Part 5 - I'll show the way then you'll see me
Mengawali minggu ini dengan cerita sih tengil ini.
Terima kasih sudah bersabar 💜
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Luke merutuki dirinya saat ini, ketika teringat dengan ucapannya yang menggelikan. Shit! Itu menjijikkan. Dia kesal karena harus terbawa suasana dan mengucapkan janji konyol seperti akan menemani Chizuru dalam masa kedukaannya.
Dan sekarang? Luke malah menemani wanita pengrusak otaknya itu berbelanja di swalayan. Dia mendorong troli seperti orang tolol dengan Chizuru yang tampak begitu bersemangat dalam memilih bahan masakan untuk makan malam.
Sehabis ini, Luke berniat untuk memberi pelajaran pada Ayumi sialan yang dengan teganya mengeluarkan kalimat sadis seperti tadi. Meski apa yang disampaikan Ayumi benar adanya, tapi tidak seharusnya dilontarkan begitu saja kepada Chizuru yang terlalu sensitif.
"Aku berpikir untuk membuat sukiyaki, apa kau mau?" tanya Chizuru untuk yang kesekian kalinya.
Luke mendengus kesal. "Apa saja aku makan, Sensei. Bisakah kau lebih cepat? Sedaritadi kau sudah menghabiskan sepuluh menit dan lima detik untuk kebingungan dalam memilih tofu jelek itu!"
"Ini tidak jelek, tapi bahan yang segar dan organik. Lihat, kau bisa merasakan teksturnya ketika kau memegangnya," ujar Chizuru sambil memperagakan penjelasannya.
"Keduanya sama-sama tofu!" sahut Luke gemas.
"Beda. Yang ini adalah tofu dari kedelai, dan yang ini adalah tofu dari telur." Balas Chizuru tegas.
"Ya sudah, beli saja tofu kedelai karena itu adalah jenis tofu untuk menu sukiyaki," ucap Luke memberikan solusi.
"Tapi Ayumi alergi kedelai," tukas Chizuru.
"Kalau begitu, beli yang tofu telur saja!"
"Tofu telur mudah terpotong."
"Beli saja dua-duanya."
"Benar juga. Beli saja dua-duanya agar nanti kalian bisa memilih tofu mana yang ingin kalian makan."
Luke mengusap wajahnya dengan kasar dan merasa lelah dengan perdebatan konyol ini. Dia mendadak merasa terkena karma atas apa yang sudah dilakukannya selama ini. Teman-temannya pasti sudah mengutuknya dengan keras, sehingga dia harus tertimpa bencana yang sangat menyulitkannya.
Sepuluh menit dihabiskan untuk merasa bingung dan akhirnya memilih keduanya, dan semua itu hanya karena tofu.
What an F word! Rutuk Luke dalam hati.
Luke kembali mendorong troli sambil mengikuti Chizuru yang sudah berjalan menuju ke rak bumbu dapur. Dia bergeming dan melirik ke arah kanannya dengan tatapan sinis. Ada seorang pria yang terlihat dari ujung lorong di rak bumbu ini, sedang menatap ke arah Chizuru secara terang-terangan.
Alis Luke terangkat setengah ketika tatapannya bertemu dengan orang itu. Dia mengacungkan jari tengahnya pada pria yang tampaknya tidak suka jika Luke bersama dengan Chizuru saat ini. Sepertinya kecantikan Chizuru masih mewabah dan membuatnya menjadi incaran dari pria terjahanam sampai terlaknat. Dan yang paling menyebalkan adalah Chizuru yang selalu menganggap semua orang itu baik, akan memberikan ceramah panjang seperti sebagai sesama harus saling tolong menolong. Cih!
"Lihat, bubuk garlic ini menyehatkan untuk membuat sup ayam dan..."
Luke tidak tertarik mendengarkan celotehan Chizuru yang everything about blablabla... tatapannya masih tertuju pada pria yang masih berdiri di ujung sana. Memperhatikan Chizuru dari kejauhan dengan sorot mata yang tidak biasa.
Melihat Luke yang masih bergeming, Chizuru menghentikan celotehannya dan mengikuti arah pandang Luke.
