The Meaning of My Present

Arvindka Hieka, seorang gadis yang memiliki memiliki rambut berwarna hitam panjang yang tergerai, dan sifat cuek yang sangat melekat di dalam dirinya.

Untuk ukuran gadis kelas 2 SMA, Hieka memiliki tinggi sedikit di atas rata-rata, yaitu 170 cm. 'Sedikit' di atas rata-rata, ok.

(Karena kalau menurut author anak gadis kelas 2 SMA berkisar antara 165-an cm :v jadi ... maaf kalau ternyata 170 cm itu pendek ... :v)

Entah akan seperti kehidupan Hieka saat ia pindah menuju SMA barunya di Tokyo, yaitu SMA Kirisaki Da Ichi atau mungkin bisa kalian singkat menjadi SMA Kiridai.

Apa mungkin ia akan mendapat cinta pertamanya di SMA itu atau tidak, hanya Hieka yang tahu.

The Meaning of My Present

By fallyndanella04

Warning : Typo everywhere, Wrong EBI (maybe), OOC, etc
Kuroko no Basuke hanya milik Fujimaki Tadatoshi
4 OC di sini hanya milik Viarhieka, Ki_Liya07, EdogawaMia, dan NRA_Yoshikuni

Happy Reading!

"Namaku Arvindka Hieka. Hajimemashite."

[Hajimemashite : Perkenalkan / Salam kenal]

Dengan wajah datar, Hieka memperkenalkan dirinya di depan kelas 2-B Kirisaki Da Ichi.

"Hieka-san berasal dari Indonesia. Ia pindah ke sini karena orang tuanya yang dipindah kerjakan. Berteman baiklah dengannya," ujar Kayano-sensei yang sedang berdiri di depan kelas.

"Nah, ada yang mau ditanyakan pada Hieka-san?"

Seorang siswa nampak mengangkat tangannya. "Umm, Hieka-san. Apa Hieka-san sudah punya pacar?" Tanyanya dengan rona merah di wajah.

Semua murid menatapnya geli. Bahkan ada yang terang-terangan tertawa kecil.

Hieka hanya menatap datar siswa tersebut sedikit lama sebelum membuka mulutnya, "...Apa pertanyaan itu penting? Tidak. Tidak ada."

Kalau mantan, iya. Sambung Hieka dalam pikiran.

Untuk murid yang berada di dekat siswa itu mendengar gumaman 'yes' darinya, mengabaikan perkataan sarkastis Hieka sebelumnya.

Sang sensei tertawa kecil. "Ada yang mau bertanya lagi?" Tanyanya.

Semua murid terdiam.

"Baiklah. Hieka-san, silakan duduk di bangku paling belakang di ujung kiri." Kayano-Sensei berujar sambil menunjuk ke arah bangku yang dimaksud ke pada Hieka.

Hieka mengangguk cuek. Ia memperbaiki posisi ransel di pundaknya dan beranjak ke bangkunya.

Setelah duduk, gadis yang ada di bangku sebelah Hieka menoleh dan menjulurkan tangannya. "Hai, Hieka-san! Aku Yoshikuni Asuka, panggil saja Asuka. Salam kenal. Semoga kau betah ada di sekolah ini, ya!"

Hieka menoleh.

Ia terdiam sesaat menatap uluran tangan itu lalu tersenyum. "Salam kenal, Asuka-san. Dan itu semoga saja," ujar Hieka sambil membalas uluran tangan itu.

"Oh, kau juga harus berkenalan dengannya, Ferena-chan!" Asuka menarik gadis berambut pirang pendek yang tempat duduknya berada di depan Hieka.

Gadis itu menunduk malu. Tangannya bermain satu sama lain. "U-um ... salam kenal, Hieka-san. Namaku Ferena Vyerika. Panggil saja F-Ferena," ujarnya dengan gugup.

Hieka mengangguk dengan wajah datar. "Salam kenal, Ferena-san," balas Hieka.

Asuka berbicara dengan semangat. "Sebenarnya kami masih ada 2 teman lagi, demo saa, mereka ada di kelas sebelah. Jadi, nanti saja saat istirahat kukenalkan!"

"Arigatou, Asuka-san." Hieka tersenyum.

[Arigatou : Terima kasih]

"Douitashimashite! Tidak usah dipikirkan ~" Asuka tersenyum lebar.

