Part 15
The Kingdom of France
Kerajaan France memilik dua anak istana dan juga satu istana utama. Dua anak istana dihuni oleh Putri Christine-Pangeran Edward beserta para pelayan dan pengawalnya, yang satunya lagi dihuni oleh Pangeran Carlot dan keluarganya. Sedangkan istana utama dihuni Kaisar Tertinggi France, di sana terdapat makam sang Ratu.
Mata Rebecca tidak berhenti mengamati sekeliling istana yang kini dia tempati. Anak istana saja semegah ini, bagaimana kemegahan istana utama. Rebecca bergidik ngeri membayangkan jika dia nanti bertemu Kaisar Tertinggi yaitu Raja Hercules yang dikenal sangat kuat dan juga berpengaruh saat masa penjajahan dulu.
Tibalah mereka di sebuah ruangan, mereka membuka pintu dan mempersilahkan Rebecca masuk. Matanya melebar melihat kamar tidur bernuansa gold yang sangat mewah. Dia akan tidur di sini? Bukankah dia sedang diculik?
Apa aku akan dijual dengan bangsawan France?
Jangan-jangan aku dijadikan tumbal pesugihan?
Lebih parahnya lagi aku akan dinikahkan dengan tetua di sini?
Rebecca menggelengkan kepalanya, dia menghilangkan pikiran-pikiran buruk yang nanti akan menimpanya.
"Nona, ah maksud saya Putri Becca. Di sini Anda akan tinggal, kami sudah mempersiapkan segalanya untuk kedatangan Anda." Nona Soora, kepala pelayan disana tersenyum lembut ke arah Rebecca.
Rebecca menyerngit, jadi mereka sudah mempersiapkan kedatanganku? Apa mereka sudah lama mengincarnya sebagai tawanan?
"Silahkan dicek, apa yang Anda perlukan dan tidak ada d sini?" ucap Soora dengan bahasa Inggris.
Rebecca mengelilingi kamar barunya, dia membuka lemari pakaian dan menemukan banyak sekali pakaian dari mulai dress santai, sweater, celana, dan dia juga tak habis pikir mereka mengetahui ukuran bra dan celana dalamnya. Mereka juga tau ukuran celana dan sepatu Rebecca. Fix mereka adalah penculik sekaligus penguntit yang handal.
"Omegat, semua ini brand ternama?" Mata Rebecca terbelalak saat dia mengetahui semua yang ada di sana berasal dari brand-brand ternama.
"Syukurlah jika Anda menyukainya." Soora merasa lega.
Rebecca membuka kamar mandinya.
"Aku tidak suka bau kopi, aku mau wewangian bunga," ucap Rebecca.
Lalu sebuah ide melintas di pikirannya.
"Ah ya, aku tidak suka tata letak kamar ini, sangat klasik dan membosankan. Aku tidak suka."
"Nanti arsitek istana ini akan menemui Anda, Anda bisa mengaturnya sesuai keinginan Tuan Putri," jelas Soora.
"Tidak perlu, kalian saja yang melakukannya sekarang," ucap Rebecca membuat para pelayan di sana saling pandang.
Soora yang menyadari ini titah Tuan Putrinya langsung mengangguk, mereka semua keruang utama kamar Rebecca. Mereka mengikuti instruksi yang Rebecca ucapkan.
"Stop-stop jangan di sana, kamar ini jadi terlihat sempit," ucap Rebecca saat mereka hampir selesai memindah sofa dan juga televisi ke sudut ruangan.
Jadi di dalam kamar tidur Rebecca terbagi menjadi kamar tidur utama, kamar mandi, ruang makeup yang berisi alat makeup beserta baju tas sepatu dan lain-lain, ruang baca, ruang santai.
"Sebenarnya siapa sih wanita ini? Kepana kita mengikuti semua perkataannya," kesal salah satu diantara mereka berbisik dengan temannya memakai bahasa lokal mereka.
