1.4. Tragedi

Ruth tersadar dari pingsannya. Ia masih tergeletak di lantai kamar.

"Ugh!"

Ruth memegang kepalanya yang masih terasa pusing. Ia pun bangkit berdiri dan melirik ke arah cermin dengan sedikit rasa takut.

Ia menghela napas lega. Sosok hantu yang terus menerornya sudah tak terlihat.

Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat pandangan Ruth teralihkan. Detak jantung berpacu cepat.

"Jangan hantu lagi dong!" gumam Ruth ketakutan.

Ia bangkit berdiri, lalu memberanikan diri untuk membuka pintu kamarnya. Dan saat di buka ternyata ada sosok wanita yang sudah berumur membawa nampan berisi makanan.

"Non Ruth baru bangun ya. Daritadi bibi ketuk pintunya tapi nggak ada suara apa-apa." ucap bibi yang bekerja di rumah Ruth.

Lagi-lagi Ruth bernapas lega. "Emm... iya nih bi. Emang jam berapa sekarang?" tanyanya.

"Sudah jam sepuluh non. Oh iya, ini bibi bawakan sarapan untuk non." jawab sang Bibi sambil menyerahkan sarapan tersebut.

"Terima kasih ya, Bi. Maaf jadi ngerepotin." balas Ruth tak enak.

"Gapapa kok non. Yaudah Bibi mau lanjutin beres-beres rumah dulu." pamit Bibi.

Ruth tersenyum tipis. Setelah kepergian sang Bibi, ia menutup pintu rapat lalu menaruh nampak makanan di atas meja nakas.

Ia juga membuka gorden yang masih tertutup rapat. Terik matahari langsung menyinari seisi ruangan kamar Ruth.

"Untungnya gw hari ini libur." gumamnya.

Ruth melakukan aktivitas seperti biasa di dalam kamar mandi lalu memulai sarapan paginya.

😱😱😱😱😱

Ridwan berjalan menuju ke fakultasnya yaitu Biologi. Kini ia sedang berada di semester 3. Dan salah satu most wanted.

Tatapan penuh memuja dan kagum ditunjukan untuknya seorang. Ridwan membalas setiap sapaan dengan senyuman tipis.

"Kyaahh! Jadi meleleh hayati," seru wanita berbadan gemuk.

"Iih! Senyuman dan wajah Ridwan memang nggak ada yang tandingin deh." sahut seorang cewek centil.

"Hai... Aa Ridwan," sapa wanita lainnya.

"Hai juga semuanya," balas Ridwan menunjukan gigi putihnya.

Satu, dua, tiga gadis tergeletak di lorong kampus akibat kekurangan pasokan napas. Ridwan hanya mengeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan aneh mereka.

Ia pun berjalan menuju kelasnya. Di sana sudah ada dosen yang akan memulai pelajaran.

"Permisi Pak. Maaf saya telat," kata Ridwan sopan.

"Silahkan kamu duduk. Lain kali jangan terlambat!" pesan Pak dosen.

"Siap Pak!" seru Ridwan berpose ala hormat.

Dua jam berlalu. Pelajaran tentang sel tubuh telah selesai. Pak dosen meninggalkan ruang kelas, di susul mahasiswa/i lainnya.

Drrtt!

Ponsel Ridwan bergetar. Ia mengambil ponsel miliknya di dalam saku jaket.

Sebuah pesan dari KeyB tertera di layar ponsel.

"Kumpul di gudang sekarang!"
KeyB🙃

"Oke!"
Ridwan⚽

Ridwan segera merapikan peralatan alat tulisnya. Tiba-tiba ia melihat sebuah tulisan berwarna merah dari jendela kelas.

"Tolong Aku!"

"Hmm... sepertinya kasus ini semakin menarik." ucap Ridwan santai.

Ia pun bergegas menuju ke arah gudang. Tak sengaja ia melihat Bastian berlari kencang melewati dirinya.

"Kenapa tuh si Kobas?" tanya Ridwan.

Ia membalikan badan, lalu menyusul kemana pergi Bastian. Ia penasaran dengan apa yang membuat si vloger ketakutan seperti itu.

😱😱😱😱😱

Zalfa sudah berada di gudang. Ia hanya seorang diri di sana.

"Belum pada datang rupanya," ucapnya parau.

Lagi-lagi ia di tempel oleh makhluk halus. Ada yang wajahnya sudah tak terbentuk. Anak kecil yang kehilangan dua bola mata serta seorang kakek tua yang kehilangan salah satu tangan.

"Huh! Punggungku berat banget sih!" keluh Zalfa untuk pertama kalinya. Sifatnya sudah mulai sedikit berubah semenjak berteman dengan mereka.

Seuntas senyum tulus terukir di wajahnya. Ia memikirkan waktu saat dia tak mempunyai satupun teman.

Semua orang menjahui karena dia aneh dan suka menyendiri. Zalfa selalu memendam perasaan itu sendirian saja hingga teror ruang musik memperkenalkan dirinya dengan mereka.

"Jadi butuh si pria tinggi kalau lagi ditempeli hantu," ucapnya tersenyum tipis.

Setelah menunggu beberapa menit, Ridwan datang bersama Bastian. Keduanya nampak mengobrol kecil.

"Wan...," panggil Zalfa parau.

"Oke." sahut Ridwan yang sudah tau apa yang dimaksud Zalfa. Ia memegang pundak Zalfa, lalu para arwah menghilang dari punggungnya.

"Terima kasih," ucap Zalfa tulus.

