Friendzone - borninzle
ㅡby borninzle
"Ungu untuk Miyeon, merah untuk Jaehyun, pink untuk Tiffany, biru untuk Zenith danㅡ"
Sana mengabsen satu per satu bingkisan berisi sesuatu spesial, sengaja ia bawa untuk diberikan untuk para sahabat ambyar di kampus. Namun, tampaknya ia melupakan satu lagi bingkisan yang saat ini membuatnya agak kalang kabut, takut menjatuhkan atau lebih parah menghilangkannya.
"Kurang apa?" Yuta yang sejak tadi bersama gadis itu, menemaninya mengabsen bingkisan, ikut kebingungan lantaran Sana mulai menunjukan gelagat panik mode on.
"Duh, yang warna hitam mana, ya?"
Yuta merasa sedikit kegeeran saat mendapati Sanaㅡyang mungkin sajaㅡsedang kehilangan bingkisan miliknya. Warna hitam adalah warna favorit Yuta, 'kan? Ah! Sudah tentu itu adalah milik Yuta.
Jadi, baiklah, Yuta tidak ingin membuat bingkisan itu hilang begitu saja. Ia akan ikut membantu mencari dan kemudian mendapatkan bingkisan spesial dari Sana. Duh, gak sabar rasanya!
"Ketemu!"
Nah, loh? Kenapa cepat sekali ketemunya? Belum Yuta turun tangan untuk ikut mencari, Sana sudah datang dengan bingkisan hitam di tangannya.
"Ah, syukur deh!" ucap Yuta dengan segera memasang ekspresi ceria seakan siap untuk menerima bingkisan itu.
Sementara Sana bergegas menaruh bingkisan yang sudah ia temukan itu bersama dengan bingkisan lainnya. Senyum tipis muncul di bibir gadis itu, membuat Yuta semakin tidak sabar untuk mendengar namanya disebutkan setelah ini, danㅡ
"Yang hitam untuk Taeyong."
"Hah?!"
Saking tidak percayanya, Yuta menggeleng kepala. Rasanya ia ingin mengorek kupingnya dengan linggis karena tidak paham nama siapa yang baru saja Sana sebutkan itu.
"Untuk siapa?" ulang Yuta dengan intonasi agak tinggi.
Sana berdecak karena kesal mendengar suara Yuta yang sangat menganggu pendengarannya. "Untuk Taeyong. Lee Taeyong teman satu kelas lo, Yuta."
Kedua kali Yuta berdoa agar telinganya sedang bermasalah saat ini.
"Gue gak sengaja siapin ini, spesial untuk Taeyong yang kemarin bantu gue ngerjain tugas akhir. Gimana? Bisa bantu ketemu dia sore nanti?"
"San, tapiㅡ"
"Ayolah! Cuma bentar kok! Gue gak bakal nyulik Taeyong-mu itu!"
Taeyong-mu apa-apaan! Justru Yuta berpikir bahwa Taeyong yang akan menculik Sana-nya nanti.
"Please, Yut? Mau, ya?" Gadis itu sudah memasang wajah ala anak anjing memelas dan itu salah satu kelemahan Yuta untuk tidak menolak.
Haish, memang susah menjalani hubungan seperti ini. Terjebak friendzone secara sepihak itu cukup menyakitkan, Kawan! Jangan berani dicoba, ya.
x X x
"Bra?"
"Bokser?"
Sana menyengir mendapati reaksi kedua pasangan, yakni Miyeon dan Jaehyun, saat keduanya memutuskan untuk membuka bingkisan dari Sana saat itu juga di kelas. Tidak pernah berpikir si kutu kupret Sana akan memberikan barang memalukan ini dan tidak perlu ditanya bagaimana menyesalnya mereka saat tahu apa isi bingkisan sialan itu.
"Untuk kalian pakai nanti malam. Jangan sampai robek, gue ingatkan khusus untuk lo, Jae!"
Rasanya ingin mencabik mulut sialan Sana yang tak berhenti mengoceh mengenai hubungan kedua pasangan itu yang harusnya menjadi rahasia bagi ketiganya.
"Jangan lupa juga minum susu campur kuning telur!"
Entah dari kapan Yuta muncul sembari meletakan dua kaleng susu steril yang sukses membuat mata Miyeon dan Jaehyun semakin melotot.
