Lembar 111
Langit Joseon yang kembali menggelap, menutup kisah hari itu dan membuat kisah yang baru. Tepat setelah gong penanda tengah malam di bunyikan, Namgil keluar dari salah satu ruangan di kediaman Ketua Park dan hendak menuruni tangga menuju halaman. Namun langkahnya terhenti ketika tiba-tiba pintu kamar Taehyung terbuka dan menampakkan sang penghuni kamar yang tengah duduk di lantai.
Namgil memicingkan matanya, menyadari ada yang berbeda dengan putra angkatnya malam ini. Warna pakaian nya, Namgil merasa ada yang aneh dengan pakaian yang di kenakan oleh Taehyung malam ini.
"Apa yang kau lakukan?" Selidik Namgil.
"Bolehkah aku ikut?"
"Memangnya aku ingin kemana? Tutup pintu kamarmu dan segera tidur!"
"Abeoji tidak ingin pergi?"
Namgil tak langsung menjawab dan justru melihat sang putra angkat dengan tatapan mengintimidasinya. "Aku pergi atau tidak, memangnya apa urusan mu?" Acuh nya.
"Kalau begitu aku akan berjalan di belakang Abeoji." Cetus Taehyung yang mengucapkan nya tanpa ada beban sedikit pun, dia pun beranjak berdiri dan membuat dahi Namgil mengernyit mendapati ia yang mengenakan pakaian bernuansa hitam.
Dia kemudian keluar dari kamar dengan sebilah pedang yang berada di tangan kirinya dan menutup pintu dari luar sebelum berhadapan dengan sang ayah angkat yang menatapnya secara berlebihan.
"Dari mana kau mendapatkan pakaian itu?" Selidiknya.
"Aku mengambil satu milik Abeoji."
Mendengar itu Namgil mengangkat pedang nya yang masih terbungkus dengan sarung pedang dan hendak menggunakan nya untuk memukul kepala Taehyung, namun Taehyung bergeraak cepat dan menangkis pukulan tersebut. Membua Namgil kembali menurunkan tangan nya.
"Siapa yang mengizinkan mu memakai pakaian seperti itu?"
"Tidak ada yang salah dengan pakaiannya, aku juga suka memakainya. " Ujar Taehyung beralasan dan memang benar dia menyukai pakaian tersebut, pakaian yang juga selalu di kenakan oleh Changkyun setiap saat. Warna hitam yang mengingatkan nya akan kehadiran sang Rubah yang berada di sisinya setiap saat.
"Berhenti bicara omong kosong dan tutup mulut mu!" Acuh Namgil yang kemudian menuruni tangga, membiarkan Taehyung mengikuti langkahnya.
Dan malam kemarin terulang kembali, tak ada perbincangan yang terdengar setelah mereka meninggalkan rumah. Taehyung yang hanya mengikuti langkah dari sang ayah angkat, berjalan menerobos kegelapan malam Joseon dan kembali menjarah satu rumah untuk malam itu dan hal itu berlaku untuk malam malam selanjutnya dimana justru Taehyung lah yang lebih akif di bandingkan dengan Namgil.
Namgil sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada Taehyung, saat siang hari anak itu selalu meminta izin untuk keluar rumah dan ketika Namgil mengikutinya secara diam diam. Yang Taehyung lakukan adalah berkeliling desa, bermain dengan anak anak dari kalangan bawah dan terkadang berkeliling untuk mencari rumah Bangsawan yang akan mereka jarah ketika malam datang.
Aneh memang, namun Namgil kerap mendapati anak itu tertawa sejak dia mengikutinya malam itu. Namun meski begitu hal itu belum cukup untuk merubah dirinya dari dalam karna meskipun dia berubah menjadi seorang pencuri saat malam namun hatinya masih sama hangat nya seperti sebelumnya.
Terhitung empat malam terlampaui dan malam kelima menghampiri mereka, Namgil keluar dari salah satu ruangan dan mendapati bahwa Taehyung telah duduk di tangga dengan pakaian yang selalu ia kenakan saat akan beraksi.
Pakaian bernuansa hitam yang menghilangkan sisi Bangsawan nya namun mau di apakan pun wajahnya tak pernah bisa mengingkari bahwa dia adalah Bangsawan yang terhormat bahkan setelah ia menjadi pencuri sekalipun.
