Chapter 1
Langit kelabu diselimuti awan hitam. Suram sekaligus kejam, diiringi guntur yang menggelegar kuat membentuk sebuah akar menjalar di langit-langit dengan kilau mengerikan. Rintik demi rintik terjun ke bumi, memberi minum tanah kemarau yang nyaris kehilangan sumber daya hidupnya. Perlahan tanah hingga rerumputan basah, kembali segar menerima karunia-Nya.
Tatkala guntur makin memorak-porandakan langit dan bumi, gemuruh dari kehadirannya membuat tanah dan bebatuan bergetar. Angin menarik dedaunan seolah akan membawa pohon-pohon terbang. Di tengah badai tersebut, tanpa rasa takut, seorang wanita berjalan tanpa alas kaki di atas bukit yang curam. Rumput basah yang menguning itu menggelitik telapak kakinya, membuat sela-sela jari kakinya kotor.
Dalam genggamannya, sebuah bola bintang berkilau merespons tiap kilat yang membentuk akar pada langit-langit. Suaranya yang membahana tidak membuat bulu kuduknya berdiri. Hatinya tangguh seolah sudah menunggu momen ini. Rambut putih panjang menjulang hingga menutupi pinggang rampingnya sudah mulai lembab. Bola diangkat tinggi-tinggi bersama kepalanya yang didongakkan. Matanya perlahan terbuka; menyala keemasan, membelah langit dan gunturnya.
Seketika, seluruh sumber petir dan badai diserap oleh bola bintang itu, hingga di sekeliling wanita tersebut membentuk pusaran angin abu-abu. Seringai penuh kemenangan terbit dalam kebisingan badai, dua taring kecil di kedua sisi gigi wanita itu mengintip keluar. Tujuh detik kemudian, badai membentang dan perlahan menghilang. Rintik menipis bersama terbukanya gerbang awan demi menunjukkan keagungan rembulan yang dijaga sejak tadi. Cahayanya menyentuh kulit wanita itu, perlahan bola bintangnya mengeluarkan aura magis yang kini mengitari setiap jengkal tubuhnya.
"Akhirnya ... setelah menunggu 800 tahun lamanya!" Seringai makin lebar ketika di belakang bagian tubuhnya terasa ngilu dan berat. Kuku-kuku jarinya memanjang tajam. Sampai tiba saatnya ekor-ekornya bermekaran, cahaya timbul sedikit demi sedikit menambah kekuatan sihirnya. Tak lama, ekor kesembilannya tumbuh.
Konon katanya ada rubah sakti yang hidup selama beratus-ratus tahun lalu di kaki gunung. Semakin tua, semakin banyak ekornya, semakin kuat pula rubah tersebut. Ialah sang Kitsune, yang setelah 800 ratus tahun akhirnya melengkapi jumlah ekornya. Kini kesembilan ekornya berayun anggun sekaligus mencekam.
Seolah kemenangan dan segala-galanya sudah ada dalam genggamannya, Kitsune lupa ia bukanlah yang menciptakan alam semesta. Semua makhluk akan menjalani takdir atas kehendak-Nya. Seringai licik itu merekah tanpa tahu ancaman apa yang akan memutar roda kehidupannya dalam beberapa waktu lagi. Karena setelah kemunculan ekor kesembilannya guncangan sedang diproses untuk dikirimkan untuknya. Kisah Kitsune yang melegenda, kau akan segera mengetahuinya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top