"Mesum sialan!" Dengan segera, Miyeon mengambil dua kaleng susu itu dan memasukannya di tas.
"Belum separah kalian lah!" balas Yuta lalu disenggol cepat oleh Sana.
"Halah! Padahal dalam hati udah gak tahan, tuh!" cebik Jaehyun. "Sayangnya si Yuyut masih digantung sama si kampret ini."
"Gak tahan apaan?" Sana yang memang agak oneng tentang pembahasan seperti ini kebingungan sendiri. Jaehyun yang sekarang merasa di atas awan, semakin menggoda kedua temannya itu.
"Gak tahan si Yuta mau kawin sama lo!"
"Heh!" Miyeon dengan sigap menampar lengan pacarnya keras.
"Gak jelas lo, Nyet!" Walau sebenarnya Yuta mengerti maksud ledekan Jaehyun, tetap saja ia harus menjaga image di depan Sana. Tidak mau dilabeli 'cowok mesum' di depan gebetan, euy.
"Ya udah kalau gitu, balik yuk, Beb?" ajak Jaehyun sambil mendusel manja Miyeon.
"Sok manis banget lo, jijik gue!" decih Yuta lalu diangguki oleh Sana.
"Iri bilang, Bos!"
Jaehyun yang memang tidak betah berlama-lama di kelas segera menarik tangan kekasihnya. Lalu sebelum benar-benar pergi, pria itu sempat menyenggol bahu Yuta sambil berbisik, "Dah tembak aja sekarang. Kelamaan ntar diambil om-om!"
Jaehyun agak kasihan sebenarnya, mengingat hubungan tanpa status temannya satu itu yang tidak kunjung kelar.
Sepeninggalan Jaehyun dan Miyeon, segera Yuta mengutarakan sesuatu yang sejak tadi ia tahan pada Sana.
"San."
"Ya?"
"Hm ... anuㅡ"
Yuta menggaruk kepalanya kikuk, sementara Sana menunggu dengan tidak sabar.
"Gue udah bilang sama Taeyong. Katanya dia tunggu di depan Biskom."
Ternyata yang diutarakan pun bukan sesuatu yang selama ini ia pendam. Dasar Yuta!
Sana yang mendengar itu sempat terdiam beberapa detik, sebelum memberikan ekspresi ceria seperti biasa. Segera ia ambil bingkisan yang sengaja ia buat untuk Taeyong, lalu bergegas pergi menuju Ruang Biskom, tapi sempat mengucapkan terima kasih dulu pada Yuta.
"Thanks, ya, Yut. Doain gue sama Taeyong jadian habis ini, hehehe."
Dan hanya dibalas oleh senyuman kecut Yuta.
x X x
"Maksud lo? Gak pernah ketemu lagi?"
Saat ini Yuta bersama teman seperjuangannya alias Jaehyun tengah menghabiskan waktu di warmindo sebelah kampus, sekadar menghabiskan sebungkus rokok untuk kesehatan jantung, canda jantung.
Obrolan hanya diawali oleh curhatan Jaehyun yang tampak tidak berhasil membawa kekasihnya ke atas pelaminan, karena Miyeon masih ingin fokus kuliah, lalu berlanjut pada curhatan Yuta yang tentu saja perihal Sana.
Yuta cukup heran dengan gelagat Sana semingguan ini. Setelah pertemuan mereka di kelas, saat Yuta mengabulkan permintaan Sana untuk bertemu Taeyong, keduanya tiba-tiba jarang berinteraksi. Atau mungkin, bisa dikatakan Sana yang sepertinya menjaga jarak pada Yuta.
Jika seperti ini, Yuta jadi beranggapan Sana sudah berpacaran dengan si Taeyong itu. Iya, 'kan? Orang yang sudah melepas status single biasanya akan menjaga jarak dengan temannya. Lalu, apa ini juga berlaku pada Yuta? Ah! Sad sekali.
"Masa mereka pacaran?" Jaehyun yang mendengarnya antara percaya atau tidak percaya sebenarnya. Karena selama ini, ia tidak melihat Taeyong dan Sana berjalan sebagai seorang pasangan. Bahkan kemarin ia melihat Taeyong pulang bersama Nayeon.
"Ya kalau gak pacaran, kenapa coba dia jauhin gue?"
