Gift
Perburuan batu Yuan telah berakhir. Sepanjang perjalanan menuju pintu gerbang, Rong Ying hanya bisa menjerit karena melihat beberapa potongan tubuh manusia yang tercabik. Entah itu karena para vatur atau perkelahian untuk merebutkan batu Yuan sebagai penyebabnya.
"Bagaimana bisa aku harus melihat semua ini," pekiknya yang terus menempel pada Si Cheng.
Lan Jia bahkan beberapa kali lemas dan terus menerus meminta bantuan Yong Qi untuk menuntunnya berjalan.
Kini, mereka pun telah sampai di depan pintu gerbang. Bersamaan dengan pemburu yang tersisa. Sungguh, Rong Ying tidak percaya jika sebagian dari mereka berkurang karena mati. Kini pun, ia mulai berpikir jika acara perburuan ini memang tak layak untuk mereka ikuti jika akhirnya ini hanya sebuah alasan untuk mati.
Bahkan kali ini Rong Ying memandang ibunya dengan ekspresi ketidak mengertiannya. Apa yang dipikirkan oleh ibunya itu? Lalu, apa tujuannya sebenarnya? Selain membuat sebagian rakyatnya mati dengan acara semacam ini, ibunya ini pun hampir saja membunuh semua anaknya dengan tantangan tak manusiawi.
"Kami telah kembali ibu," Qian Kun bersujud, diikuti Si Cheng dan Yong Qi yang menggerutu tapi tetap saja bersujud bersamaan dengan Lan Jia. Hanya Rong Ying saja yang masih berdiri dan terlihat ogah-ogahan.
"Apa kau tidak akan memberikan hormatmu?" kata Ratu dan Rong Ying pun mulai tertawa sebal.
"Kenapa kau setenang itu saat sebagian dari mereka telah mati! Bahkan, kami pun hampir mati!" protes Rong Ying dan ratu Meng Xiu masih diam dengan tatapan datarnya.
"Rong Ying beri hormat!" Qian Kun meneriakinya dengan keras. Namun Rong Ying pun jelas tidak akan semudah itu tunduk kepada kakak pertamanya ini.
"Kenapa kakak berubah pikiran? Bukannya kakak pertama juga tidak menyukai ini? Apa kau lama-lama menjadi pria yang plin-plan." Selalu saja kritikan-kritikan yang akan keluar dari mulut Rong Ying.
Si Cheng pun berdiri, menarik Rong Ying untuk segera membungkuk. Ia tidak ingin Rong Ying menjadi korban amarah Qian Kun atau ibunya sekali pun. Baginya, Rong Ying adalah anak kecil yang tak begitu mengerti dengan tata krama atau cara berpikir orang dewasa sekali pun.
"Maafkan Rong Ying yang masih kekanakan ini ibu," ucapnya membuat ratu mendesah dan Qian Kun pun mengurungkan niatnya untuk memberi pelajaran terhadap adik perempuannya ini.
"Baiklah, karena kalian telah berhasil memusnakan monster kristal yuan. Aku akan memberikan kalian beberapa hadiah," ucapnya sambil memberikan instruksi kepada perdana menteri Lan.
Pria itu pun berjalan diiringi dua dayang yang masing-masing membawa 2 nampan dengan sebuah benda misterius di dalamnya.
Keempat saudara itu saling menatap sesaat. Mereka sama-sama penasaran dengan isi nampan yang tertutupi oleh sebuah kain warna merah tersebut yang kini sudah berada di hadapan mereka.
Ratu pun memberikan isyarat kepada perdana menteri Lan, agar ia memerintahkan para dayang membuka nampan tersebut.
"Buka!" pinta perdana menteri Lan dan nampan itu pun terbuka.
Di depan Qian Kun, nampan itu ternyata berisi sebuah mahkota yang hanya akan dimiliki oleh seorang putra mahkota dan dapat dipastikan jika Qian Kun akan segera dinobatkan sebagai putra mahkota.