"Yuuto-kun," gumam Chizuru pelan.
Alis Luke terangkat. "Apa kau mengenalnya?"
Chizuru bergerak mundur dan mendekatkan diri pada Luke sambil menatap pria yang bernama Yuuto itu dengan waspada.
"Apakah dia mengganggumu?" tanya Luke lagi.
Chizuru menunduk dan memainkan ujung jaket yang dikenakan Luke. Tampak pria bernama Yuuto melangkah mendekati mereka.
"Dia... adik dari suamiku." Jawab Chizuru pelan.
Luke terdiam ketika mendengarkan jawaban Chizuru dan mendelik tajam ke arah Yuuto yang sudah berdiri di depan mereka. Yuuto dan Luke saling menatap dengan tajam, sementara Chizuru seperti terancam dengan adanya kehadiran Yuuto di sana.
"Siapa kau?" tanya Yuuto tanpa basa basi.
Alis Luke berkerut dan menatap Yuuto dengan tatapan naik turun yang terkesan remeh. "Di sini yang menghampiriku adalah kau, bukan aku. Tidakkah kau cukup bodoh untuk bertanya seperti itu?"
"Kau..."
"Pergilah, Yuuto-Kun!" sela Chizuru cepat dan menatap Yuuto cemas. "Aku sudah bilang kalau aku tidak akan menerima tawaran apapun dari kalian. Jawabanku tetap sama."
Tatapan Yuuto terlihat begitu sedih dan tampak gusar. Luke melihat ada interaksi yang aneh di antara keduanya dan dia tidak suka. Spontan, tangan lancang Luke merangkul bahu Chizuru dan mendekapnya erat. Chizuru tersentak kaget, lalu mendongak menatap Luke dengan tatapan tidak mengerti, namun juga tidak protes.
"Apa-apaan kau? Jangan sembarangan menyentuhnya!" desis Yuuto geram lalu hendak meraih Chizuru.
Tangan Yuuto yang sudah melayang ke arah lengan Chizuru tertahan, karena Luke sudah lebih cepat mencengkeram pergelangan tangan Yuuto dengan ketat. Keduanya saling melempar hunusan tajam dan Luke segera mendorong Yuuto menjauh, lalu mengubah posisi Chizuru untuk berlindung di belakangnya.
"Jika kau berani meletakkan sedikit saja tangan kotormu padanya, aku berjanji akan mematahkan tanganmu sekarang juga." Ucap Luke dengan penuh penekanan.
Luke memberikan tatapan membunuh sambil mengetatkan cengkeramannya pada tangan Yuuto. Pria itu terlihat menahan rasa sakit namun dia segera menarik tangannya dengan keras. Cukup keras sampai tidak ada pergerakan yang berarti karena cengkeraman Luke yang begitu kuat.
"Lepaskan dia, Luke." Tegur Chizuru yang tahu-tahu sudah berada di antara mereka yang berdiri menjulang tinggi.
Wanita itu melepaskan tangan Luke dari tangan Yuuto lalu mendorong kedua pria itu hingga memberikan jarak yang cukup untuk dirinya berdiri di antara mereka.
"Kalian sudah besar dan akan sangat memalukan jika bertengkar seperti anak kecil di tempat umum," ujar Chizuru yang sepertinya tidak menyadari aura permusuhan di antara Luke dengan Yuuto.
"Siapa dia, Chi-Chan?" tanya Yuuto tanpa mengalihkan tatapan tajamnya ke arah Luke.
"Dia adalah anak didikku dulu," jawab Chizuru sambil menatap Yuuto. "Sekarang pergilah, aku tidak mau kau terus memaksaku untuk mendengarkan ocehanmu yang aneh."
"Aku bukan mengoceh tapi memberitahukan kenyataan, Chi-Chan! Mau sampai kapan kau menunggu dan hidup sendirian? Aku menawarkan kebahagiaan padamu untuk menjadikanmu istriku!" balas Yuuto dengan nada tidak terima.
"Heh? Apa katamu?" seru Luke kaget.