"Jangan bicara yang tidak-tidak, dia Putri Becca kita harus melayaninya dengan baik atau Putri Christine akan memenggal kepalamu."
Rebecca terdiam sejenak.
"Sudahlah kembalikan seperti semula, aku mau istirahat dulu," ucap Rebecca membuat semua orang di sana menghela napas kesal.
Dalam hati Rebecca bersorak, dia akan mengusahkan seluruh istana jika dia tidak segera dipulangkan. Rebecca merebahkan tubuhnya diatas sofa yang akan mereka pindahkan. Mereka kesulitan memindahkannya hingga 6 orang pelayan saling membantu menggotong sofa itu.
Mereka meninggalkan Rebecca yang sudah terlelap, namun mereka tidak meninggalkannya begitu saja. Mereka 4 pelayan dan 2 pengawal berdiri didepan pintu masuk kamar Rebecca.
"Bagaimana, apa Tuan Putri merasa senang?" tanya Putri Christine pada Soora.
"Ya Putri Christine, tapi apakah Anda baik-baik saja dia di sini?" tanya Soora yang tau bahwa Rebecca putri Pangeran Edward.
"Aku melakukan ini untuk semua orang, Edward tidak akan memuluskan jalanku jika aku tidak menahan putrinya di sini," jawab Putri Christine membeku.
"Bagaimana jika Kaisar tahu keberadaan Putri Becca dan membunuhnya?"
"Itulah mengapa aku membawanya kemari, dia akan aman di istana ini karena ayah tidak mungkin membunuh orang di istana yang sudah dia bangun dengan penuh cinta."
Soora mengangguk.
"Bawa dia makan malam bersama kami," ucap Putri Christine kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Baik Tuan Putri."
Mereka hanya akan memanggil Putri Christine Putri saat mereka berada didepan petinggi Kerajaan. Karena itulah permintaan Putri Christine.
.
Indonesia
Valeria menatap ponselnya yang sedari tadi tidak ada panggilan masuk. Sudah hampir dua belas jam Rebecca berangkat, namun mereka tidak kunjung mendapat kabar.
"Bagaimana Erick?" Valeria menghampiri Erick.
"Anak buah kita di China tidak melihat Rebecca turun dari pesawat."
Mata Valeria terbelalak. "Apa? Kau yakin?"
"Mereka yakin, bahkan mereka mendapat ijin masuk ke pesawat untuk mengecek keberadaan Rebecca," ucap Erick.
"Maksudmu Rebecca tidak berangkat ke China?"
"Tidak, keberangkatan penumpang atas nama Rebecca sudah tercatat menaiki pesawat."
"Jadi ... dia kemungkinan diculik?" Valeria menutup mulutnya, dia memikirkan bahwa putrinya sedang diculik. Bagaimana kondisinya saat ini.
"Mereka mendapat rekaman CCTV, ada seorang penumpang yang mendapat perlakuan khusus, dia berada di kursi roda, dan aku yakin dia Rebecca meskipun mereka memakaikan syal yang menutupi sebagian wajah Rebecca."
Erick menunjukkan gambar cctv yang dikirimkan anak buahnya, terlihat jelas itu sepatu yang dipakai Rebecca terakhir kali.
"Siapa mereka Erick?"
"Mereka pasti orang berpengaruh juga, mereka bisa mudah menculik orang di pesawat. Aku akan menuntut bandara itu dan juga agensi pesawatnya karena mereka membiarkan penumpang diculik."
"Erick, temukan Rebecca. Dia pasti ketakutan di sana." Valeria menangis sesegukan di pelukan Erick.
"Ini salahku, seharusnya aku tidak membujukmu mengijinkan dia kuliah di negeri orang," isak Valeri.
"Tidak, ini salahku. Aku yang seharusnya memastikan keamanan putri kita, maafkan aku Rose."
"Pastikan kau menemukannya, aku sendiri yang akan menghukum mereka karena menculik putriku," ucap Valeria penuh peringatan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top