3.11 Terjebak Masa Lalu

Ruth terus berlari. Ia menghidar dari sesuatu yang membuatnya ketakutan.

Peluh keringat sudah membasahi wajah cantiknya. Sesekali ia menengok ke belakang.

Bruk!

Ruth terjatuh. Kakinya terasa ada yang memegang hingga ia tersungkur ke bawah.

"Aww! Sakit!" rintihnya kesakitan.

Pergelangan kaki muncul bekas pegangan tangan. Ada noda darah juga yang tertinggal.

Kedua bola mata Ruth melebar. Air mata tumpah membasahi kedua pipi.

"Kobas! Aku takut!" batin Ruth menjerit.

Ternyata ada sebuah potong tangan yang bergerak sendiri mengarah padanya. Ruth berusaha bangkit, tetapi kakinya terasa sakit mungkin terkilir.

"Aku... nggak bisa bergerak." gumamnya lirih.

Ia pun mencoba mundur ke belakang secara perlahan-lahan untuk menjauh dari sepotong tangan yang berlumuran darah.

Tiba-tiba saja sebuah kaki yang di balut sepatu hitam menginjak tangan tersebut. Lalu kepulan asap hitam keluar dari tangan itu dan menghilang dalam sekejap.

Ruth menoleh ke atas. Ia tersenyum senang.

Sosok pria yang ia kenal sudah menolongnya. Pria itu mengulurkan sebuah tangan.

Dengan senang hati Ruth memegang tangan sang pria, lalu mulai bangkit secara perlahan.

"Thanks, Wan." kata Ruth tulus.

"Your welcome." balas Ridwan santai.

Kini Ruth berjalan dengan tertatik. Ridwan membantu dengan memegang pundak Ruth pelan. Ia masih sadar diri bahwa wanita yang di tolong adalah pacar temannya sendiri.

"Loe kenapa bisa ada di sini?" tanya Ruth memecah keheningan.

"Gw ke sini sama Marsha dan Alif." jawab Ridwan terbilang santai.

Berbeda dengan sikap yang beberapa hari lalu begitu menyeramkan. Hanya emosi dan amarah yang ia simpan saat itu.

"Jadi Marsha sama Alif juga di sini." sahut Ruth cukup terkejut.

"Iya. Sebenarnya Alif datang kemari karena ingin menolong Dinda sama temannya yang masuk ke dalam sini." jelas Ridwan.

Dan kali ini membuat Ruth sangat tekejut. Ia jadi teringat dengan kedua orang yang masuk terlebih dahulu sebelum mereka.

"Gw rasa Dinda sama temannya itu juga memiliki kemampuan khusus seperti kita." kata Ruth mengutarakan pendapat.

"Hmm..." Ridwan hanya membalas dengan gumaman saja.

Ia juga berpikir sama seperti Ruth. Namun, ia harus memastikannya sendiri.

👻👻👻👻👻

KeyB kini sendirian. Ia terpisah dengan Ruth serta Bastian setelah memasuki ruang praktek masak.

Firasat buruknya telah terbukti. Ia sudah menduga bahwa mereka akan terjebak ke dalam masa lalu. Mungkin?

Tiba-tiba KeyB mendapat sebuah pemandangan yang cukup mengerikan. Ia melihat seorang pria berkacamata yang memiliki rambut keriting berlari ketakutan.

Sosok hantu koki rupanya yang membuat sang pria seperti itu.

"Pasti salah satu korban ingin menunjukan kejadian di saat ia terbunuh." gumam KeyB datar.

Pria itu terus berlari sesekali ia menghindari sebuah serangan pisau yang siap kapanpun akan menusuk. Peluh keringat sudah membanjiri wajah serta pakaian yang ia kenakan.

"Please! Gw cuma bantuin dia doang." ucap pria itu menyesal.

Ia memutuskan masuk ke dalam ruang praktek masak. Entah di sengaja atau tidak ia serasa tertarik masuk ke dalam sana.

Pintu ia tutup rapat-rapat. Pria itu menyederkan tubuh di balik pintu.

Jleb!

Sebilah pisau tipis hampir saja mengenai pipinya. Sang pria langsung berlari menuju ke tengah ruangan.

Sosok hantu koki menampakan dirinya. Ia menyeringai sangat lebar.

"Lama tak bertemu... Trisna." kata hantu koki.

(Di atas adalah gambar Trisna)

"Please! Gw nggak bermaksud buat loe sampai mati." sahut Trisna ketakutan.

Selangkah demi selangkah ia mundur ke belakang hingga menabrak sebuah meja. "Trisna, aku akan membalas apa telah kau perbuat." ucap sang hantu koki.

Trisna tak bergeming. Ia menyesali dirinya yang telah terjerumus ke dalam kejahatan. Waktu itu pikiran sangat kacau hingga mengiyakan ajakan sang sahabat untuk membunug sahabatnya sendiri.

"Ardi... gw mohon, lepasin gw." mohon Trisna sejujurnya.

"Tidak! Kamu harus membayar apa yang telah kau perbuat padaku!" seru hantu koki alias Ardi.

Tiba-tiba seutas tali tambang yang muncul entah darimana melilit leher Trisna erat. Trisna sampai harus melepaskan lilitan itu sekuat mungkin.

Namun, hal itu hanya sia-sia saja. Lilitan di lehernya semakin kuat. Tubuh Trisna sampai harus tertarik ke  atas langit.

