Epilog
Sebulan telah berlalu. Para anggota The Mistery telah menyelesaikan tiga kasus berbeda. Di antara ruang musik, hantu cermin dan perpustakaan kampus.
Kini mereka menjalankan kesibukan masing-masing dari kegiatan kampus, tugas dari dosen dan sebagainya. Tetapi mereka tetap berhubungan satu sama lain menggunakan via grup chat WA 'The Mistery'.
Marsha berjalan menuju ke kelasnya. Ia sedang bersama Ruth karena satu jurusan kuliah bareng.
"Uthe!" panggil Marsha.
"Iya, Maca?" tanya Ruth.
"Kayanya gw mencium bau baru jadian nih." jawab Marsha menggoda.
Seketika wajah Ruth memerah sempurna. Ia menjadi salah tingkah di buatnya.
"Apaan sih? Nggak kok!" bantah Ruth malu-malu.
"Aahh bilangan Kobas deh. Kalau Uthe nggak ngaku pacaran sama Kobas." ledek Marsha.
"Ehh! Jangan-jangan!" seru Ruth.
"Hahaha... tuh kan bener apa kata gw. Pokoknya nanti siang traktir makan sate padang, jus mangga sama martabak." kata Marsha.
Ruth terkejut mendengar perkataan Marsha. Ternyata kecil-kecil begini makannya banyak juga.
"Malas ah... wlee," ucap Ruth berlari kecil meninggalkan Marsha.
Marsha menatap Ruth kesal. Ia pun menyusul sahabatnya itu ke kelas.
Namun, tiba-tiba sosok bayangan hitam melewati dirinya. Bulu kuduk Marsha berdiri tegak.
"Aduh... kenapa sih pakai acara muncul-muncul lagi tuh bayangan hitam." gerutu Marsha kesal dan ketakutan.
Sosok bayangan hitam berada di belakangnya. Ia pun membisikan sesuatu hal yang membuat Marsha menegang.
"Kasus berikutnya akan segera muncul. Semoga kamu bisa melewatinya."
Dan sosok bayangan hitam menghilang di saat Marsha membalikan badannya.
"Tenang Sha... ini pasti cuma rekayasa dia saja." gumam Marsha menenangkan diri.
Di rasa sudah mulai tenang. Ia berjalan cepat menuju ke kelas Sastra Bahasa.
😱😱😱😱😱
Alif baru saja tiba. Semenjak ia kecelakan sebulan yang lalu. Ia jarak berkumpul atau berkomunikasi dengan yang lain.
Ada alasan tertentu kenapa Alif tak mau terlibat lagi. Salah satunya adalah Devin sang sahabat yang melarang keras dirinya dan adik sepupunya yang harus ia jagai.
"Hari-hari membosankan berikutnya di mulai." gumam Alif menghembuskan napas bosan.
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Alif. Ia pun segera menolehkan kepala.
Seorang pria berambut biru menatapnya sambil cengegesan.
"Kurang kerjaan loe bu!"
"Yailah jangan panggil gw babu ngapa!" keluh Devin cemberut.
"Idih! Nggak usah sok bibir di moncongin, yang ada gw ngeli liatnya." sahut Alif menatap Devin jijik.
Devin nampak kesal dan lelah menghadapi sikap sahabatnya yang satu ini. Namun, ia bersyukur mempunyai sahabat seperti Alif.
"Udah yuk, ke kantin dulu lapar." kata Devin sambil memegang perut.
"Kuy lah. Gw juga belum sarapan." balas Alif.
Keduanya pun menuju ke arah kantin dekat fakultas Management. Tak ada satupun beban yang terlihat dari kedua pria itu.
"Sorry Sha, gw nggak bisa nepatin janji buat jaga loe lagi." batin Alif lirih.
😢😢😢😢😢
Ridwan keluar dari mobilnya, lalu ia berjalan menuju ke pintu satunya. Saat pintunya sudah terbuka keluarlah seorang wanita cantik.
"Silahkan Incess!" ledek Ridwan.
