Lembar 110

    Kasim Seo masih terlihat berjalan menyusuri Istana Gyeongbok untuk menemukan keberadaan sang Rubah, langkah yang sempat berhenti di Seongsucheong tersebut kemudian berlanjut setelah tak menemukan Changkyun di sana hingga langkahnya menjangkau area danau. Satu satunya tempat yang saat itu berada dalam pikiran nya setelah Seongsucheong dan benar, di sana lah sang Rubah terduduk di atas rumput tepat di tepi danau.

    Dengan langkah ringan yang tampak tak terburu-buru tersebut, Kasim Seo berjalan mendekati Changkyun yang sama sekali tak merasa terusik meski menyadari bahwa ada seseorang yang datang. Di saat pandangan nya hanya mengarah pada permukaan danau yang di tumbuhi oleh teratai dengan daun lebarnya yang mengambang pada permukaan danau.

    "Tuan Muda berada di sini?" Teguran kecil yang ia lontarkan setelah ia menjangkau tempat Changkyun, dia pun kemudian menempatkan diri duduk di samping Changkyun di mana terdapat seekor kelinci berwarna hitam yang bermain di sekitar kakinya.

    Seulas senyum hangat itu terukir di sudut bibir Kasim Seo, menyadari sisi lembut dari sang Rubah yang tetap berwajah dingin. Dia kemudian turut menjatuhkan pandangan nya ke arah danau, melihat apa yang berada di hadapan nya meski ia tidak yakin bahwa pemuda di sampingnya benar-benar melihat apa yang telah di suguhkan ke hadapan nya kini.

    "Aku bersyukur bahwa Tuan Muda kembali dengan keadaan yang baik." Kasim Seo memulai pembicaraan meski lebih terdengar bahwa dia tengah bermonolog.

    "Putra Mahkota menyuruh hamba untuk mencari Tuan Muda."

    "Apa tidak apa-apa?" Suara berat yang di perdengarkan untuk pertama kalinya, menuntun tatapan Kasim Seo jatuh pada wajah dingin nya yang masih menatap lurus ke depan.

    "Jika aku pergi sedikit lebih jauh, mungkinkah Putra Mahkota akan mengizinkannya?"

    "Tidak." Jawaban yang membuat Changkyun perlahan menjatuhkan pandangan nya.

    Kasim Seo mengalihkan pandangan nya kembali pada danau dan berucap, "Tidak sekarang, tapi entah nanti. Putra Mahkota terlalu takut untuk di tinggalkan sekarang, akan lebih baik jika Tuan Muda berada di sisinya sedikit lebih lama lagi."

    Changkyun menangkap kelinci hitam yang hendak pergi menjauh dan mengembalikan nya ke samping nya, mengelus bulu halusnya dan menaruh perhatian nya pada hewan kecil milik Tuan nya tersebut.

    "Jika aku pergi lebih jauh lagi, mungkinkah aku akan menemukan nya?" Dia bergumam, tampak tak bisa berucap dengan lebih keras lagi.

    "Jika itu sudah menjadi keyakinan Tuan Muda, siapapun tidak akan bisa ikut campur akan hal itu. Beberapa orang telah menganggap beliau tidak ada namun beberapa orang masih membiarkan beliau tetap hidup di hati mereka." Penuturan yang sarat akan kesedihan, kedua orang yang di tinggalkan dan saling duduk berdampingan dengan harapan yang sama.

    "Aku, akan tetap berdiri pada keyakinan ku." Pandangan yang kembali terarah ke depan dan tanpa ia izinkan satu tetes air mata berhasil meloloskan diri dari kelopak matanya, ketika rasa sakit itu kembali membuatnya sulit untuk bernapas. Menyadari satu orang kembali meninggalkan nya, segel Seongsucheong telah terlepas darinya. Namun karna itu pula dia kembali hancur.

    "Aku akan pergi, setelah keadaan membaik." Sebuah ungkapan yang kemudian membimbing langkah keduanya meninggalkan danau beserta kelinci kecil yang berlarian di tepi danau.



Perasaan Tersembunyi Sang Tuan Muda



    Jungkook terduduk di tangga yang terhubung dengan teras Paviliun belajarnya, bimbingan belajarnya telah berakhir sekitar sepuluh menit yang lalu dan sejak saat itu pula dia terduduk di sana tanpa melakukan apapun.
    Hanya melihat keadaan di sekitarnya yang tampak begitu tenang hingga pandangan nya menangkap sosok yang ia cari cari sejak pagi.

    Dari kejauhan, Changkyun datang mendekat Bersama dengan Kasim Seo yang berjalan di belakang nya. Mata bulat Jungkook mengerjap menyadari arah keduanya datang dan hal itu membuat Jungkook tahu bahwa Changkyun baru saja dari danau, jika dia tahu bahwa Changkyun berada di sana dia pasti tidak perlu membuat Kasim Seo kerepotan untuk mencarinya.

    "Kau dari danau?" Tanya Jungkook ketika keduanya telah sampai di hadapan nya.

    "Ye." Jawaban yang selalu singkat terucap sebagai jawaban akan pertanyaan nya.

