Jurig 2

1. Setiap Salju yang Turun Tidak Pernah Sama Wujudnya
Nilai: 90

Pembuka yang cukup menyenangkan untuk event bulan ini! Cerpen ini cukup rapi, minim kesalahan tanda baca juga. Sebenarnya ide yang diambil cukup menarik, tentang sisi jahat Snow White. Aku terkesan dengan caramu menjelaskan dengan runut semua kejadian dari awal hingga akhir. Tetapi, menurutku presisi dari satu adegan ke adegan lain agak kurang mulus. Mungkin karena keterbatasan jumlah kata dengan scene yang banyak, cerpen ini jadi agak terasa terburu-buru, flow-nya agak kurang natural menurutku pribadi. Tapi secara keseluruhan, cerpen ini udah bagus banget. Makasih sudah ikut meramaikan bulan ini!

2. Little Red Riding Hood
Nilai: 92

Ada beberapa kalimat yang rancu, seperti: ‘Aku menatap sepatu butut sendiri …’ Mungkin niatnya untuk mengurangi serangan ‘ku di satu kalimat, tetapi kalimatnya jadi terasa kurang pas. Ada peletakan tanda titik dan koma yang kurang pas.

Pertama-tama, aku baru tahu kalau little red riding hood itu seorang anak laki-laki. Kedua, aku takjub sekali dengan caramu memasukkan karakter lain yang membuat sosok Red ini menjadi villain yang masuk akal. Tadinya, aku mau protes ketika kamu dengan tegas menarasikan bocah lima tahun punya pemikiran sepicik itu terhadap orang sekitarnya. Padahal anak usia lima tahun belum punya logika yang matang untuk membedakan baik dan buruk dengan tepat. Namun, pada akhirnya aku mengerti kenapa Red jadi seperti itu.

Terima kasih sudah ikut serta pada event bulan ini!

3. Aku Menjadi Bawang Putih
Nilai: 87

Aku suka caramu mendeskripsikan benda-benda mati dalam cerpen ini, tidak hanya fokus pada gerak-gerik tokohnya, tetapi juga menjelaskan dengan detail tata benda yang ada di sekitar tokoh. Namun, sayangnya ini cuma ada di awal. Selebihnya kamu lebih banyak menggunakan tell daripada show, bahkan kepada tingkah laku bawang merah dan si Ibu. Mereka hampir tidak memiliki dialog sama sekali sepanjang cerita ini berlangsung.

Sama seperti cerpen sebelumnya, tokoh bawang putih di sini juga ‘kerasukan’ orang lain ya, tetapi akhir dari cerita ini memang agak sedikit mengecewakan. Sudah lama aku tidak membaca ending malas seperti ini. Mimpi memang cara paling mudah untuk membuat yang tidak masuk akal menjadi masuk akal. Tetapi jika ini sudah tentang dongeng, mungkin ada cara yang lebih fantastis daripada sekadar masuk ke dunia dongeng melalui mimpi.

Ada beberapa tanda baca yang kurang tepat, seperti ‘Jangan menggangguku, jika …’ artinya akan berbeda dengan ‘Jangan menggangguku. Jika ingin, cuci saja, …’ semoga dimengerti, yaa.  Selebihnya, sudah lumayan bagus. Terima kasih sudah mengikuti event bulan ini!

4. Under The Sea, Where His Heart Belongs
Nilai: 86

Definisi cinta ditolak, dukun bertindak. Anyway, konsep yang dipake cakep banget. Cuma sayangnya agak kurang detail dan intim antar tokohnya. Sama kayak cerpen sebelumnya, terlalu banyak tell dibanding show, jadi kesanku sebagai pembaca agak kurang masuk ke dalam ceritanya. Ada beberapa kesalahan tanda baca, tapi enggak terlalu mengganggu. Selebihnya sudah okee, walaupun kemarahan si Seana terhadap si Laki-laki pirang ini membuatnya sampai menciptakan bencana besar, tapi tetep aja kemarahannya si Seana agak kurang nge-feel gitu lho. Jadi, sebagai pembaca aku malah nggak ikutan marah waktu dia ngeliat si Laki-laki jalan sama cewe lain.

Terima kasih sudah ikut serta di event bulan ini!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top