Part 37

Aku terbangun tiba-tiba dari tidur lelap dengan napas yang menderu. Sementara keringat dingin mengucur dari pelipis kanan dan kiriku padahal kipas angin di kamar kami masih menyala. Udara dini hari juga tidak gerah sama sekali. Silvi yang berbaring di sebelahku tampak pulas dan tidak terganggu. Namun, aku terbangun tiba-tiba bukan tanpa alasan. Aku baru saja dibangunkan oleh sebuah mimpi.

Apa itu benar-benar kelanjutan mimpiku sebelumnya?

Aku baru saja terjaga dari sebuah mimpi aneh yang mungkin saja merupakan gambaran dari kehidupanku sebelumnya. Sungguh, apa yang kulihat dalam mimpiku sangat tidak masuk akal dan di luar dugaan.

Di hari kematian Raden Arya, kedua orang tuaku menyuruhku untuk melarikan diri ke hutan. Mereka melakukan itu untuk keselamatan diriku yang mungkin akan dijadikan sebagai tersangka atas meninggalnya Raden Arya. Bukan sebagai tersangka sesungguhnya, tapi aku akan dianggap menjadi pemicu Raden Arya mengakhiri hidup. Keluarga Raden Arya pasti akan menyalahkanku dan mungkin saja akan membunuhku. Jadi, aku mesti melarikan diri agar terhindar dari keluarga Raden Arya.

Aku baru saja memasuki hutan saat seorang pria tiba-tiba muncul dari belakang tubuhku. Ia memperkenalkan diri sebagai Jatmiko. Pria itu bermaksud menolongku. Ia membawaku pergi menuju ke sebuah pondok yang berada di pinggiran desa dan menyuruhku untuk tinggal di sana.

Awalnya aku sama sekali tidak memercayai Jatmiko, tapi dari waktu ke waktu aku bisa merasakan ketulusan pria itu. Jatmiko memenuhi semua kebutuhan hidupku, mulai dari makanan, pakaian, dan perlengkapan lain.

Singkat cerita, aku dan Jatmiko memutuskan untuk menikah. Kami memiliki dua orang putra dan kami hidup bahagia.

Lantas, kenapa aku justru terbangun dengan keringat mengucur deras di saat mimpiku berakhir bahagia?

Jika takdir tidak berkenan mempersatukan aku dan Raden Arya, aku masih bisa menerima kenyataan dengan lapang dada. Namun, bagaimana aku bisa menerima kalau di kehidupan sebelumnya aku justru menikah dengan Jatmiko tanpa tahu apa-apa tentang dirinya? Padahal beberapa waktu lalu Dewangga memberitahuku jika di kehidupan sebelumnya Jatmiko-lah yang sudah memasukkan racun ke dalam minuman Raden Arya. Dan yang membuatku syok berat adalah kenyataan bahwa Jatmiko dan Satria merupakan orang yang sama. Satria adalah reinkarnasi Jatmiko!

Jika dirunut ke belakang Jatmiko merupakan sepupu Raden Arya, tapi di kehidupan sekarang kenapa Satria justru menjadi adik Dewangga dan bukan saudara sepupunya? Ada apa ini sebenarnya? Adakah sesuatu yang salah atau terlewat? Ada misteri apa di balik semua ini?

Silvi masih saja terlelap dan tidak menyadari jika aku sedang menatapnya seraya berharap ia akan terbangun dari tidur. Aku ingin menceritakan tentang mimpiku barusan dan mengajaknya berdiskusi, tapi itu tidak mungkin kulakukan sekarang. Aku hanya bisa melakukannya esok hari atau saat malamnya, di kala kami sedang senggang dan sudah menyelesaikan makan malam.

Aku hanya bisa tertegun sendirian. Pun kalau mau melanjutkan tidur, aku tidak yakin dapat melakukannya. Membaca buku apalagi. Konsentrasiku tertuju pada hal lain dan mustahil aku bisa membaca dengan semestinya. Aku memutuskan untuk terjaga hingga pagi tiba.


                      ****Selesai****

26 Juli 2024




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top