"Sama-sama." balas Ridwan santai.

Bastian merasa di kacangin. Ia pun menggoda kedua insan itu.

"Aduh guys, berasa nyamuk-nya Kobas di sini." Ia melirik ke arah Zalfa dan Ridwan.

Zalfa terkekeh kecil melihat tingkah lucu Kobas. Sedangkan Ridwan tetap bergaya stay cool.

Ketiganya pun masuk ke dalam gudang menunggu kehadiran yang lain.

🙃🙃🙃🙃🙃

Seorang wanita terlihat berlarian di koridor rumah sakit. Wajahnya tampak cemas dan sedih. Ia menggunakan sebuah behel di giginya.

Ia tak menghiraukan makian dari orang-orang yang tak sengaja ia tabrak. Wanita itu pun telah sampai di ruang informasi.

"Maaf mbak, ingin bertanya atas nama pasien Alif Angkasa Pratama." tanya wanita itu.

"Owh, dia berada di Ruang Cendrawasih nomor 13." jawab wanita yang bekerja di ruang informasi.

"Terima kasih," balas wanita itu.

Ia pun segera bergegas menuju ke ruang dimana Alif di rawat. Bagaimana Alif bisa masuk rumah sakit???

Flashback On...

Alif tengah mengendarai mobilnya. Ia terlihat sangat terburu-buru dalam mengemudi mobilnya.

Yang di pikirannya saat ini hanyalah keselamatan Marsha dan Vanya. Ia tak mempedulikan umpatan orang yang berada di dalam mobil mereka.

Alif berusaha menghubungi Marsha namun selalu di tolak. Ia tak berhenti menghubungi mantannya hingga terangkat panggilannya.

"Halo Sha," ucap Alif senang.

Selama percakapan Alif hanya tersenyum sedih. Ia tak menyangka bahwa Marsha menjawab setiap pertanyaan dengan nada benci.

"Apakah gw selalu jahat di mata loe sha?" batin Alif lirih.

Setelah panggilan terputus sepihak. Alif semakin mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Ia sudah mengetahui lokasi dimana Marsha dan Vanya berada. Firasat buruk selalu menghantui benak pria itu.

Hingga...

Dari arah berlawanan sebuah mobil bak melaju cepat ke arah mobilnya. Sepertinya rem mobil bak itu blong. Dan peristiwa tabrakan tak bisa di hindari.

"Sha... semoga loe nggak kenapa-kenapa walau tak ada gw di sisi loe." ucap Alif sebelum akhirnya kesadarannya menghilang. Ia sempat melirik ke arah kaca.

Kaca spion di dalam mobil Alif menampakan wajah seorang cewek menyeringai lebar. Sosok itupun menghilang.

Para pejalan kaki maupun pengguna kendaraan segera menghubungi ambulance dan pihak berwenang.

Dan sampailah Alif di rawat di rumah sakit swasta di Jakarta.

Flashback Off...

😢😢😢😢😢

KeyB datang bersamaan dengan Marsha. Kedua wajah cewek itu terlihat berbeda.

KeyB berwajah serius dan cemas. Sedangkan Marsha berwajah sedih, kecewa, khawatir dan panik.

"Kenapa sama wajah kalian?" tanya Bastian penasaran.

"Gw memiliki beberapa kabar buruk untuk kalian dan satu kabar baik." jawab KeyB.

"Kabar baiknya apa?" tanya Ridwan.

"Ketigabelas orang pemilik kekuatan khusus sudah menampakkan diri." jawab KeyB menatap Ridwan.

"Terus kabar buruknya?" tanya Bastian kembali.

KeyB menghela napas singkat. Ia menatap satu persatu wajah temannya.

Ekpresinya berubah sendu. "Hantu cermin sudah bertindak jauh. Kalian tahu kabar seorang mahasiswi menghilang secara misterius?"

"Tahu. Kemungkinan mahasiswi itu di bawa oleh hantu cermin." tebak Zalfa.

Daritadi ia diam karena menenangkan Marsha yang menangis histeris.

"Yang dikatakan adalah benar. Dan dia juga telah membawa salah satu dari kita." jawab KeyB.

Ia melirik ke arah Marsha. Marsha yang merasa di tatap berusaha mengatakan sesuatu.

"Vanya... dia... tiba-tiba menghilang setelah pergi ke toilet..." ucap Marsha tak kuat.

"Apa?" semuanya terkejut bukan main.

"Mungkinkah dia juga..." kata Zalfa tak sanggup melanjutkan.

KeyB menganggukan kepala kecil. Semuanya pun merasa sedih.

"Lalu satu berita buruk lagi?" tanya Bastian semakin penasaran.

"Gw baru ajah dapat penglihatan... Alif kecelakaan." jawab KeyB lirih.

Mereka kembali terkejut bukan main. Satu-persatu kejadian tragis telah melukai teman-temannya.

Marsha baru saja mengetahui hal ini. Ia semakin merasa kecewa dan sedih kedua orang yang berarti bagi dirinya mengalami hal yang tak diinginkan.

"Van... Lif... maafin gw yang lemah ini." batinnya lirih.

😱😱😱😱😱😱

Halo guys!

Berjumpa lagi dengan saya di sini :v :v

Semakin lama semakin berbahaya teror hantu cermin. Sudah merenggut korban jiwa.

Bagaimana mereka akan memecahkan misteri ini?

Penasaran? Sama saia juga hehe...

Jangan lupa tinggalkan jejak vomment kalian guys!

(16/07/2018)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top