🧭 5th Page 🧭
—🧭—
Masih belum terlambat untuk mencoba sesuatu yang kau sukai.
—🧭—
—🧭—
Helicoverpa Armigera
Malam ini begitu dingin, tetapi masih terlihat ramai seperti siang hari. Seseorang memberitahu bahwa ada salah satu nelayan mendapat ikan besar, jadi mereka menggelar pesta besar-besaran. Berbeda dengan Arcgis yang sepi, Dendritik justru terlihat seperti tempat berlibur yang nyaman. Lampu-lampu berkilauan hampir menyinari seluruh jalan utama, kedai-kedai buka hingga larut malam, anak-anak bermain dengan riang.
Namun, aku masih mendengar suara lain seperti suara burung hantu yang sedang berburu mangsa, suara deburan ombak di pantai, dan suara dengkuran halus Nive. Aku bisa mendengar suara-suara ini berkat sihir angin yang multifungsi. Sangat membantu.
Sihir angin memang cocok untuk menguping.
"Dia pasti kelelahan," ucapku pelan ketika mengingat kembali betapa payahnya Nive ketika kami berdua melawan badai. Meskipun dia tidak banyak menggunakan sihir api yang sebenarnya sangat tidak berguna di situasi itu, Nive bisa membantu dengan cara lain seperti menjaga tali layar agar tidak jatuh.
Nive adalah seorang gadis yang sangat bersemangat dan pantang menyerah. Ketika kita dalam situasi sulit, dia akan menemukan cara untuk keluar dari masalah. Terkadang caranya agak sembrono, beresiko, dan nekat, aku yang hanya mempunyai kemampuan bela diri yang sedikit harus ekstra melindungi orang itu.
Meskipun begitu, aku masih berharap Nive berubah menjadi gadis lembut dan kalem. Sifatnya yang pemarah dan mudah meledak membuatku takut kalau dia bisa berubah menjadi ibu-ibu kos galak atau guru matematika killer.
"Jadi, siapa dia?"
Aku membuka gulungan kertas dari pemilik penginapan. Berkat sihir angin yang telah dimodifikasi menjadi sihir hipnotis, aku berhasil mengorek informasi mengenai si pemuda biru. Walau aku kurang mengerti kalau sihir angin bisa mencapai titik berbahaya, Nive tidak boleh tahu mengenai sihir ini.
"Agrotis Ipsilon, seorang pengembara sekaligus pedagang. Umur dan tempat lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun dia sering mengunjungi Rotary di daerah bagian Horizon E. Terakhir kali dia berdagang di Node dan singgah sebentar di Dendritik, dia akan pergi ke Helium untuk datang ke festival."
Aku meletakkan kertas itu dinakas kemudian berbaring di ranjang yang terasa keras dengan posisi berbaring. Informasi mengenai si biru yang mempunyai nama aneh itu lebih dari cukup dari yang aku harapkan. Rupanya efek dari hipnotis sangat manjur sekaligus menakutkan, kalau aku terus menggunakan sihir ini, hal itu mungkin bisa menjadi alasan yang tepat untuk membuatku berada di penjara.
Seperti Helico sang tahanan kabur.
"Jadi, apa yang harus aku lakukan untuk membuatnya bisa menampung kami ke Helium?" ucapku kepada diri sendiri. "Kenapa juga aku harus bertemu dengan bangsa ulat lagi?"
Sejujurnya, aku kurang bisa bergaul dengan orang asing yang baru dikenal. Helio bahkan menyebutku sebagai 'tukang canggung' sebagai bahan ejekan kesukaannya. Selain itu, aku juga kurang bisa menemukan topik yang menarik untuk dibahas seperti film kesukaan atau topik berita hangat. Aku hanya minat kepada bola voli.
Si pengembara ini juga terlihat kurang ramah, tatapan sedingin es, perkataan yang menusuk hati. Berbicara dengan orang itu bisa membuatku menjadi seperti rakyat yang sedang berhadapan dengan raja. Mengesampingkan profesi sebagai pengembara dan pedagang, Agrotis Ipsilon lebih cocok disebut sebagai penguasa.
"Ya, itu hanya dugaan pribadi," gumamku. "Sama seperti manfaatkan Metana, aku harus memanfaatkan Agrotis. Kami harus sampai ke Helium secepatnya."
Aku harap Helio masih menungguku datang.
—🧭—
Keesokan harinya, Nive sudah menungguku di tempat yang seperti cafetaria. Hidungku langsung mengendus aroma yang harum dan masakan yang disajikan terlihat enak.
Gadis itu duduk disalah satu meja dekat dengan jendela. Tangan kanannya memegang gelas berisi teh hangat--yang terlihat sangat normal di Horizon--Nive menikmati teh itu dengan anggun. Dia pernah membicarakan seorang pemuda bernama Kevin, aku rasa dialah orang yang membuat kepribadian Nive menjadi kuat. Namun, Nive yang anggun ternyata tidak buruk untuk dilihat.
"Aku pikir kau suka kopi," kataku seraya menggambil duduk dihadapannya.
Nive mengangguk pelan masih menikmati tehnya. "Aku suka keduanya. Jadi, apa yang akan kau lakukan kepada orang itu."
Aku mencibir tidak suka. "Memangnya aku akan melakukan sesuatu ke orang itu. Aku bukan penjahat seperti orang itu."
Orang yang aku maksud adalah para tahanan yang kabur. Aku rasa Nive paham dengan ini.
"Kau memang terlihat seperti kriminal," ucap Nive dengan kejam.
Pesanan kami datang ditengah-tengah perdebatan. Aku memesan air putih ditambah steik domba bakar, sedangkan Nive memesan nasi goreng untuk sarapannya. Nive benar-benar orang Malang sesungguhnya, berbeda denganku yang tidak terlalu suka nasi untuk sarapan.
"Namanya Agrotis Ipsilon, seorang pengembara dan pedagang," kataku disela-sela sarapan. Memang terlihat tidak sopan, tetapi kami berdua sepakat melakukan semua hal secara cepat.
Demi untuk kembali ke dunia nyata.
Nive mengernyitkan alisnya, menampilkan raut wajah bingung dan tidak suka secara bersamaan. "Ulat lagi?"
"Fokus, Nive!"
Dia mengangkat kedua bahunya pelan. "Kalau dia seorang pedagang berarti dia punya gerobak dagang. Masalahnya, apa gerobak itu muat untuk dua orang?"
"Itu yang harus kita bicarakan kepadanya," ucapku.
Mata Nive sibuk berkeliling untuk mencari pemuda bersurai biru. Seharusnya tidak sulit untuk menemukan Agrotis Ipsilon yang mencolok, tetapi sampai saat ini dia tidak muncul.
Apa dia melewatkan sarapan?
"Permisi, apa kau melihat Agrotis Ipsilon?" Aku menghentikan salah satu pelayan yang bertugas.
"Tuan Otis sudah keluar beberapa saat yang lalu, Tuan."
Nive menggebrak meja sampai membuat seluruh mata pengunjung melihatnya. "Dia pergi? Apa sudah lama?"
"Dia keluar sejak sepuluh menit yang lalu. Saat ini, Tuan Otis sedang mempersiapkan barang-barangnya. Saya rasa masih sempat untuk mengejarnya."
Aku berdiri seraya menandaskan air putih, kemudian menepuk Nive dan keluar dari penginapan. "Ambil barang kita, aku akan menyusul orang itu."
Sungguh pagi yang menyebalkan.
—🧭—
Love
Fiby Rinanda 🐝
1 Juni 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top