"Aku adalah calon suaminya!" ucap Yuuto lantang sambil memberikan senyum setengahnya yang sinis.
"What the fuck!" umpat Luke spontan.
"Cukup! Yuuto, jaga bicaramu! Luke, jangan mendengarkannya! Dia adalah adik iparku," tegur Chizuru sambil melotot pada Yuuto, lalu menoleh pada Luke.
"Aku yang akan menjagamu, Chi-Chan. Kakakku sudah tidak ada dan aku akan mengambil tanggung jawabnya untuk menjagamu seumur hidup." Ujar Yuuto bersikeras.
Luke memutar bola matanya dengan jengah. Pria yang ada di hadapannya itu sudah pasti adalah orang yang paling tidak tahu malu. Seperti tidak ada wanita lain saja selain harus mendekati mantan kakak iparnya.
Chizuru menepuk pundak Yuuto berkali-kali dengan gerakan lembut. "Terima kasih. Tapi sepertinya kau itu lapar, makanya omonganmu menjadi melantur. Apa kau ingin makan?"
Astaga! Luke melongo tidak percaya melihat Yuuto mengangguk dengan ekspresi penuh harap. Apakah barusan dia bersikap brengsek hanya karena merajuk ingin minta makanan? Jika ya, rasanya Luke ingin memukul wajahnya keras-keras.
"Kalau begitu ayo ikut kami. Aku akan membuat sukiyaki untuk makan malam. Ayumi dan Satoru pun juga ikut. Kita akan makan sama-sama." Ucap Chizuru hangat sambil menaruh bumbu yang digenggamnya ke dalam troli.
Yuuto mengembangkan senyuman senang lalu melirik sinis ke arah Luke yang sengaja menabrakkan troli pada tubuhnya.
"Calon suami, huh? Kalau begitu dorong troli ini!" celetuk Luke tengil.
"Kenapa harus begitu?" decak Yuuto tidak terima.
"Karena aku adalah anjing penjaganya, yang akan menggigit jika ada yang berani mendekatinya." Balas Luke asal sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, dan berjalan santai mendahului mereka.
Sungguh sangat aneh keadaan yang terjadi di sekitarnya selama seharian ini. Dia merasa kesal karena mendapati kehidupan Chizuru yang sedemikian berat tanpa dirinya. Dia berpikir bahwa Chizuru sudah bahagia dan menikmati kehidupan pernikahan yang diinginkan wanita itu.
"Luke, kau mau kemana?" tanya Chizuru kencang.
Luke berbalik dan tersentak kaget saat melihat Chizuru yang hampir jatuh karena berlari mengejarnya. Dengan cepat, dia menangkap tubuh Chizuru dan tangannya sudah melingkar di perut wanita itu. Deg! Tangannya yang kekar merasakan kelembutan dan kehangatan dari tubuh Chizuru yang terasa pas dalam rengkuhannya. Apalagi dia bisa merasakan lekuk payudara Chizuru yang tidak sengaja menempel pada sisi tangannya.
"Kau bisa... lepaskan aku," ucap Chizuru sambil menepuk-nepuk tangan Luke yang melingkar begitu erat di situ.
"Heh, bilang saja kau mencari kesempatan!" tuduh Yuuto yang sudah menyusul mereka sambil menunjuk ke arah Luke.
Chizuru tersentak dan menunduk untuk menatap tangan Luke yang memang cukup menempel pada sisi bawah payudaranya. Dia segera memukul-mukul tangan Luke di situ.
"Lepaskan! Jangan kurang..."
"Sepertinya lemak yang ada di perutmu sudah terlalu banyak, Sensei. Kau harus diet dan jangan terlalu banyak ngemil." Sela Luke tanpa berdosa dan menarik tangannya untuk melepaskan rangkulannya.
Nyatanya, apa yang diucapkan Luke membuat wanita itu menjadi murka. Karena tanpa disangka-sangka, Chizuru melakukan sesuatu yang... BUKK! Sebuah pukulan keras menghantam perut Luke sampai dirinya membungkuk dan napasnya tertahan. Shit!