Namgil mengalihkan pandangan nya dengan senyum tak percaya. "Aigoo, bagaimana dia bisa menjadi pencuri dengan wajah seperti itu." Gumamnya dan berjalan mendekati Taehyung.
"Kau tidak tahu ini sudah malam? Kenapa masih duduk di sini?" Tegur nya ketika berdiri tepat di belakang Taehyung dan membua putra angkatnya tersebut hendak beranjak berdiri.
Namun sebelum ia bisa berdiri, Namgil langsung menahan bahunya dan mendudukkan nya kembali. Bersamaan dengan dia yang kemudian memposisikan diri duduk berdampingan dengan sang putra angkat.
"Kenapa melihat ku seperti itu?" Perkataan dengan nada bicara yang lebih halus dari sebelumnya.
"Aku tidak tahu apa yang Abeoji maksud, tapi tidak ada yang salah dengan caraku melihat seseorang."
"Ada." Sanggah Namgil dan membuat Taehyung sejenak berpikir.
"Matamu bermasalah ketika melihat Agassi." Cetus Namgil dan seketika raut wajah tenang di hadapan nya terlihat sediki kesal sebelum akhirnya berpaling darinya di saat ia sendiri tengah erkekeh pelan, dan tawa ringannya itu berhenti ketika tangan nya mendarat pada bahu Taehyung. Membuat pemuda itu kembali mempertemukan pandangan keduanya.
"Kau ingin menikah?"
"Kenapa Abeoji tiba-tiba menanyakan hal itu?"
"Jika ada orang yang bertanya, berarti mereka menginginkan sebuah jawaban. Bukannya pertanyaan balik."
Taehyung terdiam sejenak sebelum kembali membuka mulutnya, menyadari bahwa cara berbicara ayah angkatnya kali ini terdengar lebih tenang di bandingkan dengan sebelumnya. Mungkinkah ayah angkatnya tersebut tengah ingin berbicara serius dengan nya.
"Tapi rasanya sedikit aneh saat Abeoji menanyakan nya."
"Jika kau mau, akan ku lamarkan Agassi untuk mu saat dia pulang nanti." Cetus Namgil dengan begitu santai dan menyisakan ketertegunan di wajah Taehyung.
"Kenapa? Kau tidak mau?"
"Kenapa tiba-tiba berbicara seperti itu?"
"Jika tidak mau, biarkan saja dia menjadi istri ku." Cetus Namgil dengan nada bicara yang kembali seperi semula dan ia kembali melihat kekesalan di wajah pura angkatnya karna perkataan nya barusan.
"Kenapa Abeoji begitu terobsesi kepada Aggasi? Apa Abeoji benar-benar belum pernah menikah?"
Satu pukulan ringan jatuh mengenai kepala bagian belakang Taehyung. "Siapa bilang aku tidak pernah menikah? Tentu saja aku pernah menikah dan asal kau tahu, istri ku adalah gadis paling cantik di Hanyang." Ujar Namgil dengan senyum yang tiba-tiba merekah di bibirnya.
"Semua laki-laki juga akan mengatakan hal itu kepada wanita yang mereka cintai." Cibir Taehyung dengan nada bicara yang berwibawa.
"Lalu bagaimana dengan mu? kapan kau pernah memuji Hwagoon di depan orang lain? Kau bahkan hanya menganguminya untuk dirimu sendiri, sesekali kau harus mencoba merayunya agar dia tidak lepas."
Taehyung menatap sebal ke arah ayah angkatnya yang lagi lagi menggunakan bahasa yang sangat tidak cocok untuk nya.
Dan malam itu kedua nya mengakhiri perbincangan ringan mereka dengan kembali menjarah salah satu rumah Bangsawan, namun sayang nya aksi mereka di pergoki oleh salah satu pekerja yang terbangun di tengah tidurnya.
"Pencuri..... Ada pencuri......." Teriak pekerja tersebut.
Namgil dan Taehyung refleks melompat ke atas genteng dan melarikan diri tanpa menoleh kr belakang sedikit pun, meninggalkan keributan di belakang mereka dan tanpa di sadari bahwa Bangsawan muda yang kini berlari di belakang Namgil tengah tertawa tanpa suara dengan sebuah karung yang menyampir di bahunya.