"Siapa tau aja si Sana emang malas ketemu lo, Yut. Lo kan jarang mandi."
"Sontoloyo! Gue serius jahe tubruk!"
Jaehyun sebentar menertawakan Yuta. Memang paling suka meledek Yuta di kala mendung seperti ini.
"Tapi bisa jadi begini, Yut." Kemudian Jaehyun menyampaikan spekulasi yang ada di otaknya. "Gimana kalau sebenarnya Sana marah sama lo?"
Sukses membuat Yuta mengernyitkan dahi bingung. "Marah kenapa? Gue ada salah emangnya?"
Pemuda berlesung pipi sedalam tiga senti itu menggelengkan kepala, "Gimana kalau sebenarnya dia juga naksir sama lo? Tapi karena lo kelamaan gak nembak akhirnya dia ngambek kayak gini?"
Langsung ditepis dengan gelengan Yuta. "Ya gak mungkin lah, Cuk! Punya perasaan aja dia sama gue kagak ada selain temen jalan, temen makan, temen nontonㅡ"
"Itu biasa dilakuin orang pacaran, Cuk!" potong Jaehyun kemudian dengan mata menyipit.
"Hubungan kalian tuh, udah macem orang pacaran tau gak? Lo yang nurut sama si Sana, trus si Sana yang suka datengin lo entah ngapain. Yakin itu cewek bener-bener gak ada rasa sama lo?"
Membuat Yuta terdiam beberapa saat untuk mencerna ucapan Jaehyun. Lalu kembali Jaehyun menyampaikan aspirasiㅡmaksudnya spekulasinya eh, atau konspiresyen ya?
"Gimana kalau sebenarnya waktu itu si Sana cuma ngetes lo doang? Ngetes gimana reaksi lo, kalau semisal dia suka sama Taeyong?"
"Hah?"
"Bahlul banget lo, Yut! Ngerti gak maksud gue?" Jaehyun gemas ingin menamplok wajah Yuta dengan Indomie rasanya.
"Ya kagak lah! Lagian lo ngomong udah macem mbak you, ngandi-ngadi dari tadi!" sungut Yuta ikut sebal.
"Oke, deh! Ini ya gue persingkat dan perjelas. Kalau kata gue, si Sana juga suka sama lo! Miye juga pernah bilang kalau Sana suka banget ngomongin lo di tongkrongannya. Cuma ya ...."
Jaehyun berdecak melihat Yuta yang masih menunjukan ekspresi linglung. "Cuma lo sebagai cowok emang gak gercep buat nembak dia."
"Ya kalau ditolak gimana?"
"Ditolak urusan belakang! Yang penting lo utarain tuh, perasaan lo yang sudah karatan. Cewek itu butuh kepastian, Yut! Kalau cuma lo ajak jadi temen mah, kagak jelas-jelas hubungan kalian! Adanya sakit hati kalau dia nikah sama yang lain."
"Dih, ngapa lo bawa-bawa nikah, Nyet?" sewot Yuta.
Jaehyun mengangkat bahunya cuek. "Ya karena sekarang ini di fase gue pengen nikah, tapi ceweknya belom mau."
"Ya gimana mau lo ajak nikah kalau lo masih luntang-luntung di kampus belum kelar skripsi, sibuk ngudud doang di burjo!" ceramah Yuta yang sebenarnya 100% fakta.
"Iye sih. Bener juga." Jaehyun manggut-manggut. "Ya udah habis ini gue mau kelarin skripsi terus cari kerja, deh!"
Yuta sempat menahan tawa sebelum membalas Jaehyun dengan ledekannya. "Jadi apa? Kerja jadi abang cilok tuh, cocok! Atau mau cari tante-tante aja biar cepet kaya?"
"Cocotmu!"
Jaehyun hampir melempar Yuta dengan asbaknya sebelum tiba-tiba melihat Taeyong melintas di depan mereka. Tanpa babibu lagi, ia langsung menegur pria itu tanpa memikirkan Yuta yang menatapnya penuh curiga.
"Oi, Bang!"
"Hoi, Met!" balas Taeyong berhenti ketika Jaehyun memanggilnya.
"Met apaan? Jamet?"
"Culamet, hehe."