[Douitashimashite (douita) : Sama-sama]

Skip Jam Istirahat

"Yosh~! Hieka-chan! Ayo kami antar ke kantin, sekaligus mengenalkanmu pada teman kami yang lain!" Asuka menarik tangan Hieka.

Hieka facepalm sejenak.

Aku ingat tadi dia masih memanggilku menggunakan embel-embel -san dan sekarang sudah berganti menjadi -chan? Batin Hieka.

Saat sampai di kantin, Asuka dan Ferena membawa Hieka ke salah satu meja yang ada di sudut kantin. Di meja tersebut, sudah terdapat dua orang gadis lain.

"Eh? Ferenacchi, Asukacchi. Siapa perempuan itu?" Seorang gadis yang memiliki perawakan hampir sama persis dengan Mitsuki bertanya saat melihat Hieka.

"Ah, Mitsuki-chan! Mia-chan! Ini siswi baru di kelas kami tadi. Namanya--" perkataan Asuka dipotong oleh Hieka.

"Arvindka Hieka, salam kenal," ujar Hieka. Wajahnya datar saat mengenalkan dirinya lagi.

Gadis itu mengangguk.

Gadis dengan rambut berwarna merah terang dan memakai Eye-Patch di mata kirinya entah karena apa mengulurkan tangan seraya tersenyum ramah.

"Salam kenal, Hieka-san. Hiroshi Mia desu, dari kelas 2-A." Mia memperkenalkan dirinya dengan kalem.

Hieka membalas uluran tangan tersebut sambil tersenyum kecil. "Salam kenal, Mia-san."

"Nee-nee~! Aku Shinji Mitsuki, sepupu dari Asukacchi! Salam kenal, Hiekacchi!" Mitsuki, gadis dengan perawakan yang hampir sama persis dengan Asuka memperkenalkan dirinya dengan senyum lebar.

Hieka membalas senyuman lebar Mitsuki dengan senyum kecil. "Salam kenal juga, Mitsuki-san."

Mitsuki memegang bahu Hieka sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak boleh!" Ujarnya tiba-tiba.

"Huh?" Hieka bingung.

"Tidak boleh memanggilku menggunakan -san. Panggil saja Mitsuki atau Mitsuki-chan!" Hieka mengerjapkan matanya mendengar perkataan sang pemilik manik berwarna merah ruby itu.

Hieka mengerjap sesaat sebelum mendengus dan mengangguk. "Baiklah ... Mitsuki."

Mitsuki tersenyum puas.

Asuka menepuk punggung Hieka, "Nah ... Hieka-chan mau pesan apa? Aku traktir sebagai perayaan kau masuk ke sekolah ini!" Ujarnya sambil memamerkan cengiran lebar.

"Ah." Hieka menggeleng. "Tidak usah, Asuka-san. Aku membawa bekal."

Asuka cemberut. "Ehh~ baiklah," ujar Asuka mengiyakan.

Tiba-tiba seseorang menabrak sedikit punggung Hieka, membuat bekal yang dipegang Hieka terjatuh dan tumpah.

"Ah~ gomen~." Permintaan maaf yang tidak seperti meminta maaf membuat Hieka kesal dan berbalik ke hadapan orang itu.

Gadis itu makin kesal saat orang yang menabraknya hanya berwajah datar sambil mengunyah permen karet.

Hieka berkacak pinggang dengan kesal. "Apa maksudmu dengan kata maaf yang tidak serius itu? Kau sudah menjatuhkan bekalku!" Kesalnya. Ditambah ini laki-laki, makin kesallah Hieka.

Seisi kantin terdiam. Ferena bahkan sudah sangat pucat.

Pasalnya, yang berada di depan Hieka saat ini... adalah anggota inti tim basket putra Kirisaki Da Ichi yang terkenal selalu memakai kekerasan di pertandingan.

"Hm?" Pemuda di depannya menampilkan smirk kecil melihat keberanian Hieka.

Selama ini tidak banyak yang berani menentang anggota klub basket yang selalu memakai kekerasan itu.

"H-Hiekacchi! Sudahlah, aku akan membelikanmu makan siang, kok!" Mitsuki berbisik pada Hieka dengan panik.

Hieka menoleh dengan kesal. "Ini bukan masalah bekalku, Mitsuki. Tapi pemuda ini seperti tidak niat meminta maaf. Itu yang membuatku kesal."

Seisi kantin makin senyap, bahkan terlihat ada yang kabur dari kantin. Kali ini, Asuka dan Mia ikut memucat.

'Anak itu cari mati!' Batin semua murid yang berada di kelas 2-B tadi.