Berlari menerobos kegelapan malam dan kembali mengakhiri malam itu untuk membuat sebuah awal yang baru ketika fajar kembali menyingsing bumi Joseon.
Perasaan Tersembunyi Sang Tuan Muda
Waktu yang terus bergulir, hari yang telah terlewati. Dua bulan berlalu dengan begitu cepat dan membawa kembali gadis muda itu ke hadapan nya, senyum Taehyung mengembang dengan sempurna ketika mendapati rombongan Kelompok Pedagang telah kembali ke Hanyang.
Dan dari semua laki-laki yang berada di sana, pandangan nya hanya tertuju pada satu gadis muda yang berjalan di barisan terdepan dengan senyum yang merekah di bibirnya.
Dia pun turun ke halaman untuk menyambut keluarga besarnya yang baru kembali dari perantauan, sekilas bertegur sapa dengan para anggota Organisasi dengan langkah yang membimbing nya untuk berhadapan dengan Ketua Park beserta putri nya.
"Ketua sudah kembali? lama tidak bertemu, aku berharap Ketua berada dalam keadaan yang baik."
Ketua Park mengulas senyumnya dan menepuk bahu Taehyung beberapa kali. "Tidak ada yang perlu di khawatirkan, kami kembali dengan keadaan yang sama seperti saat kami pergi."
"Syukurlah kalau begitu."
"Dimana ayah mu?"
"Aku belum melihatnya sejak pagi tadi, tapi mungkin dia masih berada di sini."
"Orang itu memang tidak peka." Gumam Ketua Park yang kemudian berjalan melewati Taehyung dan menyisakan dua Bangsawan muda yang saling bertemu pandang dan sama sama mengulas senyum mereka.
"Bagaimana kabar Agassi." Satu sapaan kecil yang keluar dari bibir yang tak mampu menghilangkan segaris senyum dari wajah nya.
"Tidak jauh berbeda dengan sebelumnya."
"Aku telah menunggu Agassi di sini, dan sekarang Agassi telah kembali. Aku pikir ada banyak hal yang ingin Agassi ceritakan padaku."
Hwagoon tampak kebingungan untuk menjawab Taehyung, ada banyak hal yang bisa ia ceritakan tentang perjalanan nya ini. Namun dia terlalu canggung untuk memulai pembicaraan, lebih dari itu. Ada perasaan bahagia ketika ia mendapati wajah itu lagi ketika ia kembali ke rumah setelah perantauan panjang nya.
"Ada banyak hal yang terjadi di luar sana, tapi aku tidak yakin jika Naeuri bersedia mendengarnya."
"Aku akan berusaha untuk mendengarkan nya sebisa yang ku mampu."
Hwagoon memalingkan pandangan nya dengan senyum yang tertahan di bibirnya, sepertinya dia sudah kehabisan kata-kata untuk menyambung obrolan mereka.
"Agassi pasti lelah, akan lebih baik jika Agassi beristirahat terlebih dulu."
"Ah... Ne, Kalau begitu aku akan pergi sekarang." Ujar Hwagoon dengan nada bicara yang tiba-tiba terdengar begitu canggung.
"Ye." Jawaban singkat yang kemudian membimbing langkah Hwagoon untuk melewai Taehyung yang kemudian berbalik untuk melihat punggung nya yang berjalan menjauh.
Perasaan lega dan bahagia ketika ia melihat gadis itu kembali ke tempatnya, menghilangkan ketakutan yang selalu menghantuinya setiap waktu dan kini yang bisa ia lakukan hanyalah kembali membiarkan waktu membimbingnya menuju takdir yang akan ia terima di masa mendatang.
"Sesuatu yang memiliki wujud tidak akan pernah memiliki keabadian, namun sesuatu yang tak memiliki wujud akan selalu mencari jalan untuk bisa mewujudkan segalanya. Bukan tentang memiliki dalam rengkuhan, melainkan seberapa besar perasaan yang mampu kau rengkuh seutuhnya. Sesuatu yang tak berwujud, namun selalu kau jaga dalam rengkuhan mu."
Selesai di tulis : 19.07.2019
Di publikasikan : 23.07.209
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top