1.6. Gressa Putri
Zalfa tengah dirasuki oleh hantu penunggu cermin toilet wanita belakang kampus. Ia menatap tajam ke arah Ruth.
"Cepat serahkan dia!" seru Zalfa lantang.
"Gw nggak akan serahin dia ke loe!" kata Ridwan santai.
Senyum Zalfa semakin melebar. Ia rentangkan kembali salah satu tangan ke arah Ridwan.
Sebelum Ridwan terpental seperti Bastian. KeyB telah berdiri di depannya.
Serangan itu malah menyerang balik Zalfa atau sosok hantu cermin di dalam tubuhnya.
"Arghh!" jerit Zalfa kesakitan. Ia pun sampai menabrak kran air.
"Keren banget loe Key," puji Bastian mengacungkan kedua jempol.
Marsha memukul lengan Bastian. Dan ia kembali merintih kesakitan.
"Sakit tau Sha!" sewot Bastian.
"Orang tahu lagi sakit masih sempatnya bercanda." sahut Marsha. Ia memutar bola mata malas.
"Nih anak kecil-kecil tenaga kuat juga." batin Bastian.
Ruth terkekeh kecil membaca isi pikiran Bastian. Tiba-tiba ia menjadi diam bagai patung.
"Loe bisa dengar suara gw kan!" batin KeyB datar.
Itulah penyebab Ruth terdiam. Ia memegang lengan Ridwan erat. Ia takut dengan tatapan KeyB kepadanya.
"Ada apa?" tanya Ridwan berbisik.
"E-enggak kok," jawab Ruth panik.
Marsha, Bastian, Ridwan dan Ruth menatap KeyB penuh tanya. Bagaimana ia bisa membalikan serangan hantu itu?
"Kalian ingat dengan kalung ini." kata KeyB menunjukan sebuah kalung warna hitam.
Semua pun mengangguk sebagai jawaban iya, kecuali Ruth yang tak tahu apa-apa. Zalfa berdiri kembali.
"Kalian semua akan mati!" seru Zalfa atau sosok hantu cermin.
Tiba-tiba terlihat beberapa wajah perempuan di balik bayangan cermin. Wajah itu mengekspresikan ketakutan dan kesedihan.
"Vanya!" seru Marsha tak percaya. Ia sampai menutup mulutnya rapat.
😱😱😱😱😱
Devin kembali ke ruang rawat Alif dengan membawa beberapa bungkus makanan. Ia mengetuk pelan, lalu membukanya perlahan.
"Ka Devin," panggil Dinda tersenyum manis.
Dan semburat merah tipis muncul di kedua pipi Devin. Ia langsung mengelengkan kepala kuat.
"Ka Devin kenapa?" tanya Dinda cemas. Ia juga menghampiri Devin berdiri.
"Nggak kenapa-kenapa kok." jawab Devin cepat.
Ia segera berjalan mendekati meja yang sudah di sediakan untuk keluarga pasien. Yap! Alif di rawat di ruang VVIP.
"Nih, kakak beliin nasi goreng seafood kesukaan kamu." ucap Devin sambil menenangkan debaran jantungnya yang berdetak kencang.
Wajah Dinda terlihat sangat senang. Ia pun reflek memeluk tubuh Devin erat.
"Makasih ya. Kak Devin memang yang terbaik deh selain ka Alif tentunya. Hehehe...," puji Dinda.
Ia melepaskan pelukan itu, lalu mengambil nasi goreng seafood kesukaannya. Beruntung saat ini sudah menunjukkan pukul 7 malam.
Devin mematung. Ia terkejut akan sikap Dinda yang tiba-tiba memeluknya seperti itu.
Mungkin wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebut. Terukir senyuman kecil di bibirnya.
"Gw rasa, gw suka sama Dinda." batin Devin senang.
Dinda serta Devin melahap makan malam dengan nikmat. Sesekali saling bercanda untuk mencairkan pikiran yang terus memikirkan kesembuhan Alif.
🙃🙃🙃🙃🙃
Di Toilet...
"Vanya!"
Seruan Marsha membuat semuanya menatap bayangan cermin itu terkejut. Wajah-wajah yang nampak di cermin adalah para korban hantu toilet.
"Vanya!" panggil Marsha lirih.
Ia bergegas menghampiri bayangan wajah sahabatnya di cermin. Tetapi sebuah tangan menghentikan aksinya.
"Lepasin Kobas! Aku mau nolongin Vanya!"
Marsha memberontak. Ia berusaha melepaskan pegangan tangan Kobas. Tetapi Bastian tak melepaskan begitu saja.
"Kamu jangan gegabah!" kata Bastian.