"Ihh, apaan sih AA." kata wanita cantik.
"Hahaha... Zal, kita jadi gak jelas gini." ucap Ridwan tertawa.
"Iya deh iya hehe..." balas Zalfa.
Adakah yang heran kenapa Ridwan dan Zalfa satu mobil?
Setelah kejadian itu, Zalfa dan Ridwan semakin dekat. Entah apa yang membuatnya kedua sejoli ini akrab.
"Zal, kamu jangan sampai di rasuki lagi." kata Ridwan serius.
Zalfa memandang Ridwan, lalu tersenyum manis. "Mudah-mudah ya, aku nggak bisa janji loh."
Keduanya saling memandang dan seakan waktu berhenti begitu saja. Namun, keduanya merasakan hawa tidak enak di sekitar kampus.
"Gw punya firasat buruk." ungkap Ridwan.
"Aku juga. Semoga ajah tidak ada teror baru." sahut Zalfa.
"Semoga!" batinnya cemas.
👻👻👻👻👻
Di salah satu fakultas Universitas Bhineka yaitu jurusan Tata Boga. Tengah ramai mahasiswa/i berkumpul di sana.
"Waahh ganteng banget sih dia," seru mahasiswi histeris.
"Andai gw bisa jadi pacar ya." sambung mahasiswi lain.
Ternyata sedang di adakannya lomba memasak antar mahasiswa/i jurusan Tata Boga. Masing-masing terdiri dari empat kelompok yang beranggotakan dua orang saja.
Seorang pria bertubuh tinggi, berparas antara tampan dan cantik, serta kulitnya yang putih membuat para wanita menjerit histeris.
Ia tengah fokus memotong sebuah sayuran hijau. Teman satu tim ya sibuk memanaskan wajan.
Dinda serta seorang wanita berambut panjang bergelombang nampak menyaksikan tim itu dengan seru. Kedua terasa fokus hanya di tim pria itu saja.
"Din, Ait memang keren ya kalau lagi masak." ucap wanita di sebelah Dinda.
"Iya, aku setuju sama kamu Wan." balas Dinda, wanita berbehel dan adik sepupu Alif.
Tiba-tiba salah satu tim terlihat kacau. Seorang wanita nampak tak bisa menggerakan pisau yang ia pegang dengan benar.
Pisau itu malah mengarah kepada teman setim ya. Kehebohan pun terjadi. Para panitia berusaha mencegah wanita itu dengan pisaunya.
"Kyahh!" jeritan penoton ketakutan.
"Eh! Kenapa bisa gitu?" tanya Dinda penasaran.
Ia merasakan sesuatu yang buruk tengah terjadi. "Apa ini ada hubungannya dengan hantu?" batinnya.
Wanita di sebelah Dinda yang bernama Dewanda Avianty Putri atau biasa di panggil Wanda terlihat ketakutan.
"Din, kita pergi dari sini yuk!" ajak Wanda takut. Bulu kuduknya seakan merinding.
"Yaudah ayok!" sahut Dinda.
Kedua wanita itu pun pergi meninggalkan lokasi fakultas Tata Boga. Namun, salah seorang pria menatap keduanya intens.
"Dia memiliki kemampuan yang sama sepertiku." batin pria itu.
Dan kekacauan dapat di hentikan. Panitia mengumumkan bahwa lomba memasak di batalkan. Semua peserta dan penonton mulai pergi meninggalkan area tersebut.
Di pojokan nampak samar-samar pria yang mengenakan seragam koki berlumuran darah dan sebelah tangannya tak ada. Ia membawa sebuah pisau di tangan satunya.
(Anggap saja gambar ya begini yak!:v)
"Aku akan membalaskan dendamku!" ucapnya parau, lalu menghilang secara misterius.
👻👻😱😱👻👻😱😱😱👻👻👻😱👻😱👻
Hai hai
I come back!
Cerita baru The Mistery saya lanjutkan kembali. Terima kasih untuk support kalian guys!
(26/07/2018)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top