Chapter 4 : He's My Partner?!!
~Miku's PoV
Saat ini aku sedang berjalan dikoridor sekolah sambil terus memikirkan mimpiku semalam.
Aku tidak bisa berhenti memikirkan soal itu.
Lebih tepatnya mata yang sangat tajam dan dingin itu.
Beberapa menit kemudian, aku sampai didepan kelas. Sekarang masih pagi sekali, jadi baru sedikit yang datang.
Aku duduk dikursi paling belakang. Akupun mengeluarkan bukuku dari dalam tas.
Jujur saja, aku lebih suka membaca buku daripada berbincang bincang tentang hal yang sama sekali tidak jelas.
Aku terlalu fokus membaca bukuku sehingga aku baru sadar kalau ada orang yang duduk disebelahku.
Aku menoleh kesamping dan melihat Ryuu sedang duduk. Tangannya dilipat diatas meja dan kepalanya diatas kedua tangannya itu. Dia tidur.
Aku menatapnya bingung. Kenapa dia duduk disini?
"Apa?" Tanyanya dingin.
"Kenapa duduk disini?" Tanyaku bingung.
"Ini mejaku, kau yang tiba tiba duduk disini." Ucapnya masih dengan nada dingin. Tapi dia mulai menatapku.
Dasar cowo kurang ajar. Batinku.
"Memangnya kenapa kalau kurang ajar?" Tanyanya lagi.
Deg.
Memangnya aku mengucapkannya dengan keras? Batinku lagi.
"Tidak, aku bisa membacanya." Ucapnya lagi.
Oke aku harus menjaga pikiranku darinya. Seakan dia mendengarnya dia tertawa kecil.
Aku benar benar marah padanya sekarang. Aku memukul kepalanya dengan bukuku.
Dia merintih kesakitan sambil mengusap kepalanya.
"Kurang ajar." Ucapku.
"Kamu itu cowo apa cewe sih? Galak banget." Ucapnya.
"Biarin aja, salah sendiri bikin aku marah. Wee.." Balasku sambil menjulurkan lidahku.
"Kamu ngga takut padaku?" Tanyanya sambil masih mengusap kepalanya.
Oke.. sekarang aku jadi merasa sedikit bersalah.
"Untuk apa aku takut padamu? Memangnya kamu akan memakanku atau membunuhku?" Tanyaku bingung.
"Tidak, tidak apa apa. Kamu aneh banget. Semua orang disini takut padaku dan berusaha menjauh. Tapi sejujurnya aku malah senang karena akhirnya tidak ada yang akan menggangguku." Ujarnya.
Sekali lagi, aku memukulnya dengan bukuku.
"Aww.. untuk apa itu?" Tanyanya jengkel.
"Untuk berkata bahwa kau senang semua orang takut dan menjauhimu. Dasar bodoh. Apa kau tidak kesepian?" Omelku. Aku sudah tidak bisa menahan amarahku.
Aku tidak peduli dengan tatapan orang orang yang memperhatikanku.
Mungkin mereka berpikir aku sudah gila karena memarahi orang yang paling ditakuti semua orang disekolah.
"Meskipun kamu menyebalkan dan sangat dingin, meskipun kamu berpikir bahwa kamu ngga butuh seseorang untuk menemanimu, meskipun kamu merasa kamu dapat terus berjuang sendiri tanpa seseorang untuk membantumu, aku tahu bahwa kau sebenarnya membutuhkan seseorang untuk menemanimu.
Kamu ngga akan bisa selamanya berjuang sendiri Ryuu. Meskipun hanya sekali, kau tidak harus menanggung semua beban dipundakmu sendiri. Biarkanlah seseorang membantumu." Ujarku.
"Kau bodoh. Aku tidak dapat membaca pikiran sepertimu. Tapi aku dapat merasakan semua yang kau rasakan. Rasanya sakit. Sangat menyakitkan." Ucapku.
Aku tidak sadar bahwa air telah mengalir dari mataku. Aku tidak suka perasaan ini. Perasaan yang sangat menyesakkan.
Ya, aku dapat merasakan emosi seseorang.
Ryuu mengangkat tangannya dan menaruhnya di pipiku. Dia mengusap air mataku yang jatuh dengan ibu jarinya.
"Maaf, maafkan aku. Aku tidak tahu kau dapat merasakan emosi seseorang." Ucapnya menyesal.
