Chapter 7 : The Worst Sunday Ever

~Miku's PoV

"Rin!! Hentikan!! Aku ngga mau!!" Teriakku.

Sekarang, aku sedang ditarik Rin menuju ke kelas kecantikan. Kalian mungkin heran kenapa ada kelas kecantikan disekolah yang sudah jelas untuk melatih petarung.

Jawabannya, agar para murid perempuan bisa melepaskan penat selama latihan. Bagi para perempuan itulah cara yang ampuh.

Bagiku, itu adalah neraka. Aku benci dengan kelas seperti ini. Aku benci berdandan. Aku baik meskipun tanpa bedandan.

"Oh ayolah, Miku. Kelas ini tidak akan membunuh mu. Kamu hanya perlu menemaniku." Ucap Rin mulai kesal.

"Kan sudah ada Yuri. Aku ngga mau!! Berhentilah menarikku!!" Rengekku.

Rin kemudian menatapku tajam.

"Rin!! Apa kamu sadar kalau kamu sudah membangunkanku jam 5 hanya untuk ini. Kalau kau bukan temanku, sudah kubunuh kau saat itu juga!!" Teriakku.

"Miku... Ayolah. Kumohon." Pinta Rin dengan Puppy Eyes nya sambil berheti menarikku.
Ha! Itu tak akan bekerja padaku. Aku sudah kebal dengan hal itu.

"Usaha bagus Rin tapi puppy eyes tidak pernah bekerja padaku." Ucapku sambil berbalik arah menuju asrama.

"Sial.." Kudengar Rin mengumpat pelan.

"Ughh.. baiklah aku pergi sendiri saja." Ucapnya dengan kesal sambil berjalan menuju kekelas terkutuk itu.

Aku hanya melanjutkan menuju keasrama tanpa mementingkan anak itu.

Tiba tiba ada yang memelukku dari belakang.

"Oh ayolah Mikuuu... aku butuh teman. Anak ini benar benar menyebalkan.

Aku langsung memegang pundak Rin dan melakukan Jumper ke kelas kecantikan.

"Aku hanya menemani sampai disini. Bye, Honey.." Ucapku sambil melambaikan tanganku kemudian melakukan Jumper ke kamar asrama ku.

Sekarang hari minggu jadi para murid bisa melakukan hal bebas.

Dan hal yang aku inginkan adalah tidur sepuasnya. Bantal dan aku merupakan sahabat terbaik dan tidak bisa dipisahkan.

Aku langsung membanting tubuhku kekasur dan memejamkan mataku.

Saat aku hampir tertidur, seseorang menimpa tubuhku membuatku mengerang.

"Ayo bangun dasar pemalas. Kita harus latihan, aku tidak ingin memiliki partner yang lemah." Ucap Ryuu.

Aku menarik selimutku hingga menutupi kepalaku.

"Ughh.. pergilah Ryuu.. sekarang masih jam setengah 6. Kita latihan jam 10 aja." Ucapku kesal.

"Tidak. Kau bangun sekarang karena kita akan latihan titik." Perintahnya.

Dia menarik selimutku hingga aku terjatuh.

"Ryuuu!!!!" Teriakku.

Dia menutup telinganya.

"Kau pasti bisa membaca pikiranku dan kamu pasti tau apa yang benar benar aku inginkan. Saat ini aku benar benar ingin membunuhmu." Omelku.

"Dan aku tidak peduli. Cepatlah mandi. Jika kau tidak datang dalam 30 menit, aku yang akan membunuhmu." Ancamnya.

Dengan malas aku menuju ke kamar mandi.

15 menit berlalu dan aku sudah siap dengan baju t shirt berwarna putih dan celana jeans biru.

Aku melakukan Jumper ke ruang latihan.

Ketika disana, Ryuu sudah sampai dan sedang melatih telekinesisnya.

"Kupikir kau akan terlambat. Ayo kita mulai latihannya sekarang." Ucap Ryuu.

Latihan pun berlangsung seperti biasa. Dan hasil akhirnya, kami selalu seri.

"Haahhh... capenya..." Ucapku.

"Oke, kita istirahat dulu. Kita lanjut nanti." Ucap Ryuu.

"Yesss!!" Ucapku girang.

Aku langsung melakukan Jumper ke ruang makan dan mengambil 2 minuman botol.

Aku melakukan Jumper ke ruang latihan lagi dan melemparkan salah satu minuman botol tadi ke Ryuu.

Dia hanya memgangguk kemudian meminumnya.

Begitupun aku yang langsung meneguk habis minuman itu.

"Huahhh.. segarnya." Ucapku sambil merebahkan tubuhku ke salah satu kursi penonton. Kursi ini merupakan kursi dari kayu yang menyatu satu sama lain sehingga mudah untuk tiduran disitu.

