.
Dan sebuah rambut ditemukan didekat pintu, para polisi berkata rambut itu akan diperiksa di laboratorium.
Hasil tes muncul, pemilik rambut itu adalah Roni, polisi menahan Roni, Roni bersumpah tidak tahu, namun dipenggadilan dia kalah, sebuah barang bukti, mobil sedan kesayanganya, pada pintu mobil itu ada noda tanah yang sama denggan tanah diperkebuanan sawit kami.
Roni diduga telah terlibat dalam kasus hilangnya suamiku, namun dia belum juga mengaku, saat dia akan diantar ke sel tahanan dipengadilan dia melihat kearahku sambil berteriak, "Bulan!, aku di fitnah!, bukan aku yang melakukanya!."
Hari itu dipersidangan aku benar-benar pusing, setelah persidanggan selesai aku kembali ke vila, jam 12:00, aku membaringkan diri ke ranjang dan tidur.
Pagi hari jam 06:00 ada seseorang berambut cepak dan berwarna cokelat seperti matanya menungguku diluar, menurut petugas dia sudah lama menungguku, bahkan mulai malam tadi, dia mengenakan baju kaos hitam dan celana panjang berkantong banyak berwarna hijau, saat aku mendatanginya di luar vila dia tersenyum, "maaf ibu Bulan, nama saya adalah Kobra, saya ditugaskan untuk membantu mencari suami anda, dan saya adalah seorang pemburu."
"Kobra?" memangnya kau sejenis ular.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top