Lembar 98
Setelah kepergian Jungkook, Yeon memutuskan untuk kembali ke sisi Changkyun dan berselang beberapa waktu setelah ia duduk di samping Changkyun. Pintu di belakang nya kembali terbuka, sontak diapun segera beranjak berdiri dan bergeser ke samping kaki Changkyun dengan kepala yang sedikit tertunduk ketika sebelumnya sempat melihat bahwa Guru Dong Il lah yang masuk ke sana dan hanya berselang beberapa detik hingga Guru Dong Il berdiri di hadapan nya.
Dia pun sedikit merendahkan kepalanya sebagai tanda penghormatan terhadap Guru Besar Gwansanggam tersebut, yang sekilas menjatuhkan pandangan pada Changkyun sebelum kembali melihat ke arah nya.
"Bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu?"
"Ye, Yeonggam." (Tuan)
"Apa Putra Mahkota belum kemari?"
"Beliau baru saja pergi beberapa waktu yang lalu."
"Apa dia mengatakan sesuatu sebelum pergi?"
"Ye, Yeonggam."
"Apa itu?"
"Putra Mahkota mengatakan bahwa mulai hari ini, beliau tidak akan datang kemari lagi."
Guru Dong Il sempat tersentak akan perkataan Yeon, dia memalingkan wajah nya yang tampak tengah mempertimbangkan sesuatu karna sebelumnya ia mendengar kabar bahwa Lee Jeon marah besar terhadap putra bungsu nya tersebut.
Dia kemudian menghembuskan napas beratnya dengan pelan dan membimbing pandangan nya kembali jatuh pada gadis muda bertubuh mungil yang masih tertunduk di hadapan nya, sampai saat ini dia juga penasaran akan sosok Dayang muda tersebut. Berasal dari Paviliun manakah dia dan kenapa hingga sekarang dia tidak ingin pergi.
"Kau tidak ingin kembali ke tempat mu?"
Pertanyaan halus yang sempat membuat Yeon tersentak dan tak berusaha untuk menjawab pertanyaan tersebut. Melihat hal tersebut, Guru Dong Il kembali bertanya dengan lebih hati-hati.
"Sebenarnya, dari mana asal mu?"
Sorot mata Yeon terlihat gelisah, dia sama sekali belum memikirkan jawaban akan pertanyaan yang bahkan tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Dan respon yang tak kunjung ia berikan membuat Guru Dong Il semakin di buat penasaran oleh sosok Gadis Muda yang selalu berada di sisi Changkyun tersebut.
"Jika pertanyaan itu sangat menganggu mu, kau tidak perlu menjawab nya. Hanya katakan dengan siapa aku harus memanggil mu."
"Yeon, imnida."
Sebuah gumaman yang pada akhirnya terucap dari mulut Yeon yang kembali mengatup.
"Yeon? Jika begitu, tidakkah kau ingin kembali ke tempat mu? Sepertinya kau telah meninggalkan tempat mu cukup lama."
"Jika Yeonggam mengizinkan, mohon izinkan hamba untuk tetap berada di sini." Suara lembut yang terucap layak nya sebuah permohonan.
Guru Dong Il sempat ragu, terlebih dia merasakan sesuatu yang berbeda setiap kali berhadapan dengan gadis muda yang cukup misterius itu bagi nya. Dia bahkan sudah menyuruh Guru Kiseung yang memiliki akses lebih untuk keluar dari Gwansanggam untuk menyelidiki dari manakah Yeon berasal dan kenapa malam itu dia bisa berada di halaman Seongsucheong, namun dari kemarin dia belum melihat kehadiran Guru Kiseung.
Tak ingin menambah beban pikiran nya, Guru Dong Il menyisihkan masalah tentang identitas Yeon dan kembali fokus pada kondisi Changkyun.
Dia sedikit memutar kakinya menghadap tubuh Changkyun, di perhatikan nya dengan seksama kondisi tubuh Changkyun yang terlihat semakin kurus dan memucat. Keadaan yang membuat dahinya mengernyit tanpa ia sadari, dia pun kembali menjatuhkan pandangan nya pada Yeon.
"Apa orang-orang dari Balai Pengobatan belum kembali?"
"Mereka belum kemari sejak terakhir meninggalkan tempat ini kemarin."
Mendengar jawaban dari Yeon, Guru Dong Il mendengus. "Apa yang sedang mereka lakukan?" Gumamnya penuh dengan penekanan.
"Aku akan pergi menemui orang-orang dari Balai Pengobatan, jika ada sesuatu cepat panggil aku."