Aku dapat melihat Ryuu menghampiriku.

Dia duduk tepat disebelahku.

"Kalau begini, kita berdua pasti akan mendaptkan posisi Attacker." Ucap Ryuu membuka pembicaraan.

Aku hanya mengangguk sekali sambil menatap langit langit.

"Ryuu.." Panggilku.

"Hmm?" Jawabnya.

"Mengapa kau membiarkan mereka menganggap kalau kau yang membunuh orang orang itu?" Tanyaku.

"Percuma jika aku mengelak. Mereka semua hidup dari gosip yang beredar. Mereka lebih mempercayai gosip dibandingkan dengan kenyataannya. Tidak ada gunanya juka aku mengelak." Jelasnya.

"Tapi, bukannya Ryuuji bisa memberikan bukti? Kamu yakin akan membiarkan ini tetap terjadi?" Tanyaku lagi.

"Sudahlah.. kau terlalu banyak bicara." Ucapnya kemudian ia kembali ke latihannya.

"Hey.." Ucap seseorang sambil menepuk pundakku.

Sontak aku terduduk dan melihat siapa yang tadi menepukku.

Aku melihat Ryuuji sedang duduk dengan tatapan minta maaf. Mungkin karena membuatku kaget.

"Oh.. Hey Ryuuji.." Ucapku balik.

"Aku tersanjung kau sampai berbicara seperti itu ke Ryuu. Aku bahkan terkejut kalau kamu tiba tiba menjadi dekat dengan kakakku itu." Ucapnya kagum.

"Hehh?? Emangnya belum pernah ada yang deket dengan Ryuu?" Tanyaku.

Ryuuji membalas dengan gelengan kepalanya.

Tiba tiba terjadi guncangan hebat.

"Sial.." Umpat Ryuuji.

"Ada apa?" Tanyaku agak sedikit panik.

Tiba tiba Ryuu sudah disampingku. Kapan dia datang?

"Serangan Yomi." Jawab Ryuu.

Yomi? Kenapa mereka menyerang disiang hari begini? Biasanya mereka menyerang di malam hari.

"Miku!!" Pandanganku langsung teralih ke Ryuu.

"Bisakah kau menggunakan Jumper untuk kita bertiga?" Tanya Ryuu.

Aku hanya mengangguk.

"Gunakan untuk ke aula utama." Perintah Ryuu.

Aku mengangguk kemudian memegang pundak Ryuu dan Ryuuji dan menggunakan Jumper ke aula utama.

Saat sampai, banyak murid murid kelas 1 dan 2.

"Aku benci ketika aku tidak bisa membantu seperti ini!" Ucap Ryuu frustasi.

"Belum saatnya Ryuu." Ucap Ryuuji menenangkan Ryuu.

Jujur aku juga benci saat dimana aku tidak bisa membantu.

Aku pun yang sudah benar benar sama frustasinya dengan Ryuu, memegang pundak Ryuu dan Ryuuji kemudian Jump ke luar.

Saat sampai aku bisa melihat kekacauan yang terjadi. Para guru dan murid kelas 3 berada diluar barrier yang dibuat untuk melindungi sekolah.

Banyak yang terluka. Aku mengidentifikasi Yomi yang sedang menyerang.

Hmm.. Yomi ini masuk peringkat ke 3. Cukup kuat pasti akan sulit dikalahkan. Saat ini kondisi murid kelas 3 tidak memungkinkan untuk melanjutkan pertarungan.

"Miku!! Kamu gila yaa??!! Kita ngga seharusnya ada disini. Kita belum diperbolehkan untuk ikut bertarung." Bentak Ryuuji.

"Tidak ada waktu untuk ini. Kita sudah terlanjur keluar, kita harus membantu. Kondisi yang lain sudah parah." Omelku balik.

Ryuu menepuk pundak Ryuuji. "Anak ini benar Ryuuji. Kita harus membantu." Ucapnya.

Ryuuji menghela napas kemudian mengangguk. "Haah.. baiklah kurasa aku tidak punya pilihan lain." Ucap Ryuuji pasrah.

Aku dan Ryuu tersenyum puas.

Okayy.. meskipun ini merupakan hari minggu yang paling buruk tetap saja aku harus bersemangat. Ini pertarungan pertama kita bersama dalam tim.

Ini akan mejadi pengalaman yang akan selalu aku ingat.

================
Yaaayyyyyy!!!! Selesai.. maafin aku kalo lama.. aku sibuk ngurusin buat upaca hari senin nanti. Tapi ya inilah chapter buat kalian. Di mulmed fotonya Ran untuk kalian.

Vote dan commentnya tetep lah..

Thank you.
Lup U All

*Sapphire*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top