"Dih, gayus lo." Jaehyun berdecak ingin marah tapi mengingat marah adalah dosa, jadi tidak jadi. Oke, kembali ke awal ia memanggil Taeyong.
"Sendiri lo?" tanya Jaehyun.
"Iye nih. Kelar bimbingan gue pusing banget mau nyebat dulu."
"Oh," Jaehyun memandang sekitaran warung sebagai salah satu akting yang menjadi bakatnya selama ini. "Gimana Sana? Katanya lo jadian sama dia ya?"
Sontak membuat mata Yuta melotot. Antara ingin menguliti Jaehyun atau membakar Jaehyun saat itu juga.
"Hah? Jadian?" Respon Taeyong pun menjadi pengalihan rencana Yuta untuk membakar Jaehyun. Rasa ingin tahunya seketika merebak, menunggu jawaban Taeyong setelah ini.
"Gosip dari mana dah? Gak, gak ada jadian gue sama Sana," kilah Taeyong dengan wajah yang diyakini serius.
"Loh, gue kira lo pacaran sama Sana, Bang. Dasar ya kemakan hoax gue!" Jaehyun berkata sambil melirik kecil Yuta di sana. "Jadi, pacar lo siapa kalau bukan Sana?"
"Nayeon. Baru seminggu jadian. Oh iya, Sana ngasih gue sama Nayeon hadiah, katanya sebagai bentuk selamat atas jadian gue sama Nayeon," ungkap Taeyong, lalu tiba-tiba menoleh pada Yuta. "Lo yang kemarin nyuruh gue buat ketemu Sana, 'kan, Yut? Nah, itu gue sama Nayeon di sana ketemu dia."
"Oh begitu, ya, Bang."
Kini Yuta tidak lagi mendengarkan obrolan Jaehyun dan Taeyong. Pikirannya hanya memunculkan tulisan:
WTF WTF WTF
Yang di mana itu dimaksudkan untuk dirinya sendiri. Dirinya terlalu bodoh, untuk mempercayai sesuatu yang nyatanya tidak terjadi sama sekali.
"Eh, Yut! Kemarin si Sana ada bilang sama gue, kayaknya tentang lo, sih. Soalnya dia bilang temen dekatnya." Taeyong menyahut di tengah-tengah misuhan Yuta dalam hati.
"Tanya apa, Bang?" cerocos Jaehyun yang menjawab lebih dulu.
"Katanya dia lagi sedih karena temennya gak peka-peka. Temennya yang suka buat dia baper, tapi gak ada kejelasan sampe saat ini. Katanya gitu, gue gak tau itu lo atau bukan, tapi selama ini gue liat cuma lo yang jadi temen paling deketnya si Sana. Iye gak, Jae?"
"Tul, Pak Ustad!" balas Jaehyun heboh.
Lagi-lagi Yuta merasa tubuhnya mati rasa. Lalu dilanjutkan lagi oleh Taeyong,
"Sampai kapan mau gantungin anak orang, Yut?"
x X x
Di mana?
Sana
Kelas
Bisa ketemu?
Kelar matkul lo?
Sana
Gue ada kumpul tapi Yut
Bentar aja
Gak sampe satu jam
Lima menit deh
Sana
Yawda
Tempat biasa?
Gak
Di taman depan
Bisa?
Sudah terhitung sepuluh menit Yuta berada di taman dan tidak menunggu lama, dia bisa melihat kedatangan Sana dari jauh. Gadis itu mendatanginya dengan wajah agak canggung.
"Hai, Yut." Sana menyapanya pendek.
"Oi," balas Yuta pendek juga.
"Ada apa ni? Lo mau ketemu gue tumben di sini?"
"Harusnya gue tanya San, tumben lo mau iyain ajakan gue,"
"Loh, emang biasanya gue nolak ya?"
"Iya."
Sana diam beberapa detik, lalu berbicara lagi.
"Maaf deh, kemarin-kemarin gue sibuk rapat."
"Dulu sibuk rapat juga lo masih sempet minta jemput gue. Sekarang udah gak lagi. Udah ada tebengan baru, ya?" ucap Yuta agak membuat ekspresi Sana berubah kesal.
"Apa sih, Yut! Yang bener deh, gue gak mau ngerepotin lo aja kalo tiap hari minta jemput."
"Tapi gue gak pernah ngerasa lo repotin, San." Yuta memandang teduh gadis di depannya. Hendak berkata sesuatu, tetapi Sana lebih dulu berbicara.