"Jaa~kalau begitu...." Pemuda tersebut memberikan kotak makan di tangannya kepada Hieka yang diterima gadis itu dengan bingung. Tanpa menunggu reaksi Hieka, pemuda itu lansung kabur dari kantin.

Hieka menggerutu sambil memegang kotak itu. Ia menoleh ke arah teman-teman barunya yang nampak menghela nafas lega. "Laki-laki yang tadi siapa, sih? Menyebalkan."

"Ah, Hieka-san pasti tidak mengenalnya, ya. Dia ..."

Other Place

"Hara!"

Panggilan itu membuat pemuda yang dipanggil 'Hara' menoleh.

"Kau lama sekali," pemuda yang bermata kosong seperti Mayuzumi sang pemain bayangan kedua di Rakuzan--Furuhashi Kojirou--berkomentar.

"Ah~itu...." Pemuda tadi--Hara Kazuya-- memosisikan tangannya di belakang kepala dengan santai. Smirk kecil masih setia di wajahnya. "Ada yang menarik perhatianku di kantin tadi."

Seto Kentarou menghela nafas. "Terserah. Lalu, mana titipan makananku tadi?" Tanyanya saat sadar Hara tidak membawa apa pun.

Suasana hening. Hara bersiul dengan wajah tak berdosa.

Sedetik kemudian, Hara lansung kabur dari tempat itu diiringi dengan sumpah serampah yang ke luar dengan indah dari Seto.

***

SKIP pulang sekolah

"Yo~kita bertemu lagi~kau gadis yang tadi siang, kan?" Hara menyapa Hieka saat mereka berada di loker sepatu.

Hieka menoleh dengan wajah datar. "Ah. Laki-laki tidak sopan tadi," ujar Hieka.

Hieka merogoh ransel sekolahnya nampak mengambil sesuatu. Ia menyodorkan sebuah kotak makan.

Hara ingat kotak itu. Itu kotak makan milik Seto. Kotak makan yang malah ia berikan ke gadis di depannya.

"Ini kotak makan yang tadi." Hieka memalingkan wajahnya. Ia bersemu kecil. "Terima kasih atas bekalnya."

Hara mengambil kotak makan itu sambil tersenyum menyebalkan -bagi Hieka-. "Habis? Wah, kau menyukainya ya?" Goda Hara.

Aura gelap mengitari Hieka. Wajahnya berubah judes. "Hah? Mulutmu sepertinya benar-benar mengundang untuk diberi kepalan tangan."

"Eh? Tidak mau~," kekehnya yang membuat Hieka kesal.

DUAK!

Tanpa berbicara apa pun lagi, Hieka menendang kaki Hara. Tidak memberi luka. Namun rasa yang menyakitkan pasti tetap ada.

"Kudengar dari temanku, klub basket kalian sudah terbiasa melakukan kekerasan pada lawan." Hieka berbicara santai. Ia berjalan pergi sambil tersenyum sinis. "Jadi anggap saja ini sebagai salah satu rasa sakit mereka."

Hara memegangi kakinya sambil sedikit meringis, meski wajahnya masih menampakkan senyum rubah. Ia memandangi punggung Hieka.

"Arvindka Hieka memang gadis yang menarik," ujar Hara sambil tertawa kecil saat Hieka sudah menjauh.

***

"Hieka-chan! Ohayou!" Ferena menyapa Hieka saat mereka berdua sedang berada di lorong sekolah.

Sudah beberapa minggu Hieka bersekolah di SMA Kirisaki Da Ichi. Selama itu pula Hieka selalu bersama Asuka, Mitsuki, Ferena, dan Mia. Hieka cukup menyukai mereka.

Hieka tersenyum riang. "Ferena-chan! Ohayou mo! Hei, kau sudah menyelesaikan pekerjaan rumah kemarin, Ferena-chan?" Tanya Hieka.

Ferena tersenyum lebar. "Sudah! Ternyata aku masih bisa mengerjakan soal-soal matematika itu. Kukira aku akan meminta bantuanmu lagi, Hieka-chan!"

"Hehe." Hieka tersenyum lebar.

Bisa dibilang, Hieka menyukai masa-masa sekolahnya di SMA Kirisaki Da Ichi. Hanya satu yang menjadi masalah.

Hara Kazuya.

Laki-laki itu entah kenapa sering mendatanginya. Yang membuat Hieka bingung adalah teman-temannya itu (lebih tepatnya hanya Asuka dan Mitsuki) sering tersenyum sendiri saat melihat Hieka dengan Hara.