"Ibu, ini ...." Qian Kun tak bisa melanjutkan perkataannya. Ia sangat senang jika ternyata tahta ini akan jatuh ke tangannya.
"Dengan disaksikan seluruh penduduk Xia Qing, aku menobatkanmu sebagai putra mahkota yang kelak akan menggantikan ku sebagai raja di Xia Qing," titah ratu Meng Xiu yang membuat sebagian dari mereka bersorak. Yong Qi terlihat tak terima dengan keputusan ratu ini. Sementara Si Cheng terlihat menunjukkan wajah piasnya dan itu sedikit membuat Rong Ying mengirutkan keningnya tak mengerti.
Rong Ying pun berpikir, apa hanya dirinya yang tak merasakan apa pun? Bahkan saat Qian Kun dilantik menjadi putra mahkota atau jika itu tidak? Menurutnya, apa pun yang terjadi tidak akan mengubahnya menjadi seorang magia yang hebat seperti kakak-kakaknya. Ia hanya akan tetap menjadi Xia Rong Ying si dungu penggila Alkimia. Hanya itu, jadi untuk apa ia perlu repot-repot memikirkan semuanya.
"Untuk Yong Qi, telah ku hadiahkan beberapa istana yang luas dan tempat tambang kristal Yuan. Si Cheng akan mengelolah beberapa perdagangan dan mempunyai hak untuk memberlakukan beberapa aturan dalam berdagang, dan ...." Tiba-tiba saja ratu berhenti berbicara saat mata tajamnya beradu dengan sosok putrinya yang selalu memiliki banyak alasan untuk membuatnya kesal. Bahkan sampai saat ini, Rong Ying masih saja memandangnya dengan menantang.
"Dan untuk Rong Ying, aku menghadiahkanmu sebuah kantong berisi sebuah peta untuk menemukan tumbuhan langka yang hanya akan tumbuh seribu tahun yaitu buah naga merah," ucapnya yang tentu membuat Rong Ying menganga.
Semua dunia tahu, ah tidak ... Hanya para alkimia yang pernah mempelajari kitab warisan leluhurnya lah yang tahu jika buah naga merah adalah buah langkah yang hanya akan berbuah selama seribu tahun sekali dan Rong Ying tidak menyangka jika ibunya ini akan memberikan hal berharga seperti itu kepadanya. Konon, buah naga merah berkasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit, racun dan mampu memperbanyak mana, menjadikan seseorang kuat hanya dengan tetesan getah merahnya saja.
Yong Qi hanya bisa tertawa saat melihat ekspresi Rong Ying yang nampak terkejut itu. "Kau tidak mau?" tanya ratu yang seketika mengembalikan kesadaran Rong Ying.
"A-aku ma-u," ucapnya dengan terbata. Gadis ini pun mengambil peta tersebut dengan mata berbinar.
"Gadis konyol, itu hanya sebuah buah biasa. Kenapa kau terlihat begitu senang?" cibir Yong Qi yang tak memahaminya dan Rong Ying pun memilih berbalik dan pergi begitu saja. Tanpa berpamitan, tak sopan seperti biasanya.
"Eh, tunggu ...." Si Cheng mencoba untuk memanggil Rong Ying.
"Biarkan saja, ia dengan kesenangannya. Kalian harus kembali ke kerajaan untuk melihat pelantikan ku sebagai putra mahkota," ucap Qian Kun yang membuat wajah kedua saudaranya itu berubah.
"Benar, aku sudah memerintah beberapa orang-orangku untuk mengawasinya," seru sang ratu dan mereka pun tidak mengatakan apa pun kecuali pergi.
---***---
Melangkah dengan sedikit berlari, terkadang diam dan tersenyum tiba-tiba. Rong Ying, cukup menikmati imajinasi gilanya saat membayangkan ia berhasil mendapatkan buah naga merah yang cukup ajaib itu. Bahkan, sampai memasuki hutan Yuan kembali, ia tak merasa ketakutan, ingatan tentang vatur serta organ tubuh manusia yang bergeletakan pun, Rong Ying telah lupa, pikirannya dipenuhi dengan berton-ton buah naga.
