(1) The New Beginning
King Theodore mondar-mandir di depan sebuah ruangan berpintu ganda raksasa. Anaknya, Prince Alex, duduk gelisah di sebelah ayahnya menahan kantuk.
Pangeran kecil itu sedikit melonjak akibat terkejut ketika pintu raksasa itu terbuka dan seorang tabib yang sudah lanjut usia keluar dari ruangan.
"Yang mulia!" serunya, "Selamat! Seorang putri."
Tanpa dipersilakan dua kali, King Theodore langsung menggendong Prince Alex dan bergegas masuk ke dalam.
Di atas ranjang terbaring lemah istrinya, Queen Erlena—Ratu Neelendra—dan putri barunya yang tertidur dengan wajah damai. King Theodore mengusap lembut pipi putrinya.
"Secantik bibinya," kata Queen Erlena.
"Dan ibunya," tambah sang raja. Queen Erlena tersenyum.
"Kau ingin menyentuhnya Alex? Tak apa. Coba berikan tanganmu." Sang ratu mengusapkan tangan Prince Alex pada sang putri. Prince Alex terkikik.
"Yang mulia, selamat! Saya langsung bergegas kemari begitu mendapat kabar dari para tabib," seru perdana menteri sekaligus penasihat King Theodore, Hugo.
King Theodore menatap tajam penasihatnya. "Kau tidak bermaksud membangunkan putriku, bukan?" sindirnya. Perdana Menteri Hugo menunduk dalam-dalam.
"Maafkan saya, Yang Mulia. Tentu saja saya tidak bermaksud begitu," balasnya, "Akan Anda beri nama siapa, Yang Mulia?"
King Theodore tersenyum lalu memandang ratunya. "Aku ingin menamainya seperti nama ibu dan bibinya. Calista Erlena Neelendra."
"Princess Lista," bisik Queen Erlena pada putrinya.
♚♚♚
3 bulan kemudian.
"Sambutlah King Theodore Alexander Neelendra, Queen Erlena Primrose Neelendra, Prince Alexander Theodore Neelendra, dan Princess Calista Erlena Neelendra!" Perdana Menteri Hugo mengumumkan.
Keluarga kerajaan itu keluar dengan anggun. King Theodore dan Queen Erlena tersenyum menerima ucapan selamat yang datang bertubi-tubi sementara Prince Alex langsung berkumpul bersama pangeran dan putri dari kerajaan lain.
"Oh, lihat itu. Cucuku!" seru Queen Delacary Dellcon, ibunda Queen Erlena.
"Bukankah dia cantik, Ibu?" goda Queen Erlena.
"Tentu saja. Dia mengingatkanku pada Princess Necalista," ucap Queen Delacary. Queen Erlena terdiam begitu mendengar nama adik iparnya disebut. "Ibu sangat menyayangkan hilangnya Necalista. Kau tahu bukan bahwa ibu sangat menyukai gadis itu dan berniat mengangkatnya menjadi pewaris Dellcon karena kau anak tunggal."
"Iya. Aku tahu, Ibu. Aku juga menganggap Necalista seperti adikku sendiri," respon Queen Erlena.
"Ah, di situ kau rupanya Erlena!" panggil Queen Rebecca Alroy pada sahabatnya, lalu menunduk menyapa Queen Delacary. "Selamat malam, Yang Mulia Queen Delacary."
"Selamat malam, Rebecca. Lama tak melihatmu," balas Queen Delacary, "Aku akan mencari ayahmu, Erlena."
"Ah, Erlena! Kemana putri kecilmu?" tanya Queen Rebecca seraya mencari-cari putri baru kawannya.
"Nancy sudah membawanya ke kamar." Queen Erlena menyebut pelayan pribadi Princess Lista.
"Padahal aku ingin melihatnya," keluh Queen Rebecca. "Kau tahu aku sangat ingin menjodohkan anakmu dengan putraku. Aku senang kau akhirnya memiliki seorang putri. Dia akan serasi dengan Edward kecilku dan dia pasti akan menjadi Ratu Alroy yang luar biasa."
"Well," ujar Queen Erlena. Sahabatnya itu memang terlalu... bersemangat. "Sebenarnya aku sedang mengandung anak ketigaku sekarang. Sepertinya anak perempuan lagi."
"Wow, Erlena. Selamat!" seruan kegembiraan Queen Rebecca dalam bentuk tawa. Tawanya berhenti ketika melihat suaminya dan suami Erlena menghampiri.
"Yang mulia Theodore!" sapa Rebecca.
"Rebecca," King Theodore menyapa balik.
Eric, Raja Alroy, mengabarkan rencananya dan Theodore tadi. "Rebecca, Theodore dan aku berencana menjodohkan Edward dengan Princess Calista. Bagaimana menurutmu?"
"Kebetulan yang menyenangkan! Kami tadi juga sedang membicarakan tentang perjodohan Edward dan Princess Calista," balas Queen Rebecca terkejut.
"Oh, ya? Wah, benar. Ini merupakan sebuah kebetulan yang menyenangkan." Theodore menepuk punggung sahabatnya Eric dalam senyum lebar.
"Jadi, ini berarti kedua pihak sudah setuju. Kapan kita akan mengadakan pertunangannya, Eric?" ucap Raja Neelendra.
"Sesuai tradisi, Theodore. Saat ulang tahun Lista ke sepuluh."
Queen Erlena tersenyum. Paling tidak Lista bisa menjadi penghibur Theodore.
Kemana Princess Necalista pergi?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top