Selama ini Hara memang tidak mendatanginya untuk mengganggu. Malah akhir-akhir ini jika Hara tidak mendatanginya, Hieka merasa agak kesepian (walau yang bersangkutan tidak mau mengakui itu).

Nah, itu dia datang.

"Hieka-chan~ohayou~kau masih terlihat manis hari ini!" Dan seperti biasa, Hara mengawalinya dengan menggoda Hieka.

"Uh." Hieka hanya mengangguk cuek. Ia mengabaikan godaan Hara.

Hara tersenyum lebar--ah tidak, Hara Kazuya memang sering tersenyum. Senyum yang memiliki kesan licik.

Pemuda itu merogoh bagian sakunya dan memberikan jepitan dengan 2 buah hiasan bunga di atasnya. "Ne, Hieka-chan! Aku menemukan ini di toko aksesoris. Kupikir akan cocok kalau tersemat di helaian rambut hitammu ini," ujarnya sambil mengelus rambut panjang Hieka.

Hieka merasa wajahnya memanas. Ia menepis tangan Hara pelan dengan wajah merona. Tentu saja, juga terlihat kesal.

"Jangan menyentuh rambutku seenaknya," ujarnya. Kata-katanya sebenarnya tidak cocok dengan wajahnya yang merona imut.

Hara tertawa kecil. Ia mengacak rambut Hieka sebelum pergi meninggalkannya setelah memasang jepitan itu pada rambut Hieka. Ia pergi seperti biasa sambil memakan permen karet.

Hieka yang kesal lansung berteriak. "Hei! Jangan membuat rambutku berantakan!" Balasan seruan Hieka hanya lambaian tangan santai dari Hara.

Ferena hanya terdiam memperhatikan interaksi tersebut. Wajahnya merona malu saat mengingat perlakuan Hara terhadap Hieka. Terkesan ... romantis.

"H-Hieka-chan ...." Ferena memanggil Hieka.

Hieka menoleh. "Hm? Ada apa, Ferena-chan?" Tanya Hieka.

"Apa kau yakin ... tidak memiliki hubungan spesial dengan Hara-san?"

".... TIDAK!"

"Sungguh? Hara-san dan Hieka-chan sangat romantis tadi."

"S-SUDAH KUBILANG TIDAK!"

(Author : ... sebentar. Apakah aku membuat karakter Arvinda Hieka jadi OOC? Kalau, ya, maafkan aku, Hiekacchi TT^TT)

Ferena menunduk. "Sepertinya sekarang aku mengerti kenapa Mitsuki-chan dan Asuka-chan sangat senang saat melihat Hieka-chan bersama Hara-san," gumam Ferena gugup.

***

Skip Day

"Otanjoubi Omedetou~!"

[Otanjoubi Omedetou : Selamat Ulang Tahun]

Itulah kata-kata pertama yang menyambut Hieka saat ia ke luar dari kamarnya di saat liburan musim panas ini.

Butuh beberapa detik untuk Hieka memproses pemandangan di depannya.

"Kalian...," geram Hieka. "Kenapa bisa ada di sini, pagi-pagi!?"

Mitsuki tertawa kecil. "Maa, maa! Ini hari ulang tahunmu! Tidak mungkin kami tidak memberimu kejutan apa pun kan?" Ujar Mitsuki.

Hieka menghela nafas. "Setidaknya jangan pagi-pagi." Gadis itu tersenyum. "Ya... baiklah. Yang penting, terima kasih sudah mau repot-repot."

Mereka berempat tersenyum senang. "Sama-sama!"

"Sebagai hadiah ulang tahunmu, kami akan mengajakmu ke taman hiburan," ujar Mia tersenyum lembut. "Tenang saja, bagianmu kami patungan karena ini adalah hadiahmu."

Raut wajah tersenyum Hieka tidak berubah. "Dasar. Baiklah, aku akan bersiap-siap dulu sebentar."

Skip (oke ini skip terus)

Di taman hiburan

"Nee-nee! Ayo naik Roller Coaster!" Ajak Mitsuki dan Asuka semangat secara bersamaan.

Hieka mengangkat alisnya bingung. "Huh? Serius? Sejak tadi kalian ingin bermain permainan yang ekstrem terus seperti rumah hantu dan lain-lain. Lalu sekarang Roller Coaster?" Tanya Hieka.