Orang yang dapat merasakan emosi seseorang itu sensitif. Karena saat emosi yang dia rasakan merupakan kesedihan yang mendalam dan rasa sakit yang menyesakkan dihatinya. Dia juga akan merasakan semua hal itu.
Mereka tidak bisa menahan kekuatan itu. Berbeda dengan mind reading, yang dapat dikendalikan, emotion feeling, akan datang dengan tiba tiba.
Aku langsung memalingkan wajahku dan menatap keluar jendela.
Beberapa menit kemudian, seorang wanita yang kira kira berumur 30 an masuk kekelas.
"Selamat pagi anak anak." Ucapnya.
"Untuk murid baru, perkenalkan nama ibu, Rika. Ibu akan menjadi wali kelas kalian." Ucapnya lagi.
Semua murid baru mengangguk mengerti.
"Baiklah. Seperti biasa, ibu akan menentukan partner kalian masing masing." Ucapnya.
Tunggu, partner? Untuk apa?
"Agar lebih mudah, partner kalian adalah orang yang semeja dengan kalian." Lanjutnya lagi.
APAA???!! Aku akan berpartner dengan Ryuu??
~Ryuu's PoV
Aneh.. baru kali ini aku bertemu dengan seorang gadis sepertinya.
Dia sama sekali tidak merasa takut denganku? Padahal hampir semua orang takut padaku, tapi kenapa dia tidak.
Aku tidak menyangka kalau dia memiliki kemampuan emotion feeling. Harusnya aku tahu.
Dia berbeda dari orang lainnya. Aku tidak bisa membaca pikirannya dengan mudah.
Dia spesial. Tapi, bagaimana dia mengetahui namaku? Aku ingat dia menabrakku saat jam makan malam kemarin.
Tapi aku tidak memberitahu namaku kok. Bagaimana dia bisa tahu?
Nanti sajalah aku tanyakan.
Beberapa menit kemudian, Bu Rika memasuki kelas. Biar kutebak, hari ini pasti penentuan partner.
Setelah memperkenalkan diri pada murid baru, benar saja, Bu Rita ingin menentukan partner.
"Agar lebih mudah, partner kalian adalah orang yang semeja dengan kalian." Ucapnya.
Apa?? Itu artinya partnerku gadis ini. Aku.. entahlah, aku merasa senang. Tapi kenapa?
Aku tidak pernah merasa senang sebelumnya. Tapi, kenapa hanya dengan berpartner dengan gadis ini aku merasa senang.
Ahh... aku sudah tidak mengerti lagi dengan hatiku ini..
Saat aku masih dalam renunganku, aku merasa ada yang menepuk pundakku.
Aku menoleh kesamping dan melihat gadis itu menatapku.
"Maaf, aku sudah marah marah tadi. Aku hanya kesal. Kau tidak mau jujur pada dirimu sendiri." Ucapnya sambil menunduk.
"Tidak, aku yang salah. Aku tidak tau kau emotion feeler." Balasku.
Dia mulai mengangkat kepalanya dan tersenyum kepadaku.
Dan aku bisa bersumpah itu adalah senyuman termanis yang pernah aku lihat.
"Mari kita bekerja sama untuk kedepannya." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
Aku menjabat tangannya dan mengangguk.
Setelah itu, kami berdua memperhatikan Bu Rika yang sedang menjelaskan.
Saat bel berbunyi, murid murid berhamburan keluar.
Gadis itu masih duduk dan mengeluarkan buku bersampul biru. Dia membaca itu tadi.
"Kau tidak keluar?" Tanyaku.
Dia menggelengkan kepalanya.
"Aku lebih suka membaca daripada melakukan atau membicarakan hal yang ngga jelas." Jawabnya.
"Siapa namamu? Bagaimana kau tahu namaku?" Tanyaku lagi.
"Oh iya. Kita belum kenalan. Namaku Miku. Aku tahu namamu dari Ryuuji. Dia kembaranmu bukan?" Jawabnya.
Jadi dari Ryuuji? Benar, dia adalah kembaranku. Hanya rambut dan sikap kami yang berbeda.
Aku mengangguk.
Kurasa kali ini, aku akan menikmati tahun ini disekolah.
=================
Yeyy... selesai chapter 5..
Ak ngga mau ngomong banyak, cukup tolong berikan vote dan commentnya. Aku tunggu yaa..
Mulmed gambar Ryuuji
Thank you
Lup U All
*Sapphire*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top