Guru Dong Il berbalik sebelum mendapat jawaban dari Yeon, dia berjalan menuju pintu keluar. Namun hanya beberapa langkah dan dia berhenti setelah suara ringan Yeon kembali mengalun dengan lembut ditelinganya.
"Tunggu sebentar, Yeonggam."
Mendengar teguran tersebut, Guru Dong Il perlahan memutar kakinya dan kembali menghadap ke arah Yeon dengan tatapan bertanya.
"Ada apa?"
"Biarkan saja seperti ini."
Guru Dong Il memicingkan matanya, merasa bingung akan pernyataan dari Yeon di saat gadis muda itu masih menundukkan kepalanya.
"Apa yang sedang kau bicarakan."
"Tuan muda Kim. Biarkanlah seperti ini, jangan di obati."
Mata Guru Dong Il membulat, tampak tersentak akan apa yang baru saja di ucapkan oleh Yeon. "K-kau, apa yang sebenarnya kau katakan?" Ujar Guru Dong Il tak percaya, dan perlahan Yeon mengangkat wajah nya.
Membuat Guru Dong Il lebih tersentak lagi ketika untuk pertama kalinya ia bertatap muka dengan Yeon, dan bisa di lihatnya tatapan sayu yang terlihat menggelap yang semakin menambah kemisteriusan gadis muda tersebut.
"Akan percuma saja, mereka tidak bisa mengobati Tuan muda Kim tapi justru semakin menambah luka nya."
"A-apa yang kau maksud sebenarnya."
"Biarkan Beliau tetap seperti ini sampai Beliau bangun dengan sendiri nya."
Guru Dong Il menatap tak percaya ke arah Yeon, namun ada perasaan aneh yang mendorong nya untuk mundur ketika ia menatap manik gelap tersebut. Sebuah fakta yang membuatnya semakin di buat penasaran oleh sosok gadis muda yang sepertinya tak ingin pergi dari sisi sang Rubah.
"Siapa gadis muda itu sebenarnya?" Gumam Guru Dong Il yang sudah berdiri dengan gelisah di Ruang kerjanya setelah meninggalkan tempat Changkyun dengan beribu pertanyaan yang bertumpuk di kepalanya.
"Siapa orang yang sedang kau bicarakan?"
Sebuah suara berat dan serak itu yang kemudian menginterupsi pemikiran nya sendiri. Dia pun segera mengarahkan pandangan nya pada ujung tangga dan mendapati Guru Kiseung yang kemudian berjalan ke arah nya.
"Kemana saja kau? Kenapa baru muncul sekarang?" Sarkas Guru Dong Il yang tidak membiarkan Guru Kiseung duduk dengan nyaman terlebih dulu.
"Aku bukan Heojoon yang bisa kau maki setiap waktu, duduklah dan bicara baik-baik." Ujar Guru Kiseung yang mengambil satu tempat duduk di sebelah meja, begitupun dengan Guru Dong Il yang kemudian bergabung dengan nya.
"Bagaimana?" Tanya Guru Dong Il tak sabaran.
"Ketemu." Cetus Guru Kiseung dengan raut wajah yang begitu serius dan membuat pembicaraan ini menjadi pembicaraan yang serius bagi keduanya.
"Dimana?"
"Paviliun Selir Youngbin." Cetus Guru Kiseung.
Seketika mata Guru Dong Il membulat, menatap tak percaya ke arah Guru Kiseung yang tampak tak main-main dengan ucapan nya. Kabar ini jelas mengejutkan baginya dan bukan hanya dia melainkan Guru Kiseung yang menyelidiki sendiri identitas dari Yeon pun sempat tak percaya, namun keributan kecil yang terjadi di Paviliun Selir Youngbin membimbing nya untuk mengetahui sebuah fakta bahwa Dayang muda yang kini di cari-cari oleh Selir Youngbin tidak lain adalah gadis muda bernama Yeon.
"Yeon? Bagaimana gadis muda itu bisa sampai datang kemari?" Ujar Guru Dong Il dengan nada menerawang.
"Dia pasti memiliki hubungan istimewa dengan Pangeran." Sahut Guru Kiseung yang sedikit meragukan hal tersebut namun sangat masuk akal.
"Hubungan kah? Tapi sejak kapan?"
Kedua Guru Besar Gwansanggam tersebut saling bertukar tatapan bertanya.
"Semua semakin jelas, tapi kenapa justru semakin rumit." Keluh Guru Dong Il yang di sertai oleh helaan napasnya.
"Awasi gadis itu, sepertinya dia menyembunyikan rahasia yang begitu besar." Cetus Guru Kiseung dan membuat keduanya kembali bertemu pandang dengan raut wajah yang terlampau serius.
Selesai di tulis : 20.06.2019
Di publikasikan : 22.06.2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top