"Aku bisa menggunakan setiap tetesan getah merah itu untuk menyembuhkan semua orang, bahkan aku bisa menjadi magia terhebat di dunia whahaha," tawanya menggema.
Rong Ying berhenti berhayal sampai ia menemukan seorang gadis kecil dan beberapa Esmelth yang terlihat berkumpul dan menunjukkan gerak-gerik aneh. "1, 2, 3, 4, 5, ya ampun dia punya berapa Esmelth sebenarnya? Tunggu, gadis itu bukan iblis kan dan apa yang coba mereka lakukan?"
"Hei, apa yang kalian lakukan?!" teriaknya, saat ia melihat beberapa rerumputan langkah untuk pengobatan mereka injak-injak. Bahkan Rong Ying melihat mereka hendak melakukan sesuatu.
Rong Ying pun berlari. "Tunggu, aku harus mengambil rumput obat di sana, kau tidak bisa menghancurkan tempat itu!" Rong Ying selalu menjadi berbeda dan tak kenal takut jika ia harus berburu tanaman obat.
Rong Ying pun segera meraih beberapa rerumputan obat yang sangat langka dan akan sangat sulit ditemukan. Ia tidak menyangka, jika hutan Yuan ini begitu kaya dengan tumbuhan langka yang bisa dijadikan ramuan penyembuh.
Setelah mengambilnya, Rong Ying terkejut saat muncul sebuah altar pemanggil. Di dalam pikirannya ia bertanya-tanya, apa yang gadis kecil dan para Esmelth ini lakukan sebenarnya? Bahkan mereka terdengar seperti menyanyi dan itu cukup membuat Rong Ying menertawainya. Ternyata Esmelth itu cukup lucu dan konyol, pikirnya.
Rong Ying pun memilih untuk memilah rerumputan obat yang baru saja ia dapatkan. ia menyadari seseorang mendekatinya, saat ia menoleh Rong Ying disambut senyuman manis gadis kecil yang begitu cantik ini. "Namaku Lucy Atlanta Chimera, namamu?" tanyanya.
Ternyata gadis kecil ini cukup ramah, tanpa sungkan pun Rong Ying menyambut uluran tangan Lucy. "Xia Rong Ying"
"Aku tidak tahu arti namamu, jadi maaf aku tidak bisa menyanjungmu begitu saja," ucap Lucy yang membuat Rong Ying tertawa. Gadis kecil ini cukup menarik dan lucu, pikir Rong Ying.
"Ternyata kau gadis yang baik, aku kira kau akan menatapku dengan remeh." Rong Ying juga cukup senang mengetahui fakta jika Lucy adalah gadis kecil yang baik. Tidak sama seperti kebanyakan orang yang suka meremehkannya. Sesungguhnya usia mereka sama, tapi Rong Ying selalu merasa sudah dewasa dari yang lainnya.
Tatapan ketidak mengertian Lucy tentang ucapannya tentu membuat Rong Ying semakin gemas saja. Lucy pun duduk di dekat Rong Ying, membuat Rong Ying dapat melihat secara jelas wajah Lucy yang nampak bukan dari tempatnya berasal.
"Dari mana kau datang? Wajahmu tidak seperti orang-orang kerajaan Xia Qing dan sekitarnya."
"Aku berasal dari benua Husberg Kerajaan Nightcrow."
Rong Ying sedikit terkejut dan gembira dalam bersamaan, sebab ini pertama kalinya gadis ini bertemu dengan seseorang dari luar benua Qwenzy. Rong Ying pun menatap Esmelth yang menyertai Lucy. Mungkin, dengan memiliki banyak Esmelth seperti itu baru seorang magia bisa berkeliling dengan menggunakan teleport. Namun, Rong Ying pernah melihat kedua kakaknya bisa berteleport tanpa bantuan Esmelth, tapi hanya berpindah beberapa meter saja. Tidak sampai ratusan mil atau melewati benua. Jika ia bisa memiliki Esmelth seperti itu, Rong Ying pasti lebih memilih untuk berkelana kemana pun ia mau.
