4.10 Angelica
Devin sedang mengendarai mobilnya. Saat ini waktu menunjukkan tengah malam. Entah apa yang di lakukan Devin.
Ia pun menghentikan mobil di pinggir jalan. Segera ia keluar dari dalam mobil.
"Semoga ini benar tempatnya," gumam Devin.
Devin menyurusi jalan setapak. Udara dingin tak ia hiraukan.
Tiba-tiba sebuah banyangan wanita melintas di hadapannya. Devin terdiam sesaat.
"Fara... Apa itu kamu?" tanyanya pada diri sendiri.
Ia terlihat sangat mengenali sosok bayangan wanita tersebut. Ia segera mengikuti sosok itu yang berjalan terus ke depan.
Beberapa menit berlalu...
Sampailah Devin di sebuah perkampungan yang kumuh. Sosok bayangan itu menghilang begitu saja.
"Tempat ini kan..."
Flashback On...
Terlihat tiga remaja berkumpul di sebuah perkampungan kumuh. Banyak barang-barang tak terpakai dan bekas seperti botol, alat-alat elektronik dan kerdus.
Salah satunya yaitu pria berambut biru. Sosok pria tersebut adalah Devin.
"Vin, apa benar ini tempatnya?" tanya wanita berparas bule.
"Menurut informasi yang gw dapat sih di sini." jawab Devin.
"Yakin loe?" tanya wanita itu kembali.
"Iya, Angelica!" jawab Devin kesal.
Wanita berambut keriting yang daritadi hanya diam pun ikut nimbrung. "Emang kenapa sih, Ngel?"
"Gw nggak level berada di sini. Badan gw jadi gatal-gatal plus alergi dah." jawab Angel merasa jijik.
Devin dan wanita itu memutar kedua bola mata. "Sudah yuk jalan lagi saja!"
Kedua wanita tersebut mengikuti Devin. Tak jauh dari mereka, Rey ternyata diam-diam membututi. Ia bersembunyi di balik pohon besar.
"Apa yang mereka lakukan di sini ya?"
Tanpa berlama-lama ia kembali mengikuti. Sekitar 20 menit melangkah, mereka berhenti kembali.
Ada sebuah rumah tua yang tak berpenghuni lagi. Suasananya sangat menyeramkan dan sunyi.
"Idih! Jorok banget tuh rumah!" kata Angel.
"Namanya juga sudah nggak di huni!" sahut Devin.
"Kamu yang sabar," bisik wanita berambut keriting.
"Hmm... iya Fara," balas Devin.
Fara tersenyum tipis. Sebenarnya ia merasa bahwa tempat ini memiliki aura negatif yang kuat. Ia memiliki kemampuan seperti itu memainkan permainan ini.
Semua pun masuk ke dalam termasuk Rey. Tiba-tiba kejadian yang tak diinginkan pun terjadi dalam waktu semalam saja.
Flashback Off...
Devin tersadar. Keringat membajiri wajahnya.
Ia mengambil napas sebanyak-banyaknya. Rasanya dada terasa sangat sesak.
"Gw harus menyelesaikan permainan ini secepatnya!" katanya penuh keyakinan.
Devin segera berjalan hingga sampai di sebuah rumah tua. Dimana ia dan teman-temannya dulu mengalami hal tragis.
👻👻👻👻👻
Di dalam perjalan menuju ke rumah sakit. Marsha terlihat sangat gelisah. Ia tak henti-hentinya mengecek ponsel pintar miliknya.
"Kamu kok kelihatan gelisah gitu. Ada apa?" tanya Alif menengok sedikit ke arah Marsha. Lalu ia memfokuskan kembali ke depan.
Vanya yang berada di belakang merasa cemas. Apalagi ia melihat warna aura Marsha yang berwarna hitam pekat.
"Sha," panggil Vanya lembut.
"Iya. Aku nggak kenapa-kenapa kok. Cuma penasaran sama keadaan Ridwan sekarang." ucap Marsha. Ia tersenyum tipis untuk menyakinkan keduanya.
"Bukan loe ajah yang begitu, Sha. Gw pun mengerti apa yang loe rasakan saat ini." balas Vanya.
"Sebaiknya kita berdoa saja demi kesembuhan Ridwan." sahut Alif. Ia tetap fokus pada jalanan.
Marsha tersenyum tipis kembali. Ia merasa bersalah karena telah membohongi sahabat dan pacar.