"Aku tidak gemuk! Aku sudah menjaga makan dengan sangat baik! Kau tidak tahu penderitaanku yang menginginkan es krim setiap hari dan hanya bisa kunikmati setiap akhir pekan!" omel Chizuru kesal, sambil menyeret troli dan meninggalkan Luke.
Luke menyentuh perutnya yang nyeri akibat pukulan itu, dan menatap kepergian Chizuru yang menuju ke meja kasir. Barusan dirinya hanya bercanda untuk menutupi rasa gugupnya tadi. Meskipun dia menyukai kelembutan yang didapatinya dari tubuh Chizuru tadi.
Dia bahkan tidak menyangka jika Chizuru bisa meluapkan amarah dan memukul perutnya dengan keras tadi. Wow! Luke penasaran apakah wanita itu juga dilatih oleh ibunya? Jika ya, Luke harus sangat berterima kasih pada ibunya karena sudah menjadikan Chizuru sebagai salah satu wanita keren.
"Siapa dirimu sebenarnya dan kenapa kau memanggil Chi-Chan dengan sebutan Sensei? Katanya kau itu anjing penjaga," tanya Yuuto yang ternyata masih berdiri di sampingnya.
Luke melirik sinis dan menatap Yuuto curiga. "Seharusnya aku yang bertanya padamu, apa alasanmu mengikuti Chizuru dari kejauhan? Kau bahkan sudah terlihat dari restoran itu."
Yuuto mengangkat satu alisnya seolah terkejut dengan ucapan Luke. Tentu saja Luke sudah menangkap sosok Yuuto yang duduk paling sudut di restoran, langsung bergerak untuk menyusul Chizuru ketika wanita itu pergi dari restoran, dan mengikutinya sampai ke swalayan ini. Feelingnya mengatakan ada yang tidak beres dengan Yuuto.
"Aku sudah mengikuti Chizuru selama 10 tahun terakhir ini. Aku mengawasinya dari kejauhan agar dia tidak terkena musibah," jawab Yuuto sambil mengarahkan tatapannya pada Chizuru yang sedang mengantri untuk membayar.
"Musibah? Bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan musibah?" tanya Luke heran.
Yuuto menoleh ke arahnya dengan tatapan meremehkan. "Kau tidak tahu apa-apa mengenai Chizuru. Dia bisa saja menjadi incaran oleh pihak luar karena status dirinya yang mengundang bahaya untuk datang padanya."
"Apa maksudmu?" tanya Luke dengan alis berkerut.
"10 tahun yang lalu, atau saat kakakku sudah melakukan pernikahan dengan Chizuru, dia mendapat panggilan tugas mendadak. Alhasil dia harus segera meninggalkan tempat pernikahan itu dan berjanji akan kembali." Cerita Yuuto dengan wajah masam. "Namun seminggu setelahnya, aku mendapatkan telepon dari kakakku bahwa kemungkinan dia akan lebih lama di sana. Karena itu dia memihtaku untuk menjaga Chizuru demi dirinya, sampai habis usiaku jika dia masih belum kembali."
Mata Luke melebar kaget dan menatap Yuuto dengan tatapan yang menyipit tajam. "Jadi sebenarnya, kakakmu masih hidup?"
Yuuto menggeleng. "Tadinya aku tidak percaya jika kakakku mati, namun kami mendapatkan surat pemberitahuan secara resmi dari departemen pertahanan bahwa kakakku gugur di medan perang. Disitu kami terpukul menerima berita itu."
"Lalu apa hubungannya dengan dirimu yang harus menguntit Chizuru dari kejauhan seperti tadi?" tanya Luke tidak mengerti.
Yuuto terdiam cukup lama dan kembali menoleh pada Chizuru yang kini sedang meletakkan bahan makanan di atas meja kasir untuk dihitung. Luke pun ikut melihat Chizuru yang tidak sadar sedang diperhatikan keduanya.
"Dia adalah wanita sebatang kara yang menolak kenyataan bahwa suaminya sudah tiada. Ada banyak ancaman yang datang dalam kesendiriannya, salah satunya adalah penolakannya. Aku tidak ingin dia terpuruk dan memastikannya untuk selamat. Itu saja. Sampai akhirnya, aku tidak sadar kalau aku sudah menyukainya." Jawab Yuuto kemudian.