"Kau bisa menggunakan sihir?" tanya Lucy yang seketika membuyarkan angan-angannya.
"Hanya sihir penyembuh, aku tidak bisa memakai sihir lain. Mungkin aku tidak dicintai mana." Setiap kali seseorang bertanya tentang kemampuan sihirnya, Rong Ying selalu merasa kepercayaan dirinya hilang seketika, kemudian ia merasa sedih. Sebab, sudah jelas ia hanya bisa melakukan sedikit saja dan itu hanya untuk penyembuhan.
Apa lagi saat melihat Lucy tiba-tiba tertawa dan menggeleng. Lihatlah, bahkan Lucy juga menertawainya. "Kau dicintai mana, hanya saja ada penghalang untukmu menggunakan sihir," ucap Lucy yang membuat Rong Ying tak memahaminya.
"Penghalang? Apa maksudmu, aku tidak mengerti." Rong Ying benar-benar tak mengerti.
"Tunggu sebentar di sini, biarkan Odette yang melepaskan segel di tubuhmu," ujar Lucy.
Membuat Rong Ying mengulang perkataannya. "Odette?" ucapnya dan Lucy menunjuk pada sosok Esmelth yang sedang memejamkan matanya bersama Esmelth lain, yang nampak seperti sedang bernyanyi dan Rong Ying baru menyadarinya jika itu sebuah mantra.
"Bukankah dia Esmelth? Apa mungkin Esmelth lain mau menolong Magia yang bukan tuannya?" Sepengetahuan Rong Ying, semua Esmelth baik milik ibunya dan kakak-kakaknya lebih sering mereka pergunakan untuk pertarungan, perlindungan dari musuh daripada untuk membantu orang lain. Apa mungkin, aturan di benua lain berbeda? Atau ini hanya karena kebaikan Lucy semata?
"Odette akan menuruti segala perintahku," ujar Lucy dengan tenang, membuat Rong Ying membulatkan matanya.
Sungguh, Lucy dan para Esmelth miliknya ini benar-benar kombinasi yang aneh, tapi juga menakjubkan. Bahkan ritual seperti nyanyian ini, mereka berdiri sejajar, terlihat kompak sangat berbeda dengan Esmelth miliki kakak-kakaknya, terutama si Yong Qi yang setiap hari berebut berhatian kakaknya itu.
"Lucy, sebenarnya aku sangat penasaran. Sedang apa kau di hutan ini dengan para Esmelthmu?" Pertanyaan yang semenjak tadi ia pendam, kali ini ia utarakan kepada Lucy. Sebab, Rong Ying tidak tahan dengan rasa penasarannya.
Lucy pun terdiam, mata gadis kecil ini berubah sayu. Rong Ying pun sedikit tak enak. Pikirannya berkecambuk, mencoba untuk mencari-cari dimana letak kesalahan pada ucapannya yang menyinggung Lucy?
"Apa aku menyinggungmu?" tanya Rong Ying dan Lucy menggeleng, kali ini gadis itu tersenyum.
"Aku akan bercerita," kata Lucy singkat dan Rong Ying pun mengangguk, siap untuk mendengarkan cerita Lucy.
Lucy pun mulai menceritakan semuanya yang terjadi kepada dirinya dan membuat Rong Ying mulai menangis. "Aku tidak menyangka gadis secantik sepertimu akan melalui masa-masa yang kelam, kau gadis yang kuat, Lucy," ucapnya dengan terus menangis. Penderitaannya selama ini, nyatanya tak sebanding dengan apa yang dialami Lucy.