    "Jika ingin pergi, katakan dulu."

    "Hamba tidak akan mengulangi nya."

    Jungkook kemudian beralih pada Kasim Seo. "Kasim Seo."

    "Ye, Putra Mahkota."

    "Aku sudah menyuruh Kasim Cha untuk mengambil cuti selama satu minggu, kau pergilah juga."

    "Hamba tidak memerlukan hal itu, Putra Mahkota."

    "aipi aku meminta mu."

    Sebuah kalimat paksaan yang kemudian membuat Kasim Seo dan Changkyun saling bertukar pandang, dengan tatapan Kasim Seo yang seperti tengah meminta pendapat dari Changkyun.
    Perlahan Changkyun mengangguk ringan dan memutus kontak mata antara mereka berdua.

    "Jika itu yang Pura Mahkota inginkan, hamba akan menjalankan perintah dari Putra Mahkota."

    "Jangan biarkan dia muncul di hadapan ku sebelum satu minggu berlalu."

    "Ye, hamba akan mengingatnya. Hamba mohon undur diri." Kasim Seo membungkukkan badan nya sebelum berbalik dan meninggalkan keduanya.

    "Bagaimana keadaan mu?" Sebuah pertanyaan yang kemudian terucap untuk benar-benar mengawali pembicaraan di antara keduanya.

    "Hamba baik-baik saja."

    "Kau seharusnya tidak pergi kemana-mana dulu."

    "Hamba tidak bisa pergi terlalu jauh untuk saat ini."

    "Itu berarti, kau akan pergi jauh suatu hari nanti." Perkaaan dengan nada kecewa dan juga seulas senyum tipis yang menghiasi sudut bibirnya.

    Jungkook kemudian menepuk tempat kosong di samping nya. "Kemarilah! Duduk Bersama ku di sini."

    Tanpa sepatah katapun Changkyun bergerak mendekati Jungkook, namun bukannya duduk di tempat yang di tunjukkan Jungkook dia justru duduk tepat di samping kaki Jungkook dan membuat Jungkook sempat mengernyitkan dahinya untuk sepersekian detik sebelum pikiran nya bisa mencerna tingkah laku Changkyun.

    Dia pun memilih untuk tak mempermasalahkan hal itu dan membiarkan Changkyun berada dalam zona nyaman nya sendiri, lagi pula dengan posisi seperti sekarang dia bisa dengan leluasa mengamati wajah dengan tatapan yang dingin tersebut meski hanya dari samping.

    "Changkyun-a."

    "Ye." Jawab Changkyun tanpa ada keinginan untuk melihat ke arah Jungkook.

    "Aku, ingin pergi keluar sebentar. Jika di izinkan." Ujar Jungkook dengan nada bicara yang terdengar begieu berhati-hati.

    "Putra Mahkota tidak di izinkan pergi kemana pun terkecuali ada perintah dari Baginda Raja."

    Mendengar hal itu Jungkook tersenyum miris. "Sayang sekali, padahal sudah lama sekali aku tidak melihat kehidupan di luar sana. Aku merindukan kehidupan ku yang dulu."

    Changkyun tak memberi respon, bukannya dia benar-benar tak perduli dengan apa yang di ucapkan oleh Jungkook. Melainkan karna dia tidak tahu harus bereaksi bagaimana lagi.

    "Tapi jika seandainya aku pergi ke rumah kakek, apa masih boleh?"

    Tatapa mata Changkyun bereaksi akan pertanyaan yang di lontarkan oleh Jungkook, satu orang yang berada dalam benaknya ketika Jungkook menyebutkan kediaman Heo Junho.
    Sosok pendekar pedang yang tak di ketahui siapakah dia namun Changkyun merasa bahwa pria tersebut memiliki dendam terhadap ayah nya, dan sosok yang ia maksud tidak lain adalah Jung Shin.

    "Aku pikir tidak akan jadi masalah jika aku pergi kesana."

    Perkataan Jungkook yang pada akhirnya membuyarkan lamunan nya. "Mohon tunggu sampai para Kasim kembali."

    "Aku tahu, aku tak ingin menyusahkan mu lagi. Oleh sebab itu aku akan menunggu."Jungkook menarik sudut bibirnya dengan berat, memperhatikan wajah sang Rubah yang semakin dingin dan tak tersentuh.

    Entah apa yang baru saja ia alami, yang jelas Jungkook merasa bahwa Changkyun sedikit berbeda sejak kembali dari Gwansanggam.
    Dia kemudian mengarahkan pandangan nya pada langit Joseon yang begitu cerah, menarik sudut bibirnya sedikit lebih lebar. Mencoba benar-benar tersenyum dengan hati yang menggantikan lisan nya untuk mengungkapkan apa yang ingin ia katakan.

    "Tidak apa-apa, tidak masalah seberapa banyak kau berubah. Asal kau berada di samping ku, aku tidak akan meminta apapun lagi. Terimakasih karna sudah kembali padaku, Changkyun-a."



Selesai di tulis : 18.07.2019
Di publikasikan : 23.07.2019

    

    

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top