Luke terdiam mendengarkan jawaban Yuuto dan tidak membalasnya lagi. Tatapannya kini terarah pada Chizuru yang masih sibuk menaruh bahan belanjaannya pada meja kasir dengan ekspresi cemberut.
Luke spontan melangkah menghampirinya untuk membantu, bertepatan dengan satu kotak makanan ringan hampir terjatuh dan mengambilnya dengan mudah. Melihat kedatangan Luke, Chizuru mengerutkan alisnya tidak suka, lalu membuang muka ke arah lain. Dia masih marah, pikir Luke. Seorang Sensei sepertinya bisa merasa tersinggung jika dibilang gemuk, padahal itu hanya akal-akalan Luke saja.
Tidak ada yang salah pada lekuk tubuh Chizuru karena semua sudah sesuai pada tempatnya. Hanya saja, pesona yang dimiliki seorang Chizuru masih bekerja begitu hebat bagi Luke.
"Tidak usah menatapku sambil memberikan kotak kripik kentang ini! Aku tahu aku sudah bertambah gemuk," sewot Chizuru dengan wajah cemberutnya sambil menerima kotak makanan ringan yang disodorkan Luke.
Luke tersenyum ringan dan membungkuk untuk menyamakan posisi wajah keduanya dengan tatapan penuh arti. Membuat Chizuru salah tingkah dan terlihat mundur selangkah untuk menjauhinya.
"Maafkan aku, Sensei. Aku hanya bercanda. Jika kau marah padaku, tidak apa-apa. Tapi jika ada hal yang kau butuhkan, aku akan siap memberimu pertolongan," ujar Luke dengan hangat.
"Heh?"
"Aku juga meminta maaf karena sudah meninggalkanmu dan mengabaikanmu. Aku janji itu tidak akan terjadi lagi. Sekalipun orang mati akan bangkit kembali, aku tidak akan menyerahkanmu begitu saja. Aku akan terus memperjuangkanmu sampai satu hari nanti, kau bisa melihatku." Lanjut Luke dengan ekspresi serius.
Chizuru tampak bergeming, menatap Luke dengan ekspresi yang tidak terbaca. Alisnya berkerut dengan sorot mata yang sepertinya tidak paham apa yang dikatakan Luke. Dia bingung. Hal itu sudah biasa bagi Luke.
Baru saja Luke hendak menegakkan tubuhnya, disitu dia tersentak ketika sebuah tangan lembut yang hangat menyentuh pipinya. Chizuru membelai pipinya sambil tersenyum lembut padanya.
"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan tapi terima kasih. Kau sangat baik, dan berhati mulia." Ucap Chizuru hangat.
Luke mengangguk dan mengerutkan alisnya ketika melihat ekspresi wajah Chizuru kembali cemberut.
"Tapi jangan mengataiku gemuk lagi! Atau aku akan meninju perutmu lagi!" ancam Chizuru sambil mendengus dan kembali ke arah kasir yang memberitahukan bahwa pembelanjaannya sudah selesai dihitung.
Buru-buru Luke memberikan kartunya untuk melakukan pembayaran dan bersikeras agar kasir menerimanya.
"Ini belanjaanku dan tidak usah kau bayar!" protes Chizuru ketika kartunya ditolak oleh kasir dan lebih memilih mengambil kartu Luke.
"Kita belajar dari sini saja, okay? Kau tidak paham kan arti ucapanku barusan? Aku yang akan membuatmu mengerti mulai dari sekarang!" ujar Luke dengan ekspresi tengilnya yang menyebalkan.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Lapak Shin akan segera aku tamatkan.
Mohon bersabar...
Setelah itu, lapak Daddy Ashton akan aku fokuskan 😅
Udah pada PO buku Juno? 🤣
Buat kalian yang masih di Jabodetabek,
Kalau kalian kepengen kepohin aku, bole aku tampung pemesanan kalian.
Mungkin aku mau kasih bonus 🤣
Bisa DM aku yah :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top