"Tapi ka-"
Marsha menangis. Ia tak sanggup melihat sahabat yang sudah ia anggap saudara sendiri terjebak di dalam cermin.
Bastian mengelus pelan punggung Marsha. Ia tahu bagaimana perasaan wanita di sampingnya itu.
"Tiba-tiba gw kangen sama loe..." batin Bastian lirih.
Ruth menatap Bastian penuh penasaran. "Siapa sosok yang ia kangenin ya?" gumamnya sangat pelan.
Ridwan maju mendekati Zalfa. Entah kenapa setiap langkah pria itu membuat Zalfa ketakutan.
Setelah Zalfa terpojok, Ridwan berhenti melangkah. Ia mengulas senyum misterius.
"Gw tahu siapa sosok hantu cermin yang ada di depan kita," ucapnya santai.
KeyB tersenyum kecut. Ia sudah tahu pasti Ridwan akan membongkar jati diri hantu itu sebenarnya.
Marsha, Bastian serta Ruth melebar kedua matanya. Ada rasa penasaran, terkejut dan pertanyaan kepada sosok pria bertubuh tinggi itu alias Ridwan.
"Jangan ikut campur urusanku!" seru Zalfa aka hantu cermin lantang. Ia juga menatap Ridwan tajam dengan mata putihnya.
"Hahaha... terus masalah buat gw gitu?" sahut Ridwan receh.
Hantu cermin itu ingin menghentikan aksi Ridwan. Tetapi ia tak bisa menyerangnya begitu saja bila masih ada kalung jimat dan aura yang dikeluarkan olehnya.
"Namamu adalah-"
"Aaahh!" jerit hantu cermin kencang.
Terjadi retakan di beberapa bagian cermin toilet. Pintu terbuka tertutup sendiri. Lampu pun ikut mati nyala mati nyala.
"Gressa Putri, anak fakultas Sastra Bahasa." ucap Ridwan tak menghiraukan amukan hantu cermin.
Tubuh Ruth menegang. Ia tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ridwan. Karena ia sangat mengenal nama itu.
"Tak mungkin!" kata Ruth terkejut. Tubuhnya seakan terasa lemas.
Marsha melihat sosok bayangan hitam yang selalu menghantuinya dari kecil. Ia juga melihat sosok hantu wanita berwajah penuh sayatan luka tajam di belakang Zalfa.
"Serem banget ihh!" seru Marsha tak kuat melihat wajah hantu cermin sebenarnya.
Tubuh Zalfa tiba-tiba gemetaran lalu ambruk di lantai. "Hantu cermin telah pergi," ucap KeyB datar.
👻👻👻👻👻
Di rumah atau kamar Malvin...
Warna merah mendominasi cat dinding kamar. Berbagai macam aksesoris aneh dan benda-benda kuno menghiasi setiap sudut kamar, baik di pajang di dinding maupun di taruh di atas meja.
Seorang pria berkulit putih serta berwajah oriental tengah tertidur lelap. Selimut merah menutupi sebagain tubuhnya.
Yap! Pria itu adalah Malvin. Seharian penuh ia di kampus hanya untuk mencari cermin kuno miliknya. Karena tak membuahkan hasil, ia pun memutuskan untuk istirahat di rumah.
Tiba-tiba kakinya terasa di tarik oleh seseorang. "Hmm... masih ngantuk nih," gumam Malvin merasa terganggu.
Sekali lagi kakinya di tarik. Karena merasal kesal, Malvin pun terbangun dari mimpi indahnya.
"Siapa sih ngangguin gw tidur ajah." gerutunya parau khas bangun tidur.
Malvin mengucek-ngucek matanya perlahan hingga pandangannya jelas. Ia menatap ke arah kakinya.
"Hihihi... kakak main yuk," ucap sosok anak kecil berkepala botak.
Kedua mata Malvin membulat sempurna. Bulu kuduknya mulai berdiri merinding.
"Tuyul!" jerit Malvin kencang.
Ia pun terjatuh di atas kasurnya kembali. Ternyata ia tak sadarkan diri alias pingsan.
"Hihihi... kakak kok malah tidur lagi," ucap hantu itu yang tak lain adalah tuyul.
Tuyul itu terus mengoyang-goyangkan kaki Malvin yang pingsan. Sampai akhirnya tuyul menghilang dari kamar Malvin.
😱😱😱😱😱😱👻👻👻😱😱😱😱😱😱
Saya kembali lagi nih hehe...
Semoga kalian semakin terhibur dengan cerita saya yang tak begitu bagus ini. 😊
Jangan lupa tinggalkan jejak vomment kalian guys!
(18/07/2018)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top