"Maaf aku nggak bisa membicarakan ini sekarang." batin Marsha sedih.
Tiba-tiba sebuah bayangan melintas di depam mobil Alif. Ia pun harus mengerem mobil mendadak.
Mereka yang berada di dalam mobil di buat terkejut bukan main. Hampir saja mereka akan menabrak atau sampai-sampai tewas.
"Ada apa Lif?" tanya Marsha.
"Gw baru saja lihat bayangan putih melintas di depan mobil. Makanya gw ngerem mendadak." jawab Alif masih mengatur napas.
Vanya merasa takut. Ia memeluk erat tubuhnya. Bulu kuduk sudah mulai berdiri semua.
Deg!
Detak jantung mereka berdetak kencang secara bersamaan.
"Cepat kalian bantu Devin..." bisik suara wanita lirih.
"Aahhh!" jeritan keras melengking di dalam mobil merah.
👻👻👻👻👻
Angel, Darly dan Andi sudah berada di area kampus. Ketiganya masih terbenung dalam kesedihan atas meninggalnya Eky di pabrik tua.
"Hiks... Gw bakal balas perbuatan Rio!" kata Angel di dalam tangisnya.
Sesudah kematian Eky yang mendadak. Angel tak sengaja melihat ponsel milik kekasihnya bercahaya. Langsung saja ia mengambil ponselnya.
Setelah membaca isi pesan tersebut. Wajah Angel memerah sempurna. Ia sudah siapa yang menyebabkan kekasihnya itu tewas secara mengerikan.
"Kak Angel," panggil Darly pelan.
Angel menolehkan kepala. Air mata masih mengalir deras.
"Kenapa?" tanya Angel parau.
"Hmm... Aku cuma mau bilang, kakak harus sabar dan yakin kita dapat menghentikan teror pesan kematian itu." jawab Darly.
Angel tersenyum kecil. Namun, di dalam hatinya ia sudah memiliki rencana untuk membalaskan dendam.
"Jadi, kita mau kemana sekarang?" tanya Andi yang daritadi hanya mengamati.
"Mancari petunjuk."
"Mencari Rio!"
Kedua wanita itu menjawab serempak namun berbeda kata. Andy pun di buat bingung.
"Gw bingung nih jadinya." keluhnya.
"Sorry, kita harus mencari petunjuk. Pertama-tama kita pergi ke tempat Ega tewas." sahut Angel membenarkan.
"Berarti kita akan ke aula kampus?" tanya Darly memastikan.
Angel menganggukan kepala kecil. Ketiganya pun menuju ke aula kampus untuk mencari sebuah petunjuk.
🐾🐾🐾🐾🐾
Devin berjalan menyusuri tempat kumuh tersebut. Ia sedang mencari sebuah petunjuk dimana ia pertama kalinya bermain dengan kematian.
Setiap jalan ia lihat dengan teliti. Takut-takut ada hantu ataupun roh yang mengganggu dirinya.
"Sial! Sumpah gw takut sendirian ergi ke sini!" umpat Devin.
Semenjak ia menginjakan kaki ke daerah yang paling ia hindari, bulu kuduknya sudah berdiri sejak tadi. Belum lagi suara-suara aneh yang membuat ia semakin takut.
"Vin! Loe cowok dan harus berani! Loe sudah janji untuk menyelesaikan teror ini yang berawal dari tiga tahun yang lalu!" seru Devin menyemangati diri.
Ia tak boleh mundur. Karena keselamatan teman-teman atau mahasiswa di kampus menjadi tanggung jawabnya. Ia tak ingin kehilangan untuk kesekian kalinya orang yang ia cintai.
Setiap langkah kaki yang ia pijaki menambah keberanian dalam diri. Rasa takut mulai menghilang sedikit demi sedikit.
Tanpa ia sadari, bukan hanya dirinya saja yang berada di area tersebut. Beberapa orang telah menginjakan kaki di sini.
👻👻👻👻👿👿👹👹👹👿👿👻👻👻👻
Haloo....
Saya kembali hadir di cerita The Mistery ini hehe...
Maafkan saya yang baru melanjutkan cerita ini dikarenakan kesibukan di dunia nyata, mood yang menghilang dan berbagai unsur lainnya.
Semoga kalian tetap setia menunggu cerita saya yang abal2 ini :v :v :v
Jangan lupa tinggalkan jejak vomment kalian guys!
See you...
(24/09/2018)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top