Jurig 3

1. Setiap Salju yang Turun Tidak Pernah Sama Wujudnya (88)

Cerpen pembuka yang bagus dan sesuai dengan temanya. Terima kasih sudah mengumpulkan cerpen bulanan, Kakak!

Sebenarnya sudah bagus dari segi alur, KBBI, dan penokohan. Ini juga seperti kita membaca sisi lain dari ceritanya Putri Salju. Hanya saja ada beberapa hal yang saya rasa perlu diperbaiki.

• Untuk dialog yang full huruf kapital, tanda serunya satu aja cukup. Dialog full kapital itu sudah menandakan kalau si tokoh lagi berteriak, marah, atau dialog yang pas bicara butuh suara keras, jadi tidak perlu tanda seru lebih dari satu untuk menekankan imaji itu.

• Saya merasa alurnya rada lompat, terutama di awal. Kakak bisa jelaskan kok tiba-tiba si Ratu minta anak seperti Putri Salju, apa alasannya. Kemudian jatuh cintanya Putri Salju sama Ferdinand bisa dijelaskan, dia jatuh cinta sama apanya Ferdinand. Apakah wajah, kekayaan, atau tata kramanya. Alurnya sedikit putus di sini karena Putri Salju buat apa minta Ramuan Cinta kalau dia jatuh cinta ya hanya jatuh cinta sama Ferdinand, pembaca tidak tahu Putri Salju suka apanya dari dia.

• Jangan lupa bubuhin koma (,) setelah kata 'tetapi'. Sebaliknya, pada dialog, tanda koma tidak perlu diberi sebelum kata 'ya'.
Sejauh ini hanya ini yang bisa saya komentari. Semangat, Kakak!

2. Little Red Riding Hood (92)

Oke, ini cerpen yang cukup membuat saya .... Wow, kok bisa kepikiran?

Yang menjadi nilai plus dari cerpen ini adalah penulis dapat mengeksekusi idenya dan mengembangkan alurnya menjadi lebih menakutkan daripada cerita Red Riding Hood yang biasanya. Definisi MC benar-benar villain. Saking menariknya cerpen ini, saya nyaris tidak tahu mau berkomentar apa selain; "Selamat, cerpen Kakak peringkat 1 oleh saya."

• Ada typo. Seharusnya 'memastikan', tapi malah 'mematikan'.

• Kakak bisa tambahin apa yang bakal dilakukan Nenek kalau Red benar-benar 'menyentuh' rotinya. Ini bisa jadi faktor utama kenapa Red bisa setega itu buat *spoiler* neneknya sendiri di dalam perut Serigala. Kakak juga bisa tambahkan apa saja yang sudah terjadi sama Red sampai-sampai orang yang reinkarnasi ke tubuh Red itu kayak mau membunuh semua orang yang pernah menyakitinya.

• Saya rasa Kakak perlu menjelaskan kenapa 'ibu' menampar tokoh utama sampai terpelanting. Kakak harus jelasin alasan masuk akalnya (mungkin sempat ada penjelasannya di cerita, tapi saya rasa itu tersirat dan baru bisa diketahui setelah baca cerpennya berulang kali).
Baik, hanya ini yang bisa saya komentari. Semangat, Kakak!

3. Aku Menjadi Bawang Putih (87)

UEE MALAH GANTUNG! JANGAN GANTUNG! SIKSA LAGI BAWANG MERAH-NYA!

• Penulis butuh pembelajaran lebih mengenai bagaimana menyisipkan emosi pada seorang karakter, terlebih karakter villain. Kekurangan cerita ini terletak pada kurangnya emosi yang dirasakan selama cerita berjalan. Emosi yang muncul pada cerita hanya sekedar tokoh jahat biasa yang berusaha melawan ibu dan saudari tirinya.

• Untuk dialog dengan nada gertakan, penulis bisa tambahkan tanda seru untuk mempertajam emosi yang diluapkan.

• Ada satu logika putus yang saya temukan di adegan di mana Bawang Putih mau makan, tapi ditahan ibu sama saudari tirinya. Sebenarnya kalau penulis bisa membangun penokohan ibu dan saudari tiri Bawang Putih ini dengan lebih jahat, gertakan dari Bawang Putih saja tidak cukup untuk membuat mereka melepaskan Bawang Putih, lalu pergi entah ke mana. Saran saya, penulis bisa menyisipkan adegan di mana gertakan Bawang Putih malah membuat ibu dan saudari tirinya makin murka. Toh, rumah mereka memang rumah ayah Bawang Putih, tapi bukan berarti Bawang Putih tidak bisa diusir dari situ. Hal ini bisa membangun emosi dan penokohan yang Kakak ingin sampaikan.
Mungkin hanya ini yang bisa saya komentari. Sisanya seperti PUEBI dan KBBI sudah bagus, baik di narasi maupun di dialog. Semangat, Kakak!

4. Under The Sea, Where His Heart Belongs (86)

Mengerikan juga kalau duyung sakit hati ya.

• Alangkah baiknya Kakak mengenalkan terlebih dahulu para duyung yang berdialog dalam cerita Kakak. Soalnya saya kaget kenapa tiba-tiba langsung ada nama tokohnya tanpa ada deskripsi fisik mengenai tokoh-tokoh itu sebelumnya (kecuali Seana).

• Untuk kata keterangan setelah dialog, seperti "kata Penyihir Laut kesal.", Kakak bisa tambahkan koma antara kata 'laut' dan 'kesal'. Hal ini bisa menggambarkan perasaan Penyihir Laut menjadi lebih jelas.

• Kayaknya ada miss-plot di akhir-akhir cerita. Putri Duyung maunya menyisakan lelaki yang ia selamatkan dan mengecualikan dia untuk diambil jantungnya, tapi kenapa pada akhirnya dia tetap mengambil jantung si lelaki? Kakak bisa jelasin lebih lanjut agar tidak ada kesalahpahaman.

Mungkin hanya itu yang bisa saya komentari. Untuk KBBI dan PUEBI sudah bagus, tinggal diminimkan saja typo-nya. Semangat, Kakak!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top