"Gak baik kalau temen beda gender itu teralu deket, Yut. Nanti orang-orang bisa salah paham."
Yuta mengerutkan dahinya. "Salah paham?"
Sana mengangguk cepat. "Kita cuma temen. Gue gak mau dianggap punya hubungan lebih sama lo, padahal nyatanya kita cuma temen."
Dan kini Yuta menyadari sesuatu dan mungkin dia bisa mengerti apa alasan Sana menjauhinya.
"Jadi ini alasan lo jauhin gue? Takut dikira kita punya hubungan lebih dari temen?"
Sana yang semula menatap Yuta, kini menundukkan wajah. "Ya, mungkin."
"San?"
Yuta masih memandangi gadis itu, lebih dalam sampai rasanya Sana tidak kuat untuk sekadar mengangkat wajahnya.
"Apa lo ada perasaan buat gue?"
Pertanyaan itu lolos begitu saja. Sukses membuat Sana sedikit terkejut sampai akhirnya mendongak, menatap Yuta.
"Maksud lo?"
"Jawab dulu. Selama kita jadi teman, apa ada perasaan lo buat gue?"
Jujur, Yuta tidak pernah mengira hari ini akan menjadi hari jadiannya dengan Sana. Tetapi setelah mendapatkan sebuah pernyataan yang tak terkira, bisakah kita katakan bahwa hari ini adalah the best day ever untuk seorang Yuta?
"Ada. Gue ada perasaan buat lo, sejak kita kenalan pertama kali."
Yuta tidak berhenti untuk tersenyum saat itu. Rasanya seperti menjadi pria terbahagia sedunia, bahkan ia bernazar akan mentraktir satu dus rokok untuk Jaehyun dan Taeyong.
"Kalau gitu, bisa dong kita sah kan hubungan teman ini menjadi lebih dari teman? Biar lo bisa gue antar jemput lagi kayak dulu?"
"Maksudnya kita pacaran?"
Yuta tersenyum seraya menggapai bahu gadis itu untuk mendekat ke arahnya.
"Asal lo tau, San. Gue juga suka sama lo. Sayang banget sama lo. Lo jauhin gue kemarin, sempat buat gua galau tau gak?"
Karena Yuta mengira hanyalah dia seorang yang terjebak friendzone.
Tak mengira bahwa Sana pun juga merasakan hal yang sama.
"Gue juga, Yut. Liat reaksi lo yang sama sekali gak nunjukin lo suka sam gue, gue jadi putus asa bahkan pengen jauhin lo aja selamanya."
"Tapi akhirnya lo tau, 'kan, kalau gue suka sama lo? Emang lo gak sadar kalau perhatian gue selama ini udah nunjukin kalau gue suka sama lo?"
Sana mengelak dengan wajah menyebalkan. Tidak ingin kalah rupanya.
"Ya gak sadar lah! Orang perhatian lo selama ini gak ada romantis-romantisnya. Terus lo gak sadar? Selama ini gue minta bantuan lo karena pengen pengen deket sama lo?"
Yah, sadar tidak sadar intinya mereka sudah menjadi sepasang kekasih sekarang.
Berterima kasihlah pada Jaehyun.
x X x
"Bra?"
"Bokser?"
Jaehyun tersenyum bersama Miyeon di samping.
"Hadiah atas jadiannya, Kaka."
Ini adalah pembalasan untuk kedua Osaka couple itu dari dimple couple atas kejadian beberapa minggu lalu.
"Jangan sampe robek ya, San! Gue ingetin lo terutama Yut, jangan bringas kalo main!" seru Miyeon memperingati.
Sana dan Yuta sama-sama berdecak, sekaligus menahan malu.
"Dan ini susu telor jahe madu sebagai obat kuatnya."
Dan si sialan Jaehyun juga memberikan minuman yang rupanya telah diracik secara tradisional. Ia dapatkan dari tukang jamu langganannya, by the way.
Yah, walau malu, mau bagaimana lagi? Tanpa Jaehyun, Yuta tidak bisa berpacaran dengan Sana, 'kan? Jadi terima saja lah, Yut! Minum susu itu dan pakai boksernya nanti malam. Untuk tidur sendiri.
TAMAT
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top