[PS : kata-kata "dan lain-lain" karena authornya bingung apa saja nama permainannya]

Mereka berdua tersenyum lebar tanpa dosa. Mencurigakan. Saat kedua sepasang sepupu ini mengajak ke permainan sebelumnya mereka tidak sesemangat ini.

Mia dan Ferena menengok ke arah antrian Roller Coaster. Awalnya mereka terlihat terkejut. Namun beberapa detik kemudian berubah menjadi maklum.

"Yah, tidak apa-apa, kan, Hieka?" Tanya Mia. Ferena mengangguk semangat. "Um! Setelah ini kita akan beristirahat sebentar untuk makan siang," lanjut Ferena.

Hieka menghela nafas dan mengangguk. "Baiklah, tapi habis ini istirahat dulu ya."

Mereka berempat mengangguk.

Beberapa menit mengantri untuk menaiki Roller Coaster. Saat giliran mereka sudah hampir tiba, Asuka tiba-tiba berseru. "Wah!! Hara-san, kebetulan sekali!"

Ternyata... Asuka dan Mitsuki bersemangat mengajak Hieka ke permainan Roller Coaster karena melihat Hara Kazuya di antrian.

Hara menoleh. "Ah~ Hieka-chan dan teman-temannya~ hai~!" Sapa Hara sambil melambaikan tangannya.

'Glek'

Hieka menelan ludahnya kasar. Sekarang ia mengerti. Mengerti kenapa Mitsuki dan Asuka sangat bersemangat.

"Nah, Hieka-chan duduk di samping Hara-san saja, ya! Habisnya tidak bisa bertiga, sih!" Seru Mitsuki lalu mendorong Hieka ke arah Hara.

Hieka memasang wajah 'yang-benar-saja-kalian' namun hanya bisa pasrah karena kalimat Mitsuki benar juga.

***

Wajah Hieka memerah. Benar-benar merah.

Semua ini karena Hara Kazuya itu!!

Kenapa pula dia mengecup pipinya saat berada di atas Roller Coaster tadi!? Mana saat kameranya memotret! Jadinya terdapat foto Hara yang mengecup pipi Hieka di salah satunya.

Si pelaku utamanya malah hanya bersiul tanpa dosa lagi!

Reaksi yang lain? Mitsuki dan Asuka sudah jelas heboh. Mia awalnya terlihat tercengang sebelum mengangguk entah karena apa. Ferena malah ikut-ikutan merona saat melihat fotonya.

"Nah, para perempuan sekalian. Aku pinjam sahabat kalian dulu, ya?" Tanya Hara sambil menggenggam tangan Hieka. Tanpa menunggu jawaban, Hara segera pergi dengan tangan masih menggenggam tangan Hieka.

Hieka hanya mendengar samar-samar suara Mitsuki yang berkata 'semangat, ya' dan Asuka yang berkata 'silakan kencan'. Mia dan Ferena hanya melambai sambil tersenyum.

"H-huh, Hara! Jangan membawaku sembarangan, dong! Dan lagi apa-apaan ciuman itu!?" Tanya Hieka tidak habis pikir. Wajahnya masih merona.

Hara tersenyum rubah. "Eh~? Tapi kau terlihat manis, Hieka-chan~," godanya.

Hara terhenti. Ia menatap ke satu arah sebelum menoleh ke arah Hieka lagi. "Hieka-chan tunggu di sini, ya."

"Eh--!? Hei!" Seru Hieka namun Hara sudah keburu pergi. Hieka hanya bisa mendengus kesal.

Hieka mengingat-ingat kejadian tadi. Kejadian saat Hara mengecup pipinya. Wajahnya memerah kembali saat memikirkan itu. Jantungnya berdetak dengan keras. Hieka berdebar-debar.

"Heh~? Hieka-chan, wajahmu memerah~ apa yang kau pikirkan, hm?" Tiba-tiba suara Hara terdengar.

Hieka tersentak. Ia berusaha mengelak. "H-hah!? Aku tidak memikirkan apa-apa--eh?" Suara Hieka berubah bingung saat Hara memberikan es krim ke arahnya.

Hara tersenyum lembut. Bukan senyum rubah ataupun senyum licik. "Otanjoubi omedetou," ujarnya.

Hieka blank sesaat sebelum menerimanya dengan canggung. "A-arigatou... darimana kau tahu aku ulang tahun hari ini?" Tanyanya bingung.

Hara mengangkat bahunya. "Dari sahabat-sahabatmu, tentu saja."