Dan karena sudah tak kuat. Trisna menghebuskan napas terakhir dengan kondisi seakan dia mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

"Tersisa dua lagi." ucap hantu koki alias Ardi. Lalu sosok hantu itu menghilang.

KeyB memegang lehernya yang terasa sakit. Entah kenapa bisa seperti itu. Ia seakan merasakan bagaimana sakitnya Trisna terbunuh.

"Huek!"

KeyB pun memuntahkan isi makanan yang ia makan tadi siang. Ia merutuki dirinya yang terlalu terbawa suasana.

"Semakin lama gw semakin lemah. Ini tidak boleh di biarkan!" seru KeyB ambisius.

😱😱😱😱😱

"Sha, kamu tetap di sebelah aku." ucap Alif.

"Iya, Lif." sahut Marsha mempererat pegangan pada lengan Alif.

Keduanya terjebak di masa lalu. Entah apa yang mereka lihat di masa itu.

Sebuah cahaya menyilaukan menghalau pandangan keduanya. Alif serta Marsha sampai harus menutup mata.

"Silau sekali." gumam Marsha.

"Sha, kamu jangan jauh dariku!" seru Alif. Ia merasakan perasaan buruk akan datang kepada mereka.

Bugh!

Sebuah pukulan keras mendarat mulus di wajah pria berambut keriting. Ia sampai tersungkur ke bawah.

"Apakah ini masa lalu hantu koki itu?" tanya Marsha.

"Sepertinya. Tetapi kenapa diperlihatkan secara langsung, apalagi aku tak perlu memegang suatu objek." jawab Alif sedikit heran.

"Hmm... iya kamu betul juga." balas Marsha.

"Gw benci sama dia!" seru pria berwajah tampan.

Ia melampiaskan emosinya kepada pria sahabatnya yang tak bersalah. Pria yang habis di pukul mulai bangkit berdiri.

Pria itu mengelap darah yang keluar dari bibirnya. "Gw tahu loe kesel Diz. Tapi jangan gw juga sebagai sasaran." sindirnya menatap benci.

"Salah loe sendiri, pakai muncul di sebelah gw." sahut pria yang bernama Diza tak mau kalah.

"Cih! Sebenarnya loe itu kenapa sih?" tanya pria berambut keriting penasaran.

"Coba loe bayangin, Na. Sahabat loe sendiri nikung gw dari belakang." jawab Diza emosi.

Trisna menghela napas lelah. Ia berpikir hanya masalah seperti itu membuat persahabat mereka menjadi hancur.

"Sabar Diz. Mungkin loe salah paham saja." tegur Trisna tenang.

"Persetan dengan salah paham! Gw bakal dia menderita karena telah membuat gw jadi seperti ini." seru Diza mengembang senyum mencurigakan.

Bayangan masa lalu pun menghilang seperti sinyal yang rusak. Marsha serta Alif tak mengenal kedua sosok pria tersebut. Tetapi mereka menemukan petunjuk yang penting.

"Pasti Diza dan Trisna ada hubungannya sama kematian si hantu koki." ungkap Marsha.

"Iya, aku sepemikiran denganmu. Tapi kalau di lihat-lihat wajah Diza tak asing di kampus kita." sambung Alif.

"Hmm... yaudah yuk, kita cari jalan keluar dulu." ajak Marsha. Ia menarik lengan Alif pelan.

Alif tersenyum tipis. Ia merasa hatinya tengah berbunga-bunga.

🤔🤔🤔🤔🤔

Di tempat Bastian kembali...

Bastian merekam setiap gerak-gerik sosok bertopeng. Ia tak melewatkan satupun.

Seorang pria memakai pakaian ala koki tengah memasak sebuah hidangan western. Ia terlihat sangat lihai dalam memotong sayuran, maupun bahan-bahan lain.

"Semoga dia nggak marah lagi." gumam pria itu.

Saat ia sedang memasukan potongan tomat dan wortel ke dalam panci yang sudah mendidih. Sesekali ia bersiul menyenandukan sebuah lagu tentang cinta.

"Hai Ardi," panggil sosok pria bertopeng. Ia sudah berdiri di belakang pria yang bernama Ardi.

"Eh iya, tunggu sebentar." sahut Ardi. Ia membesarkan api di kompor.

Ia pun menoleh kepala. Alangkah terkejut ia melihat sosok bertopeng tersebut.

"Si-siapa k-kau?" tanya Ardi gelagapan.

Rasa takut menjalar di sekujur tubuh. Ia melirik ke arah tangan sosok bertopeng yang memegang sebuau pisau daging.

"Aku adalah malaikat pencabut nyawamu." jawab sosok bertopeng. Ia menyeringai di balik topeng.

Pisau daging itu ia angkat ke atas. Dalam sekali tebasan bagian tubuh Ardi terpotong.

"Ahhh!" jerit Ardi histeris.

🔪🔪🔪🔪🔪

😱😱😱😱😱👻👻👻👻👻👻😱😱😱😱😱

Hai! I'm come back! 😀

Karena saya lagi senang dan hari ini adalah hari spesial buat author. Jadi, saya akan mengupdate cerita ini.

Hehehe...

Oh iya, saya ingin bertanya di jawab jujur ya!

Bagaimana kesan cerita ini?
Apa anda sudah mulai merasa bosan?
Bagaimana kesan horor ya?
Apa masukan kalian buat cerita ini?

"Tolong di jawab ya"

Jangan lupa tinggalkan jejak vomment kalian guys!

(06/08/2018) 😊🎂🎂🎂😊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top