Lucy pun tersenyum dan memberikan sapu tangannya kepada Rong Ying. Ia pun menerimanya dan menghapus air matanya, menatap Lucy dengan sedih.
"Ada satu hal yang perlu kau ingat, Rong Ying. Jangan merasa paling buruk di antara orang lain. Jika kau melakukan itu, maka kau hanya akan merendahkan orang lain," ucapnya yang tentu membuat Rong Ying tak mengerti.
Lucy lagi-lagi tertawa membuat Rong Ying malu dan ikut tertawa. "Ah, aku harus kembali. Ibuku akan memarahiku jika aku terlalu lama di hutan, meski sebenarnya ia tidak peduli kepadaku," ucapnya sedikit bohong, Rong Ying kesal belum menemukan buah naga merah itu.
Meskipun Lucy begitu baik, ia tidak bisa membicarakan tujuannya dengan mudah pada orang asing. Mungkin hari ini ia akan pulang dan kembali lagi besok.
"Tunggu, aku akan memanggil Odette," seru Lucy yang membuat Rong Ying semakin merasa tak enak. Namun, saat mengingat perkataannya untuk tak terlalu mudah mempercayai orang, membuat Rong Ying tumbuh dengan kewaspadaan, meskipun kadang ceroboh.
Esmelth bertelinga kelinci itu mendekat dan membungkuk kepada Lucy. "Apakah ada yang bisa saya lakukan, Master?" tanyanya.
"Bisakah kau menghancurkan segel yang ada di tubuh Rong Ying?" pinta Lucy.
Odette pun mendekati Rong Ying dan menyentuh kening gadis itu. Esmelth ini pun mulai meneliti segel yang ada dalam tubuh Rong Ying.
Krak
Sebuah segel yang tidak pernah Rong Ying ketahui ada dalam dirinya kini telah hancur. Gadis ini menganga tak mengerti dan cukup penasaran siapa yang memberikan segel itu kepadanya?
"Seseorang yang berkuasa telah menyegel sihirmu, kau tidak bisa memakai sihir terlalu banyak karena segel itu. Sekarang kau bisa memakai sihir sesukamu, bahkan kau bisa membuat gerbang teleport seperti para Esmelth lakukan. Karena kau memiliki mana yang cukup besar seperti seorang ratu," terang Odette yang tentu membuat Rong Ying membatu.
"Kau dengar? Odette mengatakan kau memiliki mana yang besar dan dapat membuat gerbang teleport," ucap Lucy memperjelas segalanya, jika ini bukan sebuah mimpi.
Bolehkan Rong Ying menjerit sekarang? Ia bahkan berpikir jika dirinya lebih hebat dari kakak-kakaknya sekarang.
Rong Ying sangat senang, bahkan kali ini ia memeluk Lucy. Merasa beruntung bisa bertemu dengan Lucy. Namun, di sisi lain ia merasa kasihan pada sahabat barunya ini, saat mengingat ceritanya barusan. "Kau tidak sendirian, Lucy. Meskipun kali ini aku lebih baik darimu dalam hal sihir, kau tetap bisa memiliki banyak Esmelth lebih dari seharusnya." ucapnya mencoba memberikan semangat.
Pada akhirnya mereka memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Bukankah seperti itulah manusia, seperti mereka yang akan berproses menjadi lebih mumpuni dengan menyadari setiap kekurangan.
Rong Ying pun mencoba sihir pembuat gerbang portal dan berhasil. Ini sangat gila dan ketiga kakaknya tidak ada yang bisa menandinginya. Rong Ying berteriak histeris dan hampir terlihat seperti gadis gila.
"Aku bisa!"
"Terima kasih Odette!"
Odette hanya tersenyum dan Lucy tertawa kecil. Rong Ying pun mengatakan sesuatu sebelum ia memasuki portal tersebut. "Sampai jumpa, aku berharap akan bertemu kalian kembali dan terima kasih banyak," teriaknya yang kini pun menghilang bersama portal.
-Tbc-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top