"Nee, Hieka-chan," panggil Hara sambil memakan es krimnya. "Apa kau masih ingat semua hadiah yang pernah kuberikan untukmu?" Tanyanya.

Hieka menoleh bingung. "Masih ingat, sih... kalau tidak salah sebuah handband, dua buah ikat rambut, dua buah jepitan, sebuah pita rambut, dan sebuah gelang dari tali. Oh ya, Hara, kenapa setiap barang-barang yang kau beri selau ada hurufnya?" Tanya Hieka.

Hara mendengus geli. "Hieka-chan payah juga kalau hal beginian ya~"

Hieka kesal. "Hah!? Apa maksudnya?"

"Coba kau urutkan hurufnya berdasarkan urutan hadiah yang kuberi," perintah Hara.

Hieka mengingat-ingat. "Em..,

1. Handbandnya itu memiliki huruf D.
2. Ikat rambut pertama memiliki huruf A.
3. Ikat rambut kedua memiliki huruf I.
4. Jepitan yang pertama memiliki huruf S.
5. Jepitan yang kedua memiliki huruf U.
6. Pita rambutnya memiliki huruf K.
7. Gelang talinya memiliki huruf I lagi."

.
.
.
.
.
.
.
.
.

'Daisuki'

Hieka diam sejenak. Sedetik kemudian wajahnya merona hebat. "E-EHH!?" Jeritnya tidak percaya.

Hara tersenyum. "Daisuki yo, Hieka-chan~, jadilah kekasihku," ujar Hara.

[Daisuki yo : intinya sih mencintaimu / menyukaimu gitu]

Hieka menunduk. Wajahnya belum membaik. Hara melihat dengan cemas. Apa ia terlalu tiba-tiba dalam menyatakan perasaannya ya? "Hieka-chan?"

"... ..... .........."

"Huh? Kau bicara apa, Hieka-chan?"

"Aku ..... .........."

"Hieka-chan, bisa bicara lebih keras?"

"AKU TIDAK MENOLAKMU, BODOH!"

Nafas Hieka terengah-engah. Wajahnya menampakkan kekesalan dan rasa malu sekaligus. Awalnya Hara terlalu terkejut untuk bereaksi sebelum tersenyum lebar. Ia lansung memeluk Hieka erat.

"Waa--! Jangan memelukku tiba-tiba!" Protes Hieka. Aslinya malu saja.

Hara mengabaikan protes itu. "Jadi, Hieka-chan mencintaiku juga?" Tanyanya tersenyum lebar.

"Wawawa! Aku tidak bilang begitu!"

"Wah, Hieka-chan malu-malu~! Tapi Hieka-chan menerima perasaanku! Jadi pasti kau mencintaiku juga!"

"A-aku tidak akan mengatakannya!! Bodoh bodoh bodoh--mm."

Sebuah bibir lansung menutup mulut Hieka. Tidak peduli keadaan, Hara tetap mencium Hieka selama beberapa detik.

"A-APA YANG--" Ucapan Hieka terpotong lagi saat Hara memeluk Hieka lebih erat.

"Hieka-chan~ daisuki dayo~"

Wajah Hieka memerah kembali sebelum membalas pelukan Hara. "D-Daisuki mo...."

----------------------------------------------------------
END
----------------------------------------------------------


...

Timelinenya anggap saja bebas.
Terlalu cepet alurnya, ya? Hehe.
Maaf ya pinjam karakter kalian seenaknya, Rizu-chan. Mia-san. Shinji-san.
Ada omake di bawah, btw. Jangan di back dulu.

----------------------------------------------------------
OMAKE
---------------------------------------------------------

Tidak jauh dari tempat pasangan Hara-Hieka berada, terdapat empat orang gadis yang bergerombol. Seakan-akan sedang memata-matai Hara dan Hieka.

"Kyaa! Hara-san dan Hieka-chan benar-benar romantis~!" Seru Mitsuki mulai fangirling. Mulai kumat sifatnya dia.

"Ya ampun, sayang sekali aku tidak bawa kamera untuk mengabadikan momen ini! Mereka benar-benar cocok!" Komenter Asuka sambil mengeluh sayang.

Wajah Ferena ikutan merona saat melihat adegan ciuman tersebut. "H-Hara-san benar-benar berani...," gumamnya.

Wajah Mia memerah sedikit. "Ah yah... kurasa aku sekarang setuju dengan Mitsuki dan Asuka-san. Mereka romantis dan cocok sekali," ujarnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top