2.2 Renggang

Di kampus...

Seorang pria berkulit putih memasuki kawasan kampus. Hari ini masih terbilang sangat pagi. Belum nampak mahasiswa/i yang berkeliaran di area kampus.

"Masih sepi ya." gumam pria itu.

Ia berjalan dengan santai melewati lorong kampus yang masih sepi. Saat ia berjalan sebuah bayangan melintas di hadapannya.

"Baru pagi udah nampakin diri ajah tuh hantu." ucapnya santai.

Pria itu tak mempedulikan bayangan tersebut. Ia terus berjalan sampai-sampai sebuah benda tajam melesat ke arahnya.

Ia langsung menundukkan badan atau dalam posisi jongkok. Ia tersenyum tipis.

"Bahaya sekali pagi-pagi sudah main pisau." katanya.

Prang!!!

Pisau itu menancap tepat mengenai pot bunga yang tergantung hingga terjatuh.

Bayangan tak kasat muncul di hadapannya. Ia terlihat menyeringai lebar.

"MATI! MATI! MATI!"

Setelah itu bayangan hantu menghilang. Pria tersebut langsung berlalu begitu saja seakan tak terjadi apa-apa.

Seorang wanita tengah menyaksikan kejadian itu. Ia tertegun dengan kemampuan yang pria miliki.

"Dia salah satu seperti kami." kata wanita itu datar.

😱😱😱😱😱

Di Kediaman Zalfa...

Sebuah rumah yang tergolong minimalis di kawasan komplek daerah Jakarta Barat. Beberapa rumah telah terisi oleh para penghuni tentunya.

"Bunda, Zalfa berangkat dulu ya." kata Zalfa pamit.

"Iya. Hati-hati di jalan dan jangan pulang malam-malam." balas Bunda Zalfa.

"Siap, Bun!" seru Zalfa riang.

Ia segera keluar dari halaman depan rumah. Sebuah mobil sudah terpakir rapi di sana.

Kaca mobil turun hingga menampakan diri. Seorang pria yang tersenyum manis ke arahnya.

"Maaf lama menunggu ya," kata Zalfa.

"Nggak kok. Aku juga baru sampe." jawab pria itu.

"Hmm... Wan, gapapa nih aku bareng sama kamu?" tanya Zalfa khawatir.

"Selow ajah Zal. Biasanya kan juga bareng hehe..." jawab Ridwan santai.

"Ayo masuk cantik. Nanti kita telat loh." lanjutnya tersenyum manis.

Rona tipis merah muncul di antara kedua pipi Zalfa. Entah kenapa ia sangat senang di buatnya.

"Oke!" seru Zalfa.

Setelah Zalfa masuk ke dalam mobil. Mobil warna hitam melintas ke jalan raya meninggalkan komplek perumahan.

Tanpa mereka sadari Bunda Zalfa memperhatikan keduanya. Ia tersenyum lebar melihat anaknya telah berubah dari suka murung menjadi ceria.

"Semoga kamu selalu bahagia nak. Bunda akan selalu mendukungmu." kata Bunda Zalfa terharu bahagia.

😍😍😍😍😍

Di gudang belakang kampus...

Semua orang tengah berkumpul. Suasana terasa hening dan agak menegangkan.

Hingga KeyB mulai membuka pembicaraan. "Dimana yang lain?" tanyanya datar.

"Entahlah." jawab Bastian menaikan kedua pundak.

"Hmm... mungkin sebentar lagi pada datang." ucap Zalfa tersenyum tipis.

Ruth daritadi hanya diam. Ia terlihat sangat gugup. Dan Ridwan menyadarinya sejak tadi.

"Ada apa Ruth?" tanya Ridwan.

"E-enggak kok." jawab Ruth kaget.

Suasana mulai terasa tegang. Semua mata kini tertuju pada Ruth.

"Aduh! Kenapa jadi pada lihatin gw?" batin Ruth panik.

KeyB menghela napas kasar. "Lebih baik kita bahas teror kali ini walau tanpa mereka."

Semua menganggukan kepala sebagai jawaban 'iya'. KeyB menatap semua satu persatu.

"Wan," panggilnya.

"Iya, kenapa?" sahut Ridwan menaikan satu alis mata.

"Saat loe di serang sama roh penasaran itu. Loe melihat sesuatu?" tanya KeyB.

Ridwan mengingat kembali kejadian dua hari yang lalu. "Gw nggak lihat apa-apa. Cuma gw merasakan aura negatif yang sangat kuat di sana." jawabnya.

"Hmm... menarik." gumam KeyB.

Tiba-tiba ia mendapatkan sebuah penglihatan kejadian yang akan datang. Kedua mata dipejamkan erat.

"Kenapa Key?" tanya Zalfa khawatir.

"Tenang saja, dia sekarang lagi dapat penglihatan masa depan." jawab Ridwan santai.

Zalfa tersenyum tipis. Ia merasakan sesak di dadanya.

"Kenapa terasa sakit sekali?" batin Zalfa lirih.

Ia memegang dada sebelah kirinya. Dan Ruth yang memang memiliki kemampuan membaca pikiran seseorang menatap Zalfa.

Ruth mengelus punggung Zalfa lembut. Ia tahu apa yang dirasakan sahabat wanita barunya saat ini.

Kedua mata KeyB telah terbuka. Keringat bercucuran di wajahnya. Semua memandang wanita itu penuh rasa penasaran.

"Kita harus ke fakultas Tata Boga sekarang!" seru KeyB serius.

"Memangnya ada apa di sana?" tanya Bastian heran.

"Akan ada kejadian yang dapat menimbulkan korban jiwa." jawab KeyB datar.

Ia langsung beranjak berdiri, lalu pergi meninggalkan gudang. Semua menatap satu sama lain.

"Ayo kita ikuti dia!" usul Bastian.

"Iya!" sahut ketiga orang lainnya kompak.

😱😱😱😱😱

Malvin sedang berada di perpustakaan. Ia tengah mencari buku pelajaran tentang Sosiologi. Baru saja ia mendapatkan tugas untuk membuat makalah tentang Ilmu Sosial antar Manusia.

"Gila! Gw udah setengah jam di sini belum juga dapat tuh buku!" gerutu Malvin. Ia mengacak-acak rambutnya kesal.

"Sabar mas."

Tiba-tiba suara seorang perempuan terdengar jelas di telinga Malvin. Bulu kuduknya langsung merinding disko.

"Aduh! Lagi-lagi hantu nongol!" gumamnya takut.

Deg!

Sebuah tangan terasa sangat jelas di pundak Malvin. Tubuhnya sudah gemeteran hebat.

"Please, jangan ganggu gw hantu!" seru Malvin menutup kedua matanya rapat.

Plak!

Pukulan kecil mendarat halus di kepala pria itu. Ia merintih kesakitan.

"Sialan loe bilang gw hantu!"

Malvin menolehkan kepala 90 derajat. Ia terkejut melihat seorang wanita berkulit hitam manis menatapnya kesal.

"Loe bukan hantu kan?" tanya Malvin polos.

"Bukanlah!" jawab wanita itu marah.

"Hehehe... sorry ya," balas Malvin cengegesan.

Wanita itu menghela napas lelah. Ia pun memberikan sebuah buku kepada Malvin.

"Eh! Ini kan buku yang gw cari-cari daritadi." serunya kaget.

"Iya. Gw nggak sengaja dengar loe cari buku ini." sahut wanita itu.

Malvin langsung mengambil buku itu. "Thanks ya... mmm," jedanya.

"Nama gw Chindy Ayunda." kata wanita itu tersenyum tipis.

"Hehehe... thanks Chindy. Gw Malvin." balas Malvin malu.

"Sama-sama. Gw pergi dulu ya, bye." pamit Chindy.

Setelah kepergian Chindy, Malvin tersenyum tipis melihat buku di pegangannya. Ia tak perlu susah-sudah mencari buku itu dan tak di ganggu hantu lebih tepatnya.

"Saatnya mengerjakan tugas." ucap Malvin semangat.

📖📖📖📖📖

Marsha terlihat terburu-buru. Ia sampai harus menabrak beberapa orang yang melintas di depannya.

Keringat sudah bercucuran membasahi wajah dan sebagian wajah. Entah apa yang membuat wanita indigo itu di pagi yang masih cerah ini.

Marsha terhenti di sebuah ruangan. Dengan perasaan dan jantung yang berdetak kencang membuat ia seperti tengah uji nyali.

"Permisi..."

Seorang pria yang berada di dalam ruangan itu menolehkan kepala. Dari raut wajahnya terlihat terkejut.

"Marsha?" kata pria tersebut.

"Maaf kalau gw ganggu waktu loe." ujar Marsha.

Dadanya terasa sakit melihat pria di hadapannya. Ingin rasanya ia memeluk tubuhnya, namun ia sadar diri bukanlah siapa-siapa dia lagi.

"Kamu kenapa menangis?" tanya pria itu yang ternyata sudah berada di hadapannya.

Tak terasa air mata telah mengkhianati dirinya. "Emmm... enggak kok." jawab Marsha bohong.

Deg!

Waktu seakan terhenti. Debaran jantung Marsha begitu kuat.

Kedua insan itu tengah berpelukan. Ada rasa bahagia, sedih, marah dan kecewa, kangen bercampur menjadi satu padu bagi keduanya.

😢😢😢😢😢

Wooooo....

👻👻👻👻👻😱😱😱😱😱👻👻👻👻👻

Udah next nih! Kuy lah kalau mampir kemari hehe...

Jangan lupa tinggalkan jejak vomment kalian guys